Diabetes mellitus pada anak merupakan masalah kesehatan yang semakin mengkhawatirkan di Indonesia. Data Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menunjukkan bahwa prevalensi diabetes anak meningkat drastis dari 0,004 per 100.000 anak pada tahun 2000 menjadi 2 per 100.000 pada tahun 2023. Bahkan tercatat 1.948 kasus diabetes tipe 1 pada 2025 (Kompas, 2025). Lonjakan ini disebabkan oleh berbagai faktor seperti perubahan pola makan, rendahnya aktivitas fisik, dan faktor genetik. Salah satu permasalahan utama adalah keterlambatan diagnosis, di mana sekitar 71% anak baru terdeteksi saat mengalami ketoasidosis diabetikum, kondisi darurat yang dapat mengancam nyawa (IDAI, 2023). Oleh karena itu, deteksi dini menjadi langkah krusial untuk mengurangi risiko komplikasi serius.
    Deteksi dini diabetes pada anak memiliki peran vital dalam pencegahan komplikasi seperti gangguan pertumbuhan, kerusakan organ, hingga risiko kematian akibat ketoasidosis. Menurut American Diabetes Association (2023), gejala klasik seperti poliuria, polidipsia, penurunan berat badan, dan kelelahan sering diabaikan orang tua karena dianggap gejala penyakit biasa. Akibatnya, diagnosis sering terlambat dan pasien datang dalam kondisi gawat. Padahal, jika terdeteksi sejak dini, manajemen diabetes dapat dilakukan melalui pengaturan pola makan, pemberian insulin, dan edukasi keluarga sehingga anak dapat menjalani kehidupan yang relatif normal.
    Terdapat beberapa strategi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan deteksi dini diabetes anak. Pertama, edukasi orang tua dan tenaga pendidik mengenai tanda-tanda awal diabetes sangat penting. Misalnya, anak yang sering buang air kecil terutama pada malam hari atau mengalami penurunan berat badan drastis harus segera diperiksa kadar gula darahnya (Kementerian Kesehatan RI, 2024). Kedua, pemeriksaan rutin di fasilitas kesehatan, khususnya untuk anak dengan faktor risiko seperti riwayat keluarga diabetes atau obesitas. Pemeriksaan ini dapat dilakukan bersamaan dengan imunisasi atau pemeriksaan kesehatan berkala di sekolah. Ketiga, pemanfaatan teknologi digital seperti aplikasi kesehatan untuk memantau gejala dan kadar gula darah pada anak berpotensi mempercepat deteksi (WHO, 2023).
     Pemerintah Indonesia perlu memperkuat program skrining diabetes di tingkat primer, misalnya melalui posyandu dan puskesmas. Selain itu, pelatihan tenaga kesehatan agar lebih peka terhadap gejala awal diabetes anak menjadi hal yang mendesak. Kolaborasi lintas sektor antara Kementerian Kesehatan, IDAI, dan institusi pendidikan dapat memperluas cakupan sosialisasi. Kampanye melalui media sosial juga efektif dalam menjangkau masyarakat luas, mengingat tingginya penggunaan internet di Indonesia.
     Lonjakan kasus diabetes pada anak di Indonesia menandakan urgensi deteksi dini sebagai langkah preventif utama. Melalui edukasi masyarakat, pemeriksaan rutin, dan pemanfaatan teknologi, risiko keterlambatan diagnosis dapat ditekan. Peran keluarga dalam mengatur pola makan anak juga sangat penting. Perlunya pengawasan yang baik dan benar pada makanan-makanan yang dikonsumsi baik itu yang dimasak di rumah ataupun dibeli anak-anak ketika bersekolah atau berkegiatan di luar rumah. Cara parenting seperti membrikan awarding untuk anak tidak harus atau tidak melulu menggunakan makanan manis, namun dapat diganti dengan benda-benda yang lebih bermanfaat untuk anak ataupun makanan lainnya yang kadar gulanya masih dalam batas wajar. Makanan manis boleh tapi jangan keseringan. Dengan deteksi dini yang tepat, komplikasi serius dapat dihindari dan kualitas hidup anak penderita diabetes dapat meningkat. Oleh karena itu, kolaborasi antara pemerintah, tenaga kesehatan, dan keluarga menjadi kunci keberhasilan dalam menanggulangi permasalahan diabetes pada anak di Indonesia.
KATA KUNCI : Diabetes, Anak, Edukasi, Pencegahan
DAFTAR PUSTAKA
American Diabetes Association, (2023), 'Standards of Medical Care in Diabetes 2023', ADA, dilihat pada 25 September 2025
IDAI, (2023), 'Kasus Diabetes Melonjak 70 Kali Lipat', Ikatan Dokter Anak Indonesia, dilihat pada 26 September 2025
Kementerian Kesehatan RI, (2024), 'Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Diabetes Mellitus di Indonesia.', Jakarta: Kemenkes RI, dilihat pada 26 September 2025
Kompas, (2025), 'Prevalensi Anak dengan Diabetes Tipe 1 di Indonesia Melonjak.' Kompas.id, dilihat Pada 26 September 2025