Mohon tunggu...
Rose putih
Rose putih Mohon Tunggu... Lainnya - pembelajar

Laki-laki yang mencoba menjadi pembelajar dengan terus belajar apa saja dan menulis yang diminati

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Tour VW Safari Borobudur: Dari Gurihnya Rengginang hingga Pesona Radu Alas Tuksongo

16 Maret 2024   07:46 Diperbarui: 27 Maret 2024   01:30 413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Indri Astuti (SMPN 1 bantul) dan Mairina Mislamatul Umaroh (SMPN 2 Pleret) di Rengginang Bu Yatin. foto: dokumen pribadi

Lelaki muda berseragam batik itu memegang dua handphone. Ia memberi aba aba lalu dengan lincah bergerak menyamping merekam emak-emak dan beberapa orang bapak yang menampilkan berbagai gaya di atas Volkswagen (VW) safari warna-warni di depannya.

Suasana riuh, senyum dan celetukan gembira terucap dari bibir-bibir mereka. Seru dan ceria. Itulah momen ketika kami, para penulis buku pendamping dari Bantul mengadakan tour di Borobudur sehabis sarasehan "one team one dream" di Joglo Panglipuran Sabtu, 2 Maret 2024.

Rumah makan bernuansa bangunan Jawa ini cukup dekat (2,6 km) dari Candi Borobudur, hanya membutuhkan waktu sekitar 5 menit untuk menuju candi.

Para guru yang tergabung dalam Forum MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) Lintas Mapel (FMGMP) Kabupaten Bantul ini mencoba menyegarkan pikiran setelah sarasehan di Joglo Panglipuran Borobudur, Magelang, DI Yogyakarta.

Guru-guru dari beberapa SMP dan MTsN 1 di Bantul ini mengajar mata pelajaran yang berbeda-beda. Enam orang mengajar mapel IPA, 6 lainnya mengajar Matematika dan 2 kelompok yang masing masing terdiri dari 6 orang mengajar bahasa Inggis dan bahasa Indonesia.


Guru-guru yang tergabung dalam FMGMP mencoba meneguhkan sikap sebagai satu kesatuan team penulis dalam menyatukan mimpi. Mimpi itu berupa penyediaan bahan ajar yang dapat membantu memudahkan guru-guru 4 mapel tersebut dalam mengajarkan materi pelajaran yang diampunya.

Bersamaan dengan acara sarasehan itu juga diadakan perpisahan dengan kepala Dikpora Kabupaten Bantul, Drs. Isdarmoko, M.Pd., M.M.Par. yang mulai bulan Februari 2024 tidak lagi menjabat kepala dinas.

Lelaki yang pernah menjabat sebagai kepala SMA N 2 dan SMA N 1 Bantul ini ditugaskan menjadi Inspektur Daerah Kabupaten Bantul. Sementara itu jabatan Kepala Dikpora digantikan oleh Nugroho Eko Setyanto, S.Sos., M.M.

Lepas tengah hari rombongan kami siap-siap di halaman menuju 12 buah mobil VW safari yang telah dipesan sebelumnya untuk melakukan tour. Tour dimulai dari halaman depan Joglo Panglipuran yang terletak di di Jalan Syailendra Raya, Dusun 1, Wanurejo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Setelah menikmati nasi sayur dan tum garang asem serta camilan tradisional kami salat di musala di samping barat lalu berkumpul berkelompok 3 orang memilih jeep VW yang memiliki 4 pintu ini. Dua belas VW sudah berjajar rapi.

Setelah semuanya naik, seperti biasa emak-emak begitu riuh tatkala tour leader mengambil gambar dan video. Mereka yang memandu dengan seragam khas masih muda-muda dan cukup ramah dalam melayani serta memberikan penjelasan tentang tour yang akan kami jalani.

Menurut info tour leader ada 3 destinasi sekitar candi Borobudur yang akan kami kunjungi dan setidaknya memerlukan waktu sekitar 3 jam. Destinasi pertama UMKM Rengginang, dilanjutkan ke Lapangan Randu Alas Tuk Songo dan terakhir penangkaran Ashfa Madu Borobudur.

Kami mengambil medium trip yang mengunjungi 3 destinasi wisata. Di Borobudur sendiri ada sekitar 5 jenis tour dari yang berdurasi 1 jam dengan 1 destinasi wisata sampai 8 jam.

Dari short trip, medium trip, long trip, one day trip hingga sunrise trip. Dari yang berbiaya sekitar 150k per VW hingga sekitar satu jutaan. Desinasi wisata pun beragam dari Industri rengginang, Madu, Industri Gerabah, Bukit Menoreh, Bentangan Sawah, Wisata by Svarga Bumi, Sunrise Punthuk Setumbu, dan Sunrise Enam Langit by Plataran.

Setelah semua peserta memakai caping, maklum waktu itu baru tengah hari, walau agak mendung cuaca cukup panas, tur pun dimulai dengan tujuan pertama industri UMKM Rengginang Bu Yatin.

(dokumen pribadi)
(dokumen pribadi)

Rengginang Bu Yatin

Dari Joglo Panglipuran rombongan Volkswagen clasik legendaris yang diproduksi sejak tahun 1938 di Jerman ini menuju jalan Syailendra Raya lalu memasuki jalan kecil perkampungan.

Sepanjang jalan hanya kehijauan dan tanaman yang terlihat di kanan kiri jalan. Benar-benar suasana desa yang masih asri dan menyehatkan. Perjalanan yang berbelok-belok melewati jalanan kampung dan persawahan begitu menyenangkan.

Kunjungan pertama adalah industri makanan rengginang Bu Yatin yang berada di Dusun Tingal Wetan, RT 5 RW 2, Desa Wanurejo, Kecamatan Borobudur. Rombongan kami tiba di tempat ini sekitar pukul 13.30 WIB, Belum ada rombongan lain ketika jeep VW yang kami tumpangi tiba di sini.

Di pusat pembuatan oleh-oleh Rengginang Bu Yatin ini selain belanja oleh-oleh rengginang dan berbagai jenis keripik, kami diperbolehkan untuk mencoba pembuatan rengginang.

Camilan ringan ini terbuat dari ketan yang dikukus, lalu dipepel (dipadatkan dalam cetakan, berbentuk bulat), dijemur sampai kering kemudian digoreng.

Proses pembuatannya berawal dari beras ketan yang direndam (2 - 3 jam). Lalu dikukus sekitar 30 menit sampai tanak dan ditambahkan bumbu. Ada bumbu gurih dan ada bumbu yang manis.

Setelah itu ketan dikukus kembali selama 10 menit untuk kedua kalinya. Langkah berikutnya ketan hasil kukusan dicetak sampai berbentuk bulat dan gepeng.

Sebelum digoreng ketan ini dijemur sampai kering. Proses ini bertujuan sebagai pengawet alami. Proses penjemuran membutuhkan waktu 2 hari apabila cuaca cerah dan 4 hari bila cuaca kurang baik.Nah, proses yang terakhir goreng rengginang setelah kering.

Tempat industri ini cukup luas di bagian awal setelah pintu masuk peserta disuguhi meja demo pembuatan rengginang dengan beberapa bulatan ketan yang sudah dikukus. 

Maririn dan Indri Astuti, guru Bahasa Indonesia segera menyerbu ke sana dan praktik membentuk rengginang dari ketan yang telah dikukus itu. Ada seorang ibu yang memandu dan menjelaskan proses pembuatan camilan itu. 

Kelompok lainnya ada yang menuju ruang display/pameran rengginang. Ada dua tempat display yaitu tempat pajangan dan penjualan rengginang di sebelah barat. Sementara yang satunya di sebelah timur sebagai tempat pajangan yang dilengkapi beberapa meja kursi untuk menikmati minuman dan mencicipi rengginang yang disajikan.

Ada juga beberapa spot foto di tempat ini dengan nuansa meja makan tradisional lengkap dengan seperangkat cangkir dan teko, serta sebuah sepeda tua dan caping petani di sampingnya.

Joko dan guru-guru mapel Bahasa Inggris menikmati spot foto ini sedangkan Atin dan guru Bahasa Indonesia lainnya duduk santai menikmati minuman dan rengginang yang dijadikan makanan tester.

Di sisi lain bapak-bapak mengamati proses penggorengan rengginang di dapur sebelah utara tempat ini. Penggorengan masih menggunakan tungku tradisional dan bahan bakar kayu kering. Beberapa orang mengambil foto atau merekam kegiatan di tempat ini sekadar untuk dokumentasi. 

Sementara itu, Kepala Bidang SMP Dikpora Kabupaten Bantul, Retno Yuli Astuti, M.Pd., M.M yang ikut serta dalam kegiatan itu duduk santai berbicang-bincang dengan pengelola CV media Prestasi, Agung Nugroho yang mensponsori kegiatan ini. Setelah dirasa cukup mengunjungi tempat ini rombongan kami kemudian menuju Desa Tuksongo.

Perjalanan menuju Tuksongo (dokumentasi pribadi)
Perjalanan menuju Tuksongo (dokumentasi pribadi)

Lapangan Randu Alas Tuksongo (dokumentasi pribadi)
Lapangan Randu Alas Tuksongo (dokumentasi pribadi)

Lapangan Radu Alas Tuksongo

Desa Tuksongo berada sejauh 2 km ke arah selatan kawasan Candi Borobudur. Perjalanan menuju desa ini melewati perkampungan yang asri dan persawahan yang menyuguhkan pemadangan yang aduhai. Beberapa sopir VW berhenti untuk melayani emak-emak yang pingin ber-selfie ria.

Desa Tuksongo sendiri berada di Pegunungan Menoreh. Diihuni oleh 3.960 jiwa. Kampung ini sangat asri dan masih alami. Nama Tuksongo kabarnya diambil dari nama samaran Kyai Ahmad Abdulssalam (murid Pangeran Diponegoro) dari Keraton Surakarta.

Rusmantara (MTsN 1 Bantul), Harjono (SMP Banguntapan), Zukhanah (SMP 5 Banguntapan) Widiati (SMPN 1 Imogiri), Titik, Mairina , Indri Astuti
Rusmantara (MTsN 1 Bantul), Harjono (SMP Banguntapan), Zukhanah (SMP 5 Banguntapan) Widiati (SMPN 1 Imogiri), Titik, Mairina , Indri Astuti

Ada beberapa destinasi wisata di desa Tuksono ini seperti Balkondes Tuksongo, Gardu Pandang Watu Adeg, Situs Dipan, dan Spot Selfie Tuksongo 2 dengan pemandangan 4 gunung (Menoreh, Merbabu, Merapi, dan Sumbing).

Spot selfie Tuksongo itulah tempat tujuan kami. Spot selfie satu ini menyuguhkan indahnya pemandangan Pegunungan Menoreh, lengkap dengan pepohonan hijau seperti pohon randu hingga cemara yang berjajar rapi.

Randu Alas inilah yang dijadikan ikon Desa Tuksongo. Pohon yang merupakan satu batang kayu yang sangat melegenda, Umur Randu Alas konon dikabarkan sekitar 400 tahun.

Sekitar pukul 14.30 WIB rombangan VW kami sampai di Lapangan Randu Alas ini. Satu persatu mobil VW clasic yang diperkirakan seharga 130-170 juta rupiah ini berjajar rapi dengan latar belakang pegunungan Menoreh.

Para sopir VW mulai memberi aba-aba untuk berfoto bersama di atas mobil dengan caping mereka. Sesudah itu berfoto dan melakukan perekaman di depan mobil masing masing sambil meneriakkan yel-yel yang sudah dipersiapkan. Keseruan emak-emak meledak kembali. Kemudian beberapa kelompok riuh berfoto dengan berbagai gaya.

emak-emak asyik belanja madu kaliandra (dokumen pribadi)
emak-emak asyik belanja madu kaliandra (dokumen pribadi)

Ashfa Madu Borobudur

Di Lapangan Randu Alas Tuksongo rintik-rintik hujan mulai turun. Mobil VW yang tadinya terbuka lalu dipasang atapnya. Perjalanan dilanjutkan ke Ashfa Madu Borobudur.

Sekitar pukul 14.30 WIB, rombongan sampai tempat penangkaran lebah madu ini. Lokasinya berada di Dusun V, Desa Tanjungsari, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang.

Menurut Pengelola Lebah Ashfa Madu Borobudur, Qozin Purnama, lebah yang dikembangbiakkan  disini adalah jenis lebah hutan atau biasa disebut lebah Apis Cerana.

Apis Cerana dikenal sebagai lebah madu timur atau lebah madu Asia. Lebah ini merupakan spesies lebah madu asli dari Asia Selatan, Tenggara dan Timur. Lebah ini ditangkar penduduk di kawasan Pegunungan Menoreh karena pegunungan itu banyak ditumbuhi tanaman Kaliandra (Calliandra). Tumbuhan ini termasuk tumbuhan berbuah polong. Pohonnya berukuran sedang, dengan bunga tersusun majemuk.

Selain madu kaliandra beberapa jenis madu juga dijual di Ashfa Madu, seperti madu+bee polen, madu bunga kopi, dan madu hitam. Kelebihan madu kaliandra berdasarkan uji laboratorium, memiliki nilai enzimnya lebih tinggi. Uniknya madu ini mudah mengkristal, berbeda dengan jenis madu lain.

Ashfa Madu Borobudur memiliki halaman parkir cukup luas yang mampu menampung puluhan mobil VW. Dalam cuaca gerimis kami bisa mengamati sarang madu dan cara penangkarannya.

Di tempat ini pengelola menjelaskan dengan rinci aneka jenis lebah penghasil madu, bagaimana cara panen madu bahkan packaging serta perawatan lebah supaya bisa terus memproduksi madu. Selain diedukasi, kami serombongan juga mendapatkan kesempatan mencicipi madu gratis langsung dari tempat penangkarannya.

Tempat penangkaran ini ternyata memproduksi madu dengan berbagai kemasan. Madu dengan kemasan 250 ml jenis original dipatok dengan harga Rp 110.000,00 dan yang memakai bipolen seharga Rp 150.000,00. Cukup lengkap fasilitas yang disediakan di tempat ini, mulai dari meja kursi tempat santai, toilet dan beberapa spot foto yang instagramable .

Beberapa guru sangat antusias menanyakan berbagai hal tentang madu di Ashfa Madu ini. Terutama terkait dengan jenis yang diproduksi, manfaat bagi kesehatan hingga harga per kemasan. Tak sedikit yang akhirnya membeli sebagai oleh-oleh buat keluarganya.

Ashfa Madu inilah tempat kunjungan kami yang terakhir. Rombongan VW warna-warni itu pun kembali menuju Joglo Panglipuran tempat bus yang kami tumpangi diparkir disana.

Sampai di halaman bangunan tradisional jaw aitu, kami serombongan segera mamasuki bus untuk melanjutkan perjalanan ke Yogyakarta. Perjalanan pulang menuju SMP N 1 Sewon Bantul sebagai titik keberangkatan dan kepulangan. (jae)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun