Jenis kuliner khas sebuah daerah yang masih lestari dan menjadi bagian yang menyatu dengan kehidupan masyarakat setempat dipastikan telah berproses panjang dalam situasi kehidupan yang kompleks. Sehingga, dalam kondisi apapun, kuliner tersebut akan selalu hadir sebagai bagian pokok dari semuah jamuan makan.Â
Suku Toraja memiliki kuliner khas yang juga masih lestari. Bahkan makanan ini selalu dicari dan dibuat dalam setiap kegiatan. Pa'piong, demikian warga Toraja menamainya. Ini adalah jenis makanan yang dimasak menggunakan ruas batang bambu.Â
Daging, ikan dan beras adalah bahan makanan yang paling umum dibuat pa'piong. Di bagian selatan Toraja yang berbatasan dengan Enrekang, daging kerbau biasa dibuat pa'piong pada acara kedukaan. Warga Kecamatan Gandangbatu Sillanan adalah satu-satunya yang memasak pa'piong dari daging kerbau.Â
Selebihnya, daging babi adalah bahan baku utama pa'piong. Babi dipilih karena dilatarbelakangi oleh warga Toraja yang mayoritas Kristen.Â
Untuk jenis kuliner pa'piong yang halal, daging ayam dan ikan adalah bahan baku utamanya. Piong daging ayam dan ikan mas menduduki peringkat kedua kuliner pa'piong setelah piong babi.Â
Di kesempatan tertentu, khususnya Natal dan pengucapan syukur, pa'piong terbuat dari beras biasa dan beras ketan. Sesekali juga ubi kayu menjadi sajian dari pa'piong.Â
Pa'piong daging kerbau terbuat dari daging kerbau segar dicampur dengan beberapa bumbu, seperti parutan lengkuas, kunyit, pada, cabe, bawang merah, bawang putih, dan sejumlah bumbu rahasia lainnya. Orang Gandangbatu Sillanan, secara historis, membuat piong daging kerbau dengan maksud semua orang yang datang melayat bisa menikmati sajian makanan.Â
Selanjutnya pa'piong babi adalah yang paling populer dan legendaris. Piong ini terbuat dari daging dicampur dengan daun mayana. Jika musim kemarau, daun mayana diganti dengan sayuran dari buah nangka muda. Beberapa kampung di Toraja juga menggunakan daun muda jambu biji yang ditumbuk sebagai campurannya. Selebihnya, ada tambahan cabe biji, batang serai, daun bawang, dll.Â
Nilai historis pa'piong bagi orang Toraja adalah sebagai simbol kekerabatan, penyambung tapi silaturahmi, keakraban, dan ungkapan syukur. Ketika seseorang diberikan sebuah pa'piong atau dalam bahasa Toraja dikenal dengan untarima sanglampa pa'piong pada sebuah acara syukuran, pernikahan dan kedukaan, itu adalah tanda sukacita keluarga dalam rangka memperkuat tali persaudaraan dan kekerabatan.Â
Dalam konteks yang lebih sempit, mendapat pa'piong artinya kita adalah seorang yang dihargai, dihormati dan ditokohkan dalam masyarakat karena jabatan/profesi.Â