Mohon tunggu...
Ropiyadi ALBA
Ropiyadi ALBA Mohon Tunggu... Guru - Tenaga Pendidik di SMA Putra Bangsa Depok-Jawa Barat dan Mahasiswa Pasca Sarjana Pendidikan MIPA Universitas Indra Prasta Jakarta

Menjadi Pembelajar Sepanjang Hayat, membaca dan menulis untuk pengembangan potensi diri dan kebaikan ummat manusia.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Fragmentasi Sejarah Awal Perjuangan Nabi Muhammad SAW

23 Desember 2020   15:10 Diperbarui: 23 Desember 2020   17:05 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. [Q.S (96): 1-5]

Turunnya Surat Al 'Alaq ayat 1-5 ini menjadi awal momentum diangkatnya Muhammad bin Abdullah Al Amin sebagai Nabi dan Rasul utusan Allah kepada seluruh manusia. Misi awal yang dibawa beliau adalah untuk mengajak kepada manusia untuk mengenal kembali siapa dirinya dan siapa Tuhannya.

Melalui ayat ini, dapat kita pahami bahwa awal dari sebuah pemahaman adalah adanya kemauan dari kita untuk dapat membaca, baik membaca sesuatu yang tertulis maupun yang tidak tertulis berupa tanda-tanda kebesaran-Nya yang terpampang lebar di alam semesta jagad raya. Dengan kemampuan "membaca" yang benar kita akan mengetahui eksistensi Tuhan yang sebenarnya. Bahwa segala sesuatu yang ada dan tercipta, pasti ada yang menciptakannya. Sesuatu yang tercipta atau dicipta itu kemudian kita sebut "makhluk" dan yang mencipta adalah Kholiq. Dengan kemampuan "membaca" yang benar, kita juga akan sampai pada sebuah kesimpulan bahwa keberadaan dan eksistensi seluruh makhluk yang ada di alam semesta ini sebagai bukti perwujudan keberadaan zat Wajibul Wujud yang kita sebut sebagai Tuhan (Rabb). Sifat Rububiyah Allah Subhanahu wa ta'ala yang telah menciptakan dan mengatur seluruh alam semesta, termasuk mengajarkan manusia mengenai hal-hal yang ia tidak ketahui, merupakan dasar bagi manusia untuk melakukan setiap perubahan.

Berbekal pemahaman surat Al Alaq ayat 1-5 inilah yang membuat Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam memiliki keyakinan untuk mengubah keadaan masyarakat Mekkah kala itu yang telah menyimpang dari nilai-nilai dasar moral yang telah diajarkan oleh Nabi Ibrahim as untuk kembali ke jalan yang lurus.

Memang pada awalnya beliau merasa bingung untuk memulai darimana perubahan tersebut. Namun, setelah turunnya wahyu kedua yaitu surat Al Mudatsir ayat 1-7, beliau secara mantap memulai langkah pertama misi kenabiannya dengan menyampaikan Risalah Islam ke orang-orang terdekatnya (aqrabin).

"Hai orang yang berkemul (berselimut), bangunlah, lalu berilah peringatan!, dan Tuhanmu agungkanlah!, dan pakaianmu bersihkanlah,dan perbuatan dosa tinggalkanlah, dan janganlah kamu memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak Dan untuk (memenuhi perintah) Tuhanmu, bersabarlah". [Q.S (74) : 1 -7 ]

Orang paling dekat yang pertama kali beliau sampaikan nilai-nilai Risalah Islam adalah istri beliau tercinta, Khadijah Al Kubro radhiallahu anha. Disusul kemudian sepupu beliau, Ali bin Abi Thalib, hamba sahaya beliau, Zaid bin Haritsah, dan sahabat dekat beliau Abu Bakar Ash Shidiq ra.

 Setelah mendapat dukungan dari orang-orang terdekatnya, maka Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi wasallam menyampaikan dakwahnya lebih masif lagi. Sampai pada suatu ketika, beliau mengumpulkan seluruh Bani Hasyim dan Bani Abdul Muthalib di bukit Safa. Di sana beliau menyampaikan misi Islam secara terbuka, setelah mendapatkan perintah dari Allah Subhanahu wa ta'ala Surat Al Hijr ayat 94 :

"Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik". [ QS. Al Hijr (15) : 94]

Dakwah secara terang-terangan di bukit Safa ini tidak berjalan mulus, karena Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam mendapat penolakan keras dari salah satu paman beliau yang bernama Abdul Uzza bin Abdul Mutholib atau lebih dikenal dengan Abu Lahab. Abu lahab menuduh Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam sebagai orang yang jahat yang akan memecah belah persatuan dan kesatuan di antara kaum Quraisy. Bahkan Abu Lahab berniat menangkap dan memenjarakan Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam. Beruntung hal ini dapat dicegah oleh paman beliau yang lain yang bernama Abu Tholib bin Abdul Mutholib  dan bibinya Shafiyyah binti Abdul Mutholib.

Setelah mendapatkan penolakan dan intimidasi dari Abu Lahab, tidak membuat langkah Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam untuk berdakwah menyelamatkan kaum Quraisy dari pemahaman syirik berhenti. Hal ini terus beliau lakukan dengan berpaling dari orang-orang musyrik serta tidak berkumpul bersama mereka di Daarun Nadwah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun