Mohon tunggu...
ROBERTUS DARVINO KARNO
ROBERTUS DARVINO KARNO Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Lahir pada bulan November, tanggal 15, 1993. Menyukai pemikiran Herakleitos tentang Pantha Rei. Bahwa sesuatu itu mengalir dan dinamis.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Nilai-nilai Filosofis Sawah Lodok dalam Budaya Manggarai

7 April 2022   09:29 Diperbarui: 7 April 2022   09:38 2164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: https://ksmtour.com

Dalam pemahaman modern demokrasi tanpa mengurangi makna etimologis dipahami sebagai kepentingan yang mengutamakan bonum commune-kesejahteraan bersama. 

Dalam konteks inilah pembagian sawah lodok bernilai demokratis (politis) karena sistem ini dimaksudkan untuk mengelola dan menata kehidupan bersama serta mengutamakan kepentingan umum yang dilandasi oleh musyawarah. Sama halnya dengan politik sebagai sebuah sistem pengelolaan masyarakat demi kebaikan bersama-bonum comune. 

Design sawah lodok yang meyerupai jaring laba-laba berbentuk bulatan-lingkaran. Bentuk ini bertolak dari gambaran rumah adat orang-orang Manggarai yang pada dasarnya berbentuk bulat. 

"Melingkar" dalam filosofi orang-orang Manggarai memiliki makna yang sangat dalam. Melingkar erat kaitannya dengan lonto leok(duduk melingkar). Lonto leokmengandung ikatan persatuan yang diungkapkan dengan go'et; "muku ca pu'u neka woleng curup, teu ca ambo heka woleng lako". Go'et ini bermakna kebersamaan, kekeluargaan, kesatuan dalam sebuah komunitas. 

Oleh karena itu sawah lodok yang berbentuk bulat memiliki makna filosofis kebersamaan, solidaritas, demokrasi, musyawarah dan kesatuan. Sikap ini dinyatakan dalam hidup harian orang Manggarai. 

Hanya dengan duduk bersama (lonto leok) orang dapat bermusyawarah dengan penuh santun dan beradab. Hanya dengan lonto leokorang dapat membuat suatu keputusan dan membangun dunia kehidupan yang lebih baik. 

Dengan lonto leok segala persoalan dapat diselesaikan. Lonto leokdengan demikian dipahami sebagai cagar demokrasi orang-orang Manggarai yang pada akhirnya melahirkan keputusan-keuputusan yang dilandasi oleh kebenaran, keadilan dan kedamaian. Pembagian tanah ulayat pada pengertian ini bermakna politik-demokratis.

Menurut Thomas Aquinas Politik pada hakekatnya adalah suatu upaya untuk menciptakan bonum commune. Thomas dalam komentarnya terhadap politik mengatakan bahwa setiap negara dibangun untuk kebaikan. 

Di sinilah tugas pemimpin dan seluruh komponen masyarakat menyatukan semua tujuan yang bersifat umm yang memberikan keadilan sosial kepada segenap warganya. 

Menurut Thomas Aquinas, politik yang bertujuan untuk mewujudkan bonum  commune dan societas (masyarakat) tersusun atas multiplisitas dari individu. Maka bonum commnue harus teraktualisasikan juga dalam mebangun persatuan. 

Hal ini lahir dengan sendirinya sebagai suatu necessary condition terhadap multiplisitas terlebih dalam komunitas masayarakat yang heterogen yang tersusun atas multipluralitas (orang-orang Manggarai yang mendiami suatu kampung terdiri dari banyak suku). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun