Mohon tunggu...
Ropiyadi ALBA
Ropiyadi ALBA Mohon Tunggu... Guru - Tenaga Pendidik di SMA Putra Bangsa Depok-Jawa Barat dan Mahasiswa Pasca Sarjana Pendidikan MIPA Universitas Indra Prasta Jakarta

Menjadi Pembelajar Sepanjang Hayat, membaca dan menulis untuk pengembangan potensi diri dan kebaikan ummat manusia.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Fragmentasi Sejarah Awal Perjuangan Nabi Muhammad SAW

23 Desember 2020   15:10 Diperbarui: 23 Desember 2020   17:05 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Republika.co.id

Kali ini, kita akan membahas sebuah penggalan atau cuplikan (fragmentasi) sejarah prikehidupan Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam. Sesuai dengan judulnya, maka kita hanya akan membahas esensi atau intisari dari serangkaian perjalanan kehidupan baginda Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam yang dapat kita ambil sebagai ibroh atau pelajaran buat kita selaku ummatnya.

Sebagaimana kita ketahui, bahwa Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam hidup di semenanjung Arabia sebagai nabi dan rasul yang diutus oleh Allah Subhanahu wa ta'ala kepada segenap umat manusia untuk memperkokoh kebenaran agama yang telah dibawa oleh para nabi dan rasul sebelumnya. Kepada manusia, beliau memperingatkan akan tanggung jawab mereka kepada Allah Subhanahu wa ta'ala sebagaimana yang telah disampaikan pula oleh para nabi dan rasul kepada ummatnya masing-masing. Beliau menjelaskan bahwa dirinya adalah rasul terakhir dari serangkaian para nabi yang datang berturut-turut dalam berbagai zaman sebelumnya.

Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam merupakan prototype manusia paripurna (insan kamil), menjadi teladan yang baik bagi seluruh manusia, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa ta'ala dalam Al Qur'an Surat Al ahzab (33) ayat 21 :

"Sungguh telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.(Q.S 33 :21)

Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam sebagai penutup para nabi dan rasul , diutus oleh Allah Subhanahu wa ta'ala untuk melanjutkan dan menyempurnakan estapeta kepemimpinan dan perjuangan para nabi dan rasul sebelumnya dari Nabi Adam as sampai Nabi Isa as, termasuk Nabi Ibrahim as (Abul Anbiya dan Kholilullah).

Mengenai Nabi Ibrahim as, Allah Subhanahu wa ta'ala menerangkannya di dalam Al Qur'an Surat Al Mumtahanah (60) ayat 4 yang artinya:

"Sungguh telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia; ketika mereka berkata kepada kaum mereka: "Sesungguhnya kami berlepas diri daripada kamu dari daripada apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran)mu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja. Kecuali perkataan Ibrahim kepada bapaknya: "Sesungguhnya aku akan memohonkan ampunan bagi kamu dan aku tiada dapat menolak sesuatupun dari kamu (siksaan) Allah". (Ibrahim berkata): "Ya Tuhan kami hanya kepada Engkaulah kami bertawakkal dan hanya kepada Engkaulah kami bertaubat dan hanya kepada Engkaulah kami kembali". (Q.S 60 : 4)

Jauh sebelum diangkat sebagai nabi dan rasul, Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasalam sudah dikenal masyarakat Quraisy Mekkah sebagai orang yang amanah, jujur, dan dapat dipercaya, sehingga mendapat gelar Al Amin. Sifat inilah yang menarik hati Khadijah binti Khuwailid yang kemudian berharap dapat menikahinya.

Singkat cerita, akhirnya Khadijah binti Khuwailid menikah dengan Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam. Sebagaimana kita ketahui, Khadijah adalah istri pertama Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam, sebelum itu beliau tidak pernah menikah dengan wanita lain. Pernikahan beliau dengan Khadijah benar-benar beroleh taufik ilahi dan amat bahagia. Segala sesuatu dalam rumah tangga berlangsung dalam suasana setia, harga menghargai dan penuh kejujuran. Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam hidup bersama Khadijah selama 24 tahun, dikarunia beberapa anak, mereka itu adalah Qosim, 'Abdullah, Zainab, Ruqayyah, Ummu Kultsum, dan Fatimah Azzahra.

Setelah Nabi Muhammad menikah dengan Khadijah, bukan berarti ia telah sibuk dengan urusan keluarganya saja dan tak memperdulikan urusan masyarakat sekitarnya. Justru pada fase ini, beliau semakin memiliki kerisauan akan apa yang terjadi di sekitarnya. Hari-harinya dilalui dengan banyak bertafakkur bahkan mengasingkan diri di sebuah tempat yang sunyi, yang berjarak sekitar 6 km dari tempat tinggalnya. Tempat itu bernama gua Hira, yang berada di sebuah puncak bukit batu yang bernama Jabal Nur (Gunung Cahaya).

Setelah beberapa lama berdiam diri (tahannuts) di gua Hira,  akhirnya pada suatu malam yang mulia, Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam kedatangan malaikat Jibril as. Malaikat Jibril as menyampaikan firman Allah Subhanahu wa ta'ala Surat Al 'Alaq ayat 1-5 yang berbunyi :

"Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. [Q.S (96): 1-5]

Turunnya Surat Al 'Alaq ayat 1-5 ini menjadi awal momentum diangkatnya Muhammad bin Abdullah Al Amin sebagai Nabi dan Rasul utusan Allah kepada seluruh manusia. Misi awal yang dibawa beliau adalah untuk mengajak kepada manusia untuk mengenal kembali siapa dirinya dan siapa Tuhannya.

Melalui ayat ini, dapat kita pahami bahwa awal dari sebuah pemahaman adalah adanya kemauan dari kita untuk dapat membaca, baik membaca sesuatu yang tertulis maupun yang tidak tertulis berupa tanda-tanda kebesaran-Nya yang terpampang lebar di alam semesta jagad raya. Dengan kemampuan "membaca" yang benar kita akan mengetahui eksistensi Tuhan yang sebenarnya. Bahwa segala sesuatu yang ada dan tercipta, pasti ada yang menciptakannya. Sesuatu yang tercipta atau dicipta itu kemudian kita sebut "makhluk" dan yang mencipta adalah Kholiq. Dengan kemampuan "membaca" yang benar, kita juga akan sampai pada sebuah kesimpulan bahwa keberadaan dan eksistensi seluruh makhluk yang ada di alam semesta ini sebagai bukti perwujudan keberadaan zat Wajibul Wujud yang kita sebut sebagai Tuhan (Rabb). Sifat Rububiyah Allah Subhanahu wa ta'ala yang telah menciptakan dan mengatur seluruh alam semesta, termasuk mengajarkan manusia mengenai hal-hal yang ia tidak ketahui, merupakan dasar bagi manusia untuk melakukan setiap perubahan.

Berbekal pemahaman surat Al Alaq ayat 1-5 inilah yang membuat Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam memiliki keyakinan untuk mengubah keadaan masyarakat Mekkah kala itu yang telah menyimpang dari nilai-nilai dasar moral yang telah diajarkan oleh Nabi Ibrahim as untuk kembali ke jalan yang lurus.

Memang pada awalnya beliau merasa bingung untuk memulai darimana perubahan tersebut. Namun, setelah turunnya wahyu kedua yaitu surat Al Mudatsir ayat 1-7, beliau secara mantap memulai langkah pertama misi kenabiannya dengan menyampaikan Risalah Islam ke orang-orang terdekatnya (aqrabin).

"Hai orang yang berkemul (berselimut), bangunlah, lalu berilah peringatan!, dan Tuhanmu agungkanlah!, dan pakaianmu bersihkanlah,dan perbuatan dosa tinggalkanlah, dan janganlah kamu memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak Dan untuk (memenuhi perintah) Tuhanmu, bersabarlah". [Q.S (74) : 1 -7 ]

Orang paling dekat yang pertama kali beliau sampaikan nilai-nilai Risalah Islam adalah istri beliau tercinta, Khadijah Al Kubro radhiallahu anha. Disusul kemudian sepupu beliau, Ali bin Abi Thalib, hamba sahaya beliau, Zaid bin Haritsah, dan sahabat dekat beliau Abu Bakar Ash Shidiq ra.

 Setelah mendapat dukungan dari orang-orang terdekatnya, maka Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi wasallam menyampaikan dakwahnya lebih masif lagi. Sampai pada suatu ketika, beliau mengumpulkan seluruh Bani Hasyim dan Bani Abdul Muthalib di bukit Safa. Di sana beliau menyampaikan misi Islam secara terbuka, setelah mendapatkan perintah dari Allah Subhanahu wa ta'ala Surat Al Hijr ayat 94 :

"Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik". [ QS. Al Hijr (15) : 94]

Dakwah secara terang-terangan di bukit Safa ini tidak berjalan mulus, karena Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam mendapat penolakan keras dari salah satu paman beliau yang bernama Abdul Uzza bin Abdul Mutholib atau lebih dikenal dengan Abu Lahab. Abu lahab menuduh Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam sebagai orang yang jahat yang akan memecah belah persatuan dan kesatuan di antara kaum Quraisy. Bahkan Abu Lahab berniat menangkap dan memenjarakan Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam. Beruntung hal ini dapat dicegah oleh paman beliau yang lain yang bernama Abu Tholib bin Abdul Mutholib  dan bibinya Shafiyyah binti Abdul Mutholib.

Setelah mendapatkan penolakan dan intimidasi dari Abu Lahab, tidak membuat langkah Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam untuk berdakwah menyelamatkan kaum Quraisy dari pemahaman syirik berhenti. Hal ini terus beliau lakukan dengan berpaling dari orang-orang musyrik serta tidak berkumpul bersama mereka di Daarun Nadwah.

Para ahli sejarah berpandapat, bahwa penolakan tokoh-tokoh Quraisy untuk menerima seruan Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam untuk mentauhidkan Allah Subhanahu wa ta'ala, bukan karena disebabkan oleh tidak jelasnya prinsip-prinsip ketuhanan yang disampaikan beliau. Namun, lebih disebabkan oleh adanya kekhawatiran dari para tokoh tersebut, apabila prinsip-prinsip Islam yang membawa kemurnian dalam beribadah hanya kepada Allah dan nilai-nilai kesetaraan derajat antar manusia, akan membuat kedudukan dan status sosial mereka terganggu. Abu Lahab, Abu Jahal dan para tokoh Quraisy lainnya sangat memahami nilai-nilai moral yang terkandung di dalam Al Qur'an, tetapi hawa nafsu dan kekuasaan telah menutup pintu hidayah Allah atas mereka.

Perjuangan awal Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam di kota mekkah penuh dengan hambatan, tantangan, bahkan ancaman. Namun, semua itu beliau lalui dengan kesabaran yang membaja. Sehingga sangat wajar, apabila Allah Subhanahu wata'ala menggolongkan beliau sebagai salah satu Rasul ulul 'azmi, di samping Nabi Nuh as, Nabi Ibrahim as, Nabi Musa as, dan Nabi Isa as.

"Maka bersabarlah engkau (Muhammad) sebagaimana kesabaran rasul-rasul yang memiliki keteguhan hati, dan janganlah engkau meminta disegerakan (azab) bagi mereka. Pada hari mereka melihat azab yang diancamkan kepada mereka (merasa) seolah-olah tidak tinggal (di dunia) melainkan sesaat pada siang hari. Tugasmu hanya menyampaikan, maka tidak ada yang dibinasakan melainkan kaum yang fasik".(Q.S 46 : 35)

Kesabaran dan keteguhan beliau dalam menyampaikan Risalah Islamiyah, hendaknya menjadi uswah buat kita selaku ummatnya. Sebagai insan yang merindukan syafaat beliau, seyogyanya kita dapat menapaktilasi langkah -- langkah perjuangan beliau dalam mengemban misi Islam. Kita harus menyadari, sebaik apapun kita dihadapan manusia, sudah menjadi sunnatulah ketika kita menyampaikan nilai-nilai Islam akan muncul dua golongan manusia, yang menerima dan yang menolak bahkan memusuhinya. Inilah yang terjadi pada diri Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam. Meskipun beliau sejak lama dikenal masyarakat sebagai Al Amin (orang yang terpercaya), tetap saja tokoh-tokoh kafir Quraisy menuduh beliau sebagai pendusta, penyebar berita bohong dan dongeng belaka.

Inilah sedikit penggalan Sejarah Awal Perjuangan Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam, mudah-mudahan dapat menjadi pencerahan buat kita semua. Semoga Allah Subhanahu wata'ala terus memberi bimbingannya kepada kita semua, sehingga kita tetap berada di jalan yang lurus walaupun fitnah zaman terus mengintai. Aamiin ya robbal 'alamiin.***

Referensi :

Al Husaini, Al Hamid.1995. Riwayat Kehidupan Nabi Besar Muhammad S.A.W. Bandung :Pustaka Hidayah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun