Mohon tunggu...
Sri Romdhoni Warta Kuncoro
Sri Romdhoni Warta Kuncoro Mohon Tunggu... Buruh - Pendoa

• Manusia Indonesia. • Penyuka bubur kacang ijo dengan santan kental serta roti bakar isi coklat kacang. • Gemar bersepeda dan naik motor menjelajahi lekuk bumi guna menikmati lukisan Tuhan.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Menikmati Senandung di Haribaan Candi Klero

25 Agustus 2021   09:57 Diperbarui: 25 Agustus 2021   10:07 454
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebagai atap ketiga berupa puncak dengan ratna. Atap merupakan simbol dunia atas atau swargaloka. Dibagian samping dinding teras-letaknya pas dipintu masuk-terdapat tulisan dengan aksara jawa kuno(kawi). Saya tidak tahu apa bunyi pahatan itu.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Sebagai tempat pemujaan, candi Klero didirikan menghadap ke arah matahari terbit(timur), didaerah yang subur,  sebagai sarana ucap syukur pada sang pencipta atas hasil sawah atau ladang yang berlimpah ruah. Ada dugaan, candi Klero dibangun semasa kerajaan Mataram kuno sekitar abad 8-10 masehi. Tapi kebenarannya perlu dibuktikan lagi.

Tangga batu nirmakara(Dokumen pribadi)
Tangga batu nirmakara(Dokumen pribadi)
Secara administratif, situs ini berada di dusun Ngentak lor, desa Klero, kecamatan Tengaran kabupaten Semarang. Penamaan candi Klero dikarenakan letaknya di desa Klero. Hal yang umum serta menjadi kebiasaan. Masyarakat sekitar juga menyebutnya candi Tengaran. 

Struktur bangunannya terdiri dari bagian kaki, tubuh dan atap. Ketika ditemukan kembali pada tahun 1995, kondisinya runtuh. BPCB(Balai Pelestarian Cagar Budaya) berhasil melakukan pemugaran hingga posisinya tegak berdiri. Beberapa sisa bongkahan batu  ditempatkan sedemikian rupa di areal. Ada berbentuk lumpang dan alu didekat pintu masuk.


Gerbang masuk candi Klero(Dokumen pribadi)
Gerbang masuk candi Klero(Dokumen pribadi)
Saya berandai-andai. Bagaimana reaksi pembuatnya jika tahu posisi bangunan pemujaan sekarang tak jauh dari jalan raya Solo-Semarang. Iya, kurang lebih setengah kilometer dari ujung jalan dusun. Ketika dibangun, kondisi tempat tersebut bukan seperti sekarang. Saya duga daerah ini dulunya hutan belantara. 

Desa kecil kemungkinan terletak tidak jauh dari situs dengan dikelilingi ladang bahkan mungkin persawahan. Secara geografis, lokasi ini dilereng Gunung Merbabu. Makanya si gunung akan terlihat dekat dan jelas bila cuaca cerah. Pun jarak dari Patirtaan Cabean Kunti hanya 13 km.

Kondisi jalan arah candi Klero (Dokumen pribadi)
Kondisi jalan arah candi Klero (Dokumen pribadi)
Minimnya informasi menjadikan candi Klero masih diselimuti misteri. Banyak pertanyaan muncul. Kapan dibangun? Oleh siapa? Berapa tahun jadinya? Siapa pencetusnya? Apakah dikerjakan secara gotongroyong atau sewa pekerja?[]

Catatan kecil:

* Ketika menginjakkan kaki disana, pos penjaga terbuka tapi kosong. Ada deretan motor terparkir didepan. Saya berasumsi, apakah empat orang yang duduk santai diareal candi, satu diantaranya petugasnya? Ketika keliling saya berikan salam dalam bentuk anggukan kepala. Dan direspon baik. Berarti dia petugas jaganya.

* Tidak ada tiket masuk(gratis)

* Parkir lumayan luas buat motor

* Bawa bekal sendiri. Terutama air minum. Kalau beli ada warung diujung jalan masuk

* Silahkan dikunjungi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun