Mohon tunggu...
Romel Tea
Romel Tea Mohon Tunggu... Freelancer - Blogger. Tinggal di Bandung

Blogger. Tinggal di Bandung. Please visit: www.romeltea.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Dosen, Mahasiswa, dan Blog

12 April 2013   23:24 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:17 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Banyak (atau kebanyakan?) dosen tidak punya blog. Alasannya "sederhana": tidak sempat! Kalaupun sudah punya, jarang update. Alasannya juga "sederhana": tidak sempat!

Wow! Sibuk sekali bakap dan ibu dosen ini. Mungkin terlalu sibuk mendalami bahan ajar atau materi kuliah yang akan disampaikannya di kelas.

Banyak (atau kebanyakan?) mahasiswa juga tidak punya blog. Alasannya "sederhana": tidak punya laptop! Kalaupun sudah punya, jarang update. Alasannya juga "sederhana": tidak punya laptop!

Wow! Serba tidak punya mahasiswa kita ini. Oh, mungkin alokasi dananya habis untuk bayar SPP, bayar kos, keperluan sehari-hari, dan beli buku.

Blog memang bukan segalanya, tapi segalanya bisa terjadi dengan blog. Bapak dan ibu dosen bisa berbagi (share) ilmu dengan publik lewat blognya. Mereka juga bisa memberikan tugas, materi kuliah, dan "unjuk kemampuan menulis" (baca: memberi teladan budaya menulis) kepada para mahasiswanya.

Haruskah dosen punya blog?


Tidak ada ketentuan perundang-undangan yang mengharuskan dosen punya blog. Blogging tidak masuk dalam syarat menjadi dosen atau syarat sertifikasi dosen. Jadi, mengapa harus punya blog?

Ya, sudah, kalau memang dosen tidak harus punya blog, maka mari kita abaikan fakta berikut ini:


  1. Blog memudahkan pemberian tugas dan materi kuliah.
  2. Blogging = Menulis. Dosen ngeblog memberi teladan sekaligus membangun budaya menulis.
  3. Blog dosen bisa menunjukkan kompetensi bidang keilmuannya kepada mahasiswa dan publik.
  4. Blog membuka ruang ruang komunikasi interaktif sehingga komunikasi dosen-mahasiswa tidak hanya terjadi di kelas.
  5. Lanjutan nomor 5, blog pun otomatis meningkatkan waktu “tatap muka” dosen dan mahasiswa, apalagi bagi dosen yang "jarang masuk".
  6. Blog menjadi "personal branding" yang bisa turut mengangkat citra atau nama baik kampusnya.


Sekali lagi, kalau memang bapak dan ibu dosen "tidak punya waktu" untuk nge-blog, mari kita abaikan manfaat, faidah, dan fadilah blog tersebut. Toh tidak melanggar aturan. Toh tidak termasuk syarat jadi dosen dan tidak masuk syarat sertifikasi dosen. Lebih penting lagi, toh tidak mengganggu stabilitas nasional dan tidak merusak keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Merdeka! ^_^

Haruskah mahasiswa punya blog?


Tidak punya blog bukan syarat jadi mahasiswa, jadi buat apa blog? Toh kuliah tetap berjalan tanpa blog. Kecuali, sekali lagi, kecuali jika dosen mengharuskan tugas kuliah dimuat di blog masing-masing. Mau tiak mau, suka tidak suka, sempat tidak sempat, mahasiswa terpaksa nge-blog. Minimal sekali itu saja, publish tugas yang diberikan.

Satu kecuali lagi! Untuk mahasiswa yang mengikuti perkuliahan Jurnalistik Online, wajib hukumnya punya blog. Jika tidak, tidak lulus! Ini keputusan yang tidak bisa diganggu-gugat. Saya tidak usah memberi alasan atau argumentasi, mengapa mahasiswa kelas Jurnalistik Online harus punya blog.

Jika mahasiswa merasa tidak perlu nge-blog, mari kita abaikan data berikut ini:


  1. Blog melatih keterampilan menulis (writing skill), sebuah keterampilan yang wajib dimiliki wartawan dan praktisi humas.
  2. Blog merangsang kreativitas berpikir, kemampuan riset, dan membuka ruang diskusi dengan sesama mahasiswa di seluruh dunia.
  3. Blog bisa menjadi "gudang" penyimpanan ilmu yang didapatkan di kelas.
  4. Blog bisa menjadi "personal branding" dan "soft marketing" sehingga "mudah cari kerja".
  5. Blog means business! Blog masa kini juga berarti bisnis, usaha berbasis internet, sehingga membuka peluang wirausaha online.
  6. Blog membangun jaringan dan pertemanan (networking and friendship) sehingga bisa "mencerahkan masa depan". Ingat, kunci sukses "bertahan hidup" di era sekarang, selain skilladalah jaringan dan pertemanan!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun