"biasanya, setelah itu akan mampir ke kedai sini, menagih tuak wangi simpanan Jaran Keling", sambil terkekeh nalapraja itu melanjutkan ocehannya, "dia sudah lama tidak bermain dadu, cobalah membujuknya untuk malam ini bermain dadu, biar tidak terlampu memikirkan apa kata Majapahit soal Mapatih Nambi yang sedang tidak suka padanya. Biarkan bersantai sejenak, satu dua putaran dadu, cukuplah."
Ki Demang dengan peran drama yang dilakukannya berkata sambil menoleh ke Jaran Keling, "berapa kau punya kepeng emas?"
"Banyak, berapa banyak yang kau perlukan?" sahut Jaran Keling.
"setidaknya cukup untuk mengimbangi Adipati bermain, aku rasa akan menang banyak malam ini." Meledaklah tawa Ki Demang, disusul Jaran Keling juga dua nalapraja yang masih asik karena menang bermain dadu.
Ki Demang semakin memperinci rencananya dalam mendekati dan menyampaikan pesan. Sementara ia memperkirakan waktu tempuh dari serombongan pasukan Majapahit yang semakin dekat memasuki wilayah Kabupaten Tuban, baik rute darat maupun pasukan laut. Selama bermain dadu, Ki Demang sudah menghitung berapa banyak telik sandi yang sengaja berperan pura-pura menjadi tamu kedai dan duduk mendekat di sekitar meja permainan dadu dan menguping perbincangan.
(bersambung)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI