Mohon tunggu...
Ronald SumualPasir
Ronald SumualPasir Mohon Tunggu... Penulis dan Peniti Jalan Kehidupan. Menulis tidak untuk mencari popularitas dan financial gain tapi menulis untuk menyuarakan keadilan dan kebenaran karena diam adalah pengkhianatan terhadap kemanusiaan.

Graduated from Boston University. Tall and brown skin. Love fishing, travelling and adventures.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Kematian: Apakah Bisa Ditiadakan?

27 Agustus 2025   20:55 Diperbarui: 27 Agustus 2025   20:55 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Apakah Kematian Bisa Ditiadakan? Antara Fantasi Keabadian dan Realitas Teknologi

Sejak zaman kuno, manusia selalu memimpikan keabadian. Kisah-kisah epik Yunani, mitos pencarian "air kehidupan", hingga legenda tentang Kaisar Tiongkok yang mencari ramuan abadi, semuanya berakar pada satu hasrat purba: menolak kematian. Namun, yang dahulu hanya berupa dongeng, kini mulai disentuh oleh sains modern.

Para futuris dan ilmuwan berani menyatakan bahwa dalam kurun 40 hingga 100 tahun mendatang, kematian mungkin tidak lagi menjadi kepastian. Klaim yang terdengar seperti fiksi ilmiah ini didasarkan pada kemajuan bioteknologi, kecerdasan buatan, rekayasa genetika, dan antarmuka otak-komputer.

Pertanyaannya: apakah benar manusia bisa menghapus kematian, atau ini hanyalah mimpi yang terlalu jauh?

Android Bodies -- Hidup di Luar Biologi

Bayangkan kesadaran Anda tidak lagi terikat pada tubuh biologis yang rapuh. Ide ini, yang sering muncul dalam film fiksi ilmiah, ternyata sedang diteliti serius.

Ilmuwan seperti Dr. Theodore Berger (University of Southern California) mengembangkan prostetik saraf yang meniru fungsi memori. Sementara itu, riset Miguel Nicolelis (Duke University) berhasil membuat pasien lumpuh menggerakkan eksoskeleton hanya dengan sinyal otak.

Futuris Dr. Ian Pearson bahkan memprediksi bahwa pada pertengahan abad ini, pikiran manusia dapat "diunggah" ke platform digital untuk kemudian mengendalikan tubuh android. Perusahaan seperti Hanson Robotics, yang menciptakan robot humanoid Sophia, menjadi fondasi awal dari mimpi itu.

Namun, pertanyaan fundamental muncul: jika kesadaran bisa dipindahkan ke android, apakah itu masih "Anda" atau hanya salinan digital tanpa jiwa?

3D-Printed Organs -- Membangun Tubuh dari Nol

Salah satu hambatan terbesar dalam memperpanjang usia adalah kerusakan organ vital. Namun, bioprinting membuka jalan baru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun