Mohon tunggu...
Choirul Huda
Choirul Huda Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasianer sejak 2010

Pencinta wayang, Juventini, Blogger. @roelly87 (www.roelly87.com)

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Museum Nasional dan Saksi Peninggalan Kejayaan Indonesia

10 Juni 2015   04:10 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:08 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wisata. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Apa saja? Baik itu arca, patung, prasasti, perlengkapan masak, musik, alat tulis, keramik, peta, dan sebagainya. Entah itu yang terbuat dari bahan perunggu, perak, tanah liat, hingga emas! Ya, nyaris seluruh koleksi benda bersejarah yang ada di seluruh penjuru nusantara berada di Museum Nasional yang tersebar di dua tempat. Yaitu, Gedung Lama (atau biasa disebut Gedung A) yang digunakan untuk memamerkan koleksi museum dan ruang penyimpanan koleksi.

Sementara, Gedung B (gedung Arca) yang diresmikan pada 20 Juni 2007 oleh mantan Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono, dimanfaatkan untuk ruang pameran. Mulai dari lantai satu sampai empat seperti saat Festival Hari Museum Internasional. Selain itu, Gedung B juga kerap digunakan untuk kantor pengelola, ruang konferensi, laboratorium, hingga perpustakaan lengkap mengenai khasanah sejarah nusantara.

Menurut Kepala Museum Nasional Intan Mardiana, terdapat sekitar 140 ribu benda di kedua gedung tersebut. Jumlah yang membuat saya kagum sekaligus malu. Sebab, sebagai rakyat Indonesia, justru saya kalah antusias dengan pasangan warga Jerman yang saya temui itu demi mencari tahu peninggalan negara lain.

Padahal, Museum Nasional bagi saya sudah tidak asing lagi. Sebab, saya kerap mengunjunginya nyaris setiap tahun. Terutama jika ada festival sejak 2011 hingga tahun ini (2015). Ya, meski dua tahun lalu museum ini sempat kecolongan akibat hilangnya beberapa barang berharga. Namun, insiden itu tidak mengurangi rasa suka saya untuk kembali lagi, lagi, dan lagi.

Bisa dipahami mengingat Museum Nasional ini sudah dibenahi lebih baik. Mereka (manajemen) telah belajar dari kasus pencurian tersebut dengan memasang pengamanan melalui kamera pengawas (CCTV) terhadap beberapa benda yang dianggap pusaka. Yang menarik, upaya pengamanan di Museum Nasional ini tetap tidak mengganggu kenyamanan pengunjung yang ingin menyaksikan beberapa koleksi dari emas.

Apalagi, demi menyaksikan berbagai peninggalan nenek moyang kita itu, pengunjung tidak harus merogoh kocek banyak. Cukup Rp 5.000 untuk dewasa dan Rp 2.000 (anak-anak). Sementara, waktu buka Museum Nasional sama seperti museum lainnya, dari Selasa hingga Minggu (Senin atau hari libur tutup).

*       *       *

 

*       *       *

 

*       *       *

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun