Mohon tunggu...
Robby Kamal Fata
Robby Kamal Fata Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri Semarang

Saya merupakan mahasiswa S1 Ekonomi Pembangunan

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Kebijakan Fiskal dan Kebijakan Moneter Dalam Perekonomian Indonesia Tahun 2019-2024

18 Maret 2024   21:19 Diperbarui: 18 Maret 2024   21:41 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Konsep Defisit Anggaran

Suatu daftar secara terperinci terkait pengeluaran dan penerimaan suatu negara dalam jangka waktu satu tahun. Defisit Anggaran merupakan suatu anggaran yang sudah direncakan supaya menalami defisit dikarenakan pengeluaran pemerintah telah direncanakan supaya lebih besar dibandingkan dengan penerimaan oleh pemerintah (Rahardja & Manurung, 2016) . Pemerintah menstimulasi pertumbuhan ekonomi dengan melakukan anggaran defisit. Anggaran yang dimana mengalami peristiwa pengeluaran lebih besar daripada penerimaan atau pajak disebut defisit anggaran. Selain itu, defisit anggaran merupakan selisih yang terjadi diantara jumlah uang yang dibelanjakan oleh pemerintah dengan penerimaan yang diperoleh dari pajak. Suatu kebijakan perekonomian dimana dibuat pemerintah dengan menggunakan cara supaya pengeluaran dari pemerintah dapat lebih besar daripada pemasukan yang diperoleh negara.

Anggaran defisit dapat ditempuh oleh pemerintah dengan menstimulasi pada pertumbuhan perekonomian, hal tersebut dilakukan apabila perekonomianberada pada posisi ataupun kondisi resesi. Menurut Samuelson dan Nordhaus merupakan anggaran yang terjadi pada pengeluaran yang lebih besar daripada pajak. Selisih yang terjadi antaar jumlah uang ataupun dana untuk dibelanjakan pemerintah dan penerimaan yang diperoleh melalui pajak. Konsep dalam defisit anggaran pihak pemerintah seharusnya melakukan pinjaman uang dengan tujuan menutupi selisih dari pengeluaran dan pendapatan. Terjadinya defisit anggaran disebabkan oleh percepatan pertumbuhan ekonomi, hal tersebut dikarenakan percepatan pembangunan yang perlu investasi dan dana yang besar. Rendahnya daya beli dari masyarakat, pendapatan perkapita rendah diketahui melalu daya beli yang rendah. Pemerataan pendapatan masyarakat, pengeluaran ektra diperlukan untuk menunjang dalam pemerataan di seluruh wilayah Indonesia. Melemahkan nilai tukar, pinjaman luar negeri mengalami suatu amsalah apabila terjadi gejolak terhadap nilai tukar pada setiap tahun. Pengeluaran karena inflasi, penyusunan terhadap anggaran pada awal tahun yang ladasanya pada standar telah ditentukan.

Aspek dari konsep defisit anggaran yang dikeluarkan oleh pemrintah seperti; 1) pendapatan dan pengeluaran, defisit anggaran yang terjadi pada saat diterimanya pajak oleh pemerintah dengan sumber pendapatan lain tidak mencukupi untuk menutup pengeluaran yang telah direncankan. 2) Utang Publik, penutupan terhadap defisit anggaran melalui obligasi ataupun meminjam berasal dari pasar uang baik lembaga keuangan internasional atau lembaga lainya, yang dikeluarkan oleh pemerintah. 3) Stimulus Ekonomi, pemilihan dari pemerintah dalam memiliki defisit dalam anggaran sebagai bagian kebijakan stimulus dalam perekonomian. 4) Kabijakan Fiskal, defisit anggaran dimana menjadikan hasil dar kebijakan fiskal yang dirancang pemerintah untuk mencapai tujuan perekonomian sebagai suatu respon terhadap situasi perekonomian tertentu. 5) Dampak Ekonomi, defisit anggaran terdapat dampak yang timbul sangatlah beragam. Peningakatan terhadap jumlah hutang publik termasuk dalam dampak defisit anggaran yang menagkibatkan tekanan terhadap bunga dan inflasi nantinya mengurangi daya saing perekonomian dalam jangka panjang. 6) Kritik dan Pendapat, pendekatan yang dilakukan memiliki perbedaan yang berbeda sehingga defisit anggara diakibatkan oleh pengeluaran yang berlebihan memiliki dampak yang negatif pada perekonomian jangka panjang.

 

Kondisi Fiskal Indonesia Tahun 2019-2024


Kondisi fiskal di Indonesia pastinya dalam kurun waktu satu tahun pastinya terdapat permasalahan baik itu permasalahn makro ekonomi dan APBN defisit. Pada tahun 2019 ditemukan beberapa permasalahn makro yang terjadi menyebabkan pertumbuhan perekonomian Indonesia tidak mencapai target yang ditetapkan pemerintah dalam APBN sebesar 5,3%. Permasalahan yang terjadi dalam kurun waktu than 2019 ialah tren konsumsi rumah tangga menurun, penurunan kwartal pada komponen perumahan dan perlengkapan rumah tangga 1,07% dari sebelumnya 4,5%, selain itu transportasi dan komunikasi 0,34% dari 4,35%. Andil ekspor bersih terhadap pertumbuhan menurun, sehingga sedang terjadi problem struktural belum memenuhi target 7% yang sebelumnya 2018 PMTB memiliki andil 2,24% sedangkan sekarang hanya 1,38%. Daya saing Indonesia menurun, menurt report GCI Indonesia turun ke posisi 50 sebelumnya 45. Literasi digital rendah dan kurang perlindungan peemrintah, dengan target ekonomi digital berkontribusi pada PDB Rp 730 Triliun tahun 2025 tetapi belum terdapat kesiaain dan perlindungan dari pemerintah terhdaap perokononmian digital. Penerimaan pajak yang jauh dari target, penerimaan pajak 80,29% dari target 1.577,6% triliun sehingga hanya Rp 1.266,65 triliun. Ekonomi makro APBN 2019 mengalami defist Rp 296 Triliun atau 1,84% PDB dari pendapatan negara 2.165,1Triliun dan belanja negara 2.461,1 Triliun.

Pada tahun 2020 terjadi bencana Covid-19 yang membuat defisit pada APBN sebesar 6,14% dari PDB atau senilai Rp. 947,7 triliun. Karena pandemi Covd-19 yang menyebabkan ketidak pastian ekonomi yang menyebabkan penurunan kepercayaan dari investor yang berdampak negatif kepada perusahaan barang dan jasa. Ketidak pastian dan penurunan permintaan barang dan jasa mempengaruhi keuntungan perusahaan yang berdampak pada bursa efek, dimana sebelum pandemi mencapai 5.863 setelah pandemi menjadi 5.288. Pada tahun 2021 terjadi defisit pada APB sebesar Rp 775,06% yang berasal dari realisasi pendpatan dan dana hibah sebesar Rp2.011,34 triliun. Sementara belanja negara tahun 2021 sebesar Rp2.786,41 triliun. Pandemi covid-19 yang berlangsung memberikan dampak yang besarbagi perekonomian makro. Perekonomian Indonesia secara kumulatif sepanjang tahun 2021 berhasil mengalami pertumbuhan mencapai 3,69% lebih baik dari tahun 2020 yang mengalami kontrkasi 2,07%. Pada masa ini kasus covid-19 sanat tinggi menyebabkan mobilitas dari penduduk terbatas pada aktivitas ekonomi juga slow down hingga aktivitas perekonomian terkompresi pada triwulan IV. Jasa kesehatan dan kegiatan sosial mengalamai pertumbuhan 12,16% komponen ekspor barang dan jasa mengalami pertumbuhan 29,83%.

Pada tahun 2022 terdapat realisasi anggaran tahun 2022 terdapat pada 2,35% PDB dengan angka defisit lebih rendah dari target APBN 4,69% dan lebih kecil dari tahun 2021 4,57% PDB. Pertumbuhan yang terjadi pada 2022 mengalami pertumbuhan sekitar 4,83% yang meningkat pada kuartal II menjadi 5,60% dan meningkat kembali pada kuartal II menjadi 5,77%. Tantangan kedepanya merupakan daya saing industri serta hilirisasi dengan potensi ekonomi yang besar dengan didukung regulasi. Gejolak dan ketidakpastian ekonomi global masih menjadi risiko yang perlu diperhatikan di sektor keuangan, terutama karena inflasi global yang masih persisten tinggi dan meningkatnya kekhawatiran terhadap resesi global.

Pada tahun 2023 terjadi defisit APBN yang semakin mengecil sebesar 2,83% atau Rp 598,2 triliun, karena konsisten dalam peaksanaan perpu 1 2020 atau UU No.2 2020 terkait konsolidasi fiskal. Permasalahan yang terjadi pada resiko vatalitas terhadap kondisi global menyebutkan Makro ekonomi Indonesia tangguh baik dari cadangan devisa ataupun APBN. Kenaikan cadangan devisa dipengaruhi oleh penerimaan pajak dan jasa serta penarikan pinjaman luar negeri pemerintah. posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,7 bulan impor atau 6,5 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. APBN 2023 memiliki peranan penting sebagai shock absorber dalam upayanya melakukan peredaman terhadap gejolak perekonomian global dari resiko vatalitas kondisi global. Resikonya terjadi pada geopolitik, komoditas yang jauh, ekspor utama lemah dan lainya. Pada tahun 2024 terjadi defisit pada APBN yang melebar 2,8% dari target 2,29% PDB. Ketidakpastian ekonomi menyelimuti perkeonomian makro Indonesia tahun 2024 yang berasal baik eksternal maupun internal. Faktor ejsternal penyebab ketidakpastiann perekonomian Indonesia ialah perang israel dnegan palestina dan perang rusia dan ukraina selain itu adanya perubahan iklim yang mengganggu pasokan pangan, inflasi dan kenaikan suku bunga, kemudian perlambatan perkonomian china, eropa dan amerika. Pada domestik atau internal berasal dari perlambatan pada ekspor, kenaikan suku bunga dalam negeri, nilai tukar rupiah yang melemah dan terjadinya pemilihan umum. risiko yang perlu diantisipasi meliputi investasi yang diperkirakan akan melambat akibat ketidakpastian politik. Kemudian juga perlambatan ekonomi global yang diperkirakan masih akan terjadi, terutama di negara-negara maju akibat kebijakan ekonomi yang ketat dan ancaman El Nino sehingga dapat memperlambat laju ekspor-impor.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun