Hari itu, Rio dalam perjalanan mengantarkan lukisan ke galeri Steven. Mobilnya tergelincir dan terbalik. Dalam pelukannya, lukisan Doni tetap utuh.
Di rumah sakit, menjelang ajal, Rio meminta Doni dan Selvy datang.
Rio "lukisanmu... terlalu jujur... terlalu dalam... seperti cinta kalian yang tak bisa aku miliki."
Selvy "Maafkan aku... Mas Rio... aku nggak pernah ingin menyakitimu..."
Rio"Rawatlah anak kita. Bangunlah rumah yang dulu kalian impikan. Aku... hanya penumpang. Kalianlah tujuannya."
Ia tersenyum, dan pergi. Dengan damai
Di desa yang dulu menjadi saksi cinta mereka, Doni kini membangun rumah kecil. Di sana, ia tinggal bersama Selvy dan bayi kecil yang kini dipanggilnya anak.
Selvy"Masih mau menerima aku... setelah semua luka ini?"
Doni"Lukanya terlalu dalam untuk dilupakan. Tapi terlalu indah untuk disesali. Kau tetap rumah... walau jalannya berduri."
Mereka tidak menang. Tapi mereka tak kalah. Sebab cinta sejati tak pernah bicara soal waktu, status, atau akhir yang sempurna. Cinta sejati... hanya tahu satu hal:
Bertahan.