Mohon tunggu...
Randy Mahendra
Randy Mahendra Mohon Tunggu... Penulis - Warga Biasa

Warga Biasa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sihir Hitam (1)

12 Januari 2021   15:13 Diperbarui: 12 Januari 2021   15:27 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mia meuntup pintu dengan keras berharap rasa takutnya rontok bersama dengan hentakan pintu. Dia kembali ke sofa, tubuhnya menggigil, wajahnya pucat pasi. Dia gigit kain selimutnya, tak terasa keringat dingin menetes melalui pori-porinya. Mia sangat ketakutan.

Angin malam berhembus pelan masuk melalui cela dan menerpa tubuh Mia. Bulu romanya mulai bergidik. Jantungnya terpompa, keringat dingin membasahi pakainya.

"Grrrhhhuuekkhh..." Ada suara berdahak di dalam kamar mandi. Padahal hanya Mia yang berada di rumah ini.

"Grrrhhhhuuekkkhhh..." lagi-lagi saura itu terdengar diikuti suara air kran yang mengucur.

Mia tidak tahan dengan kejadian-kejadian ini. Dia berusaha bangkit dan memberanikan diri, memeriksa siapa yang ada di kamar mandi. Dengan langkah yang mengendap-ngendap. Tubuhnya masih menggigil, dia lihat ada sesosok wanita di balik pintu kaca kamar mandi yang transaparan. Dia semakin mendekat, dia buka pintu itu meski ragu-ragu.

"Grrrhhhuuekkkhhh...", seorang wanita berpakaian serba putih berdahak memuntahkan darah merah. Wanita itu membalikan badan dan menatap Mia, sorot mata yang merah merembas darah dari matanya. Sorot mata yang sangat menakutkan. Kran juga mengalir darah. Kamar mandi itu menjadi banjir darah. Mia hafal wajah itu, dia adalah pemilik rumah yang menakutkan tapi dia sudah berubah semakin manakutkan.

"Bruuk!!!" Mia banting pintu kamar mandi. Dia lari sekuat tenaga hendak keluar rumah. Namun satu per satu lampu dalam rumah Mia itu padam, sehingga Mia berjalan dalam rumah yang remang-remang.

Pintu untuk keluar terkunci, entah siapa yang menguncinya. Dia tarik sekuat tenaga tapi tidak berguna. Hanya sia-sia, pintu tetap terkunci, lantas Mia menangis sejadi-jadinya bersandar di tembok dekat pintu. Tubuhnya menggigil hebat. Hanya keringat dingin yang menerjemahkan keadaannya.

Wanita itu muncul dari balik kegelapan dan mulai mendekat, wanita dengan rambut berantakan dan pakaian serba putih. Pakaian yang pajang, sehingga wanita itu melangkah dengan menyeret pakaianya. Wajahnya penuh luka, kadang terdengar suara merintih, kadang suara tawa keluar dari mulutnya.

"Aku butuh bola matamu, aku butuh telingamu, aku butuh darahmu!!!" Suaranya pelan tapi jelas terdengar di telinga Mia.

"Tidak, tidak, tidak...!!!", teriak Mia ketakutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun