Di dalam penjara, Doni melukis. Ia melukis dengan luka, dengan rindu, dengan kenangan. Tak ada surat dari Selvy. Tak ada kunjungan. Hanya dinding dingin dan suara hati yang terus memanggil namanya.
Setahun kemudian, ia bebas. Namun desa sudah berubah. Selvy telah menikah. Dan bayi dalam pelukannya baru berusia sebulan.
Doni mengikuti pameran seni di kota besar. Salah satu lukisannya---seorang lelaki memeluk mawar dalam badai---menarik perhatian kolektor besar, Pak Steven. Ia ingin membeli.
Pak Steven"Lukisan ini... bukan sekadar gambar. Ini rasa."
Doni"Ini... kisah hidup saya. Tapi kalau Anda benar-benar menghargai, saya rela melepasnya."
Tak lama, Pak Steven mengutus seseorang untuk mengambil lukisan itu. Dan yang datang... adalah Rio. Suami Selvy.
Awalnya kaku, tapi pertemuan berulang mencairkan kebekuan.
Rio"Kamu Doni? Seniman desa yang dulu..."
Doni "saya... masa lalunya."
Rio " saya tahu... dia tak pernah benar-benar melupakanmu. Tapi saya mencintainya... meski saya tahu tempat saya hanya di pelataran hatinya."
Doni hanya tersenyum. Mereka mulai bersahabat.