Mohon tunggu...
Ronald SumualPasir
Ronald SumualPasir Mohon Tunggu... Penulis dan Peniti Jalan Kehidupan. Menulis tidak untuk mencari popularitas dan financial gain tapi menulis untuk menyuarakan keadilan dan kebenaran karena diam adalah pengkhianatan terhadap kemanusiaan.

Graduated from Boston University. Tall and brown skin. Love fishing, travelling and adventures.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Kematian: Apakah Bisa Ditiadakan?

27 Agustus 2025   20:55 Diperbarui: 27 Agustus 2025   20:55 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Ada pula pendekatan ekstrem: cryonics. Perusahaan seperti Alcor Life Extension Foundation menawarkan layanan membekukan tubuh (atau hanya otak) setelah kematian klinis, dengan harapan suatu saat teknologi bisa menghidupkan kembali.

Meski terdengar seperti cerita fiksi, puluhan orang sudah memilih cara ini. Namun, sampai saat ini belum ada bukti bahwa sel atau jaringan otak yang dibekukan bisa dihidupkan kembali tanpa kerusakan fatal.

Tantangan Ilmiah dan Etika

Meski terdengar menakjubkan, klaim "menghapus kematian" masih menghadapi tantangan besar:
1.Ilmiah: Banyak teknologi di atas masih dalam tahap eksperimental. Mind uploading, misalnya, bahkan belum terbukti secara prinsip apakah kesadaran bisa ditransfer.
2.Etika: Apakah manusia berhak "menantang" kematian? Bagaimana agama dan budaya merespons?
3.Sosial-ekonomi: Jika teknologi keabadian ada, siapa yang bisa mengaksesnya? Hanya kalangan superkaya? Apakah akan memperdalam ketimpangan sosial?
4.Ekologis: Dunia yang sudah penuh sesak manusia, bagaimana jika usia diperpanjang tanpa batas?

Antara Harapan dan Ilusi

Para pendukung optimistis mengatakan: jika Anda bisa bertahan hidup hingga 2050, Anda mungkin bisa "menghindari" kematian dengan teknologi regeneratif dan digital.

Namun para skeptis mengingatkan: meski sains berkembang pesat, hukum biologi dan batasan kesadaran tidak mudah ditembus. Keabadian mungkin tetap menjadi ilusi, meskipun usia sehat manusia bisa dipanjangkan hingga 120--150 tahun.

Refleksi: Apakah Keabadian Benar-Benar Tujuan Kita?

Pertanyaan terbesar justru bukan teknologinya, melainkan maknanya.

Apakah manusia memang harus mengejar hidup abadi? Atau sebenarnya yang lebih penting adalah memastikan hidup yang singkat ini dijalani dengan bermakna?

Sejarah menunjukkan, banyak orang yang hidup lama tetapi kehilangan arah, sementara ada tokoh-tokoh yang hidup singkat namun meninggalkan jejak abadi dalam kemanusiaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun