Mohon tunggu...
Rizky Harianti
Rizky Harianti Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi

Mahasiswi Tadris Bahasa Inggris, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Kepemimpinan Kepala Sekolah: Persepsi Guru Baru

25 Juli 2021   10:57 Diperbarui: 25 Juli 2021   11:17 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH: PERSEPSI GURU BARU

Annisa Chairani

Fatima Lamora Siregar

Rizky Harianti

Ummi Aisah Nasution

Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

E-mail:chairaniannisa75@gmail.com

E-mail: fatimalamora80@gmail.com

Email: rizkyharianti27@gmail.com

Email: ummiaisah300@gmail.com

Abstract

The essence of leadership in schools is the ability to influence their subordinates by using their power. The principal as a school leader must be able to carry out his leadership management well. The goal is that the leadership function runs as desired. In this study, researchers focused on the new teacher's perception of the principal.Teacher's perception new have a big influence on the leadership of the school principal. With existence Based on the perception conveyed, the principal can first consider the policy or program that he will make. A good principal must accept the teacher's perception which sometimes takes the form of constructive criticism or suggestions.

Keyword: ledearship, new teacher, perception

Abstrak

Hakekat kepemimpinan di sekolah adalah kemampuan untuk mempengaruhi bawahannya dengan menggunakan kekuasaannya. Kepala sekolah sebagai pemimpin sekolah harus mampu melakukan manajemen kepemimpinannya denganbbaik. Tujuannya agar agar fungsi kepemimpinan itu berjalan sesuai yang diingiinginkan. Pada penelitian ini peneliti fokus terhadap presepsi guru baru terhadap kepala sekolah. Persepsi guru baru memiliki pengaruh yang besar terhadap kepemimpinan kepala sekolah. Dengan adanya persepsi yang disampaikan, kepala sekolah dapat mempertimbangkan terlebih dahulu kebijakan atau program yang akan dibuatnya. Kepala sekolah yang baik harus menerima persepsi guru yang terkadang berbentuk kritik ataupun saran yang bersifat membangun.

Kata kunci : kepemimpinan, guru baru, persepsi

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan suatu tempat berkumpulnya sekelompok orang yang menjalani suatu proses pendewasaan diri melalui kegiatan pengajaran dan pelatihan (Yuristia, 2018). Kegiatan pengajaran dan pelatihan dijadikan tolak ukur yang digunakan peneliti sebagai gambaran untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Kualitas pendidikan dapat ditingkatkan dengan mengajarkan ilmu pengetahuan dan teknologi (Polapa, 2018). Di lingkungan sekolah pasti kita temui yang namanya kepala sekolah dan guru. Kepala sekolah merupakan kedudukan tertinggi dan guru merupakan kelompok jabatan fungsional. Dalam mengajarkan ilmu pengetahuan dibutuhkan peran serta dari segenap susunan organisasi sekolah.

Sasaran peneliti adalah MTs Swasta Al-Junaidiyah, Hutanamale, Puncak Sorik Marapi, Mandailing Natal. Perlu kita ketahui bahwa, struktur organisasi SMP (Sekolah Menengah Pertama) terdiri atas: Kepala, Wakil Kepala, Kelompok Jabatan Fungsional (Guru, dan Pustakawan), dan Kelompok Jabatan Pelaksana. Struktur Organisasi SMA (Sekolah Menengan Atas): Kepala, Wakil Kepala, Sub bagian Tata Usaha, Kelompok Jabatan Fungsional (Permendikbud No. 6 Tahun 2019 tentang Organisasi dan Tata Kerja Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah). Dari struktur organisasi tersebut terlihat jelas bahwa kepala sekolah merupakan kedudukan tertinggi dan guru merupakan kelompok jabatan fungsional. Kepala sekolah sebagai kedudukan tertinggi memiliki tanggung jawab untuk mengatur kegiatan pendidikan di sekolah berjalan dengan baik dan lancar (Purwanto N. A., 2019).

Selanjutnya pengertian mengenai persepsi dan guru. Pertama, persepsi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), yaitu tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu; serapan. Kemudian, dapat diartikan juga sebagai proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui pancaindranya (KBBI). 

Kedua, guru merupakan aktor atau aktris yang setiap harinya berhadapan langsung dengan peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar (Polapa, 2018). Maka, kepemimpinan kepala sekolah berdasarkan persepsi guru adalah keahlian untuk mengatur sumber yang ada di sekolah, kemudian sumber itu dikelola dengan maksimal untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama (Purnomo, 2019).

Persepsi guru terhadap kepemimpinan kepala sekolah memiliki pengaruh yang besar. Dengan persepsi yang disampaikan, kepala sekolah dapat mempertimbangkan terlebih dahulu kebijakan atau program yang akan dibuatnya. Kepala sekolah yang baik harus menerima persepsi guru yang terkadang berbentuk kritik ataupun saran yang bersifat membangun. 

Pada dasarnya tidak banyak guru baru di sekolah tersebut. Oleh karena itu, peneliti juga mempertimbangkan persepsi guru-guru senior di sekolah tersebut. Melihat kondisi sekolah yang sangat sederhana, jumlah guru PNS yang tidak banyak, dan jauh dari pusat kota, membuat peneliti tertarik untuk mengetahui keadaan sekolah lebih dalam lagi dengan mengulik kepemimpinan kepala sekolah melalui persepsi guru baru ataupun persepsi guru senior.

Oleh karena itu, penelitian ini berfokus pada persepsi guru baru terhadap kepemimpinan kepala sekolah, berkenaan dengan tugas dan fungsi, gaya kepemimpinan dan kinerja kepala sekolah. Pertama, menurut Hadari Nawawi fungsi kepemimpinan memiliki dua dimensi, yaitu: dimensi yang berkaitan dengan tingkat keahlian dalam mengarahkan atau aktifitas pemimpin, dan dimensi yang berkaitan dengan partisipasi orang-orang yang dipimpinnya dalam melaksanakan tugas-tugas pokok kelompok atau organisasi (Jaja Jahari, 2020). Kedua, gaya kepemimpinan kepala sekolah diharapkan mampu menghasilkan kebijakan yang dapat mendongkrak kemajuan sekolah yang sedang dipegangnya. Termasuk didalamnya; mengupayakan lulusan yang berhasil diterima di perguruan tinggi terbaik, dan jumlah lulusan yang diterima di dunia kerja (Mulyati, 2019). Ketiga, kinerja kepala sekolah berdasarkan keterampilan kepala sekolah yang terdiri dari: Kemampuan konseptual (Conceptual skill), Keterampilan hubungan manusiawi (Human skill), dan Kemampuan teknik (Technical skill) (Haris, 2013). Dengan ketiga keterampilan ini kepala sekolah dapat memimpin dengan baik, bertanggung jawab, dan tidak memaksakan kehendak, tetapi lebih ke arah memengaruhi guru untuk bertindak lebih baik (Heri Nurranto, 2017).

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui realisasi dari peran dan fungsi kepala sekolah sebagai pemimpin di dalam lingkungan sekolah. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui persepsi guru baru terhadap gaya kepemimpinan kepala sekolah. Terakhir, untuk mengetahui pendapat guru tentang kinerja kepala sekolah sebagai pemimpin.

METODOLOGI

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Penelitian kualitatif atau post positivistik adalah tradisi khusus dalam ilmu sosial, yang pada dasarnya bergantung pada pengamatan manusia dengan caranya sendiri dan membangun kontak dengan orang-orang ini dalam bahasa dan metode mereka (McMillan, 1997). 

Sedangkan menurut Mantra dalam buku Moleong (Moleong L. , 2007) Metode kualitatif, sebagai prosedur penelitian, dapat menghasilkan data deskriptif dari bentuk tuturan atau tutur orang dan perilaku yang dapat diamati. Metode kualitatif bertujuan untuk mengungkap keunikan individu, kelompok, komunitas dan / atau organisasi dalam kehidupan sehari-hari secara komprehensif, rinci, mendalam dan bertanggung jawab secara ilmiah (Sukidin, 2002).

Penelitian tentang persepsi guru baru terhadap kepemimpinan kepala sekolah ini dilaksanakan di MTs Swasta Al-Junaidiyah, Hutanamale, Puncak Sorik Marapi, Mandailing Natal. Dalam aktivitas penelitian, ada tiga hal yang diamati secara mendalam oleh peneliti, yaitu: kegiatan (activity) orang- orang (actors), dan yang terdapat pada tempat (place) tertentu (Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, 2007).

Adapun subjek penelitian yang memenuhi karakteristik, yaitu guru baru di MTs Swasta Al-Junaidiyah, Hutanamale, Puncak Sorik Marapi, Mandailing Natal. Serta metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: Metode wawancara, Kuesioner atau Angket, Teknis Analisis Data.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1.Kepala Sekolah dalam Melaksanakan Tugasnya

Tugas dan fungsi merupakan dua hal yang berkaitan, setiap jabatan atau pekerjaan ada tugas pokok dan fungsinya masing-masing. Sebuah kinerja dapat dinilai baik jika seorang pemimpin mampu menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik. 

Seperti yang diketahui bahwa tugas dan fungsi kepala sekolah salah satunya adalah merumuskan visi dan misi sekolah, menentukan tujuan sekolah, membuat rencana kerja sekolah, bahkan mengarahkan dalam penetapan anggaran untuk setiap kegiatan yang akan dilaksanakan di sekolah. 

Tugas dan fungsi harus sejalan, jika tidak sejalan maka visi dan misi, tujuan, dan lain-lain yang sudah disepakati bersama tidak akan berjalan dengan lancar. Jadi, hal-hal yang berkaitan dengan tugas dan fungsi kepala sekolah harus diperhatikan dengan baik.

Berdasarkan hasil wawancara dan kuesioner atau angkat diketahui bahwa kepala MTs Al-Junaidiyah Hutanamale, Puncak Sorik Marapi, Mandailing Natal menjalankan tugas sesuai dengan fungsinya. Adapun tugas yang dimaksud seperti pengembangan tujuan sekolah. Dalam menentukan tujuan sekolah, kepala sekolah tidak bisa bekerja sendiri. Kepala sekolah harus melibatkan bawahannya untuk mendapatkan keputusan yang adil dan dapat menampung seluruh aspirasi setiap pihak yang terkait.

Dalam hal ini kepala MTs Al-Junaidiyah Hutanamale, Puncak Sorik Marapi, Mandailing Natal memiliki orientasi yang cukup bagus terhadap tugasnya, dan memiliki dorongan yang kuat untuk mencapai tujuan bersama yang dihasilkan melalui diskusi dengan para guru. Tentunya hal ini membuat para guru sudah merasa puas dengan kinerja kepala MTs Al-Junaidiyah Hutanamale, Puncak Sorik Marapi, Mandailing Natal

2.Kepala Sekolah dalam Melaksanakan Tugasnya

Gaya kepemimpinan adalah ciri khas atau karakter yang dimiliki oleh seorang pemimpin. Setiap pemimpin memiliki gaya kepemimpinannya sendiri. Gaya kepemimpinan itu berkaitan dengan selera, dan situasi dan kondisi lembaga yang dipimpin. Seorang pemimpin tidak bisa memaksakan penerapan gaya kepemimpinan. Oleh karena itu seorang pemimpin harus pandai dalam menentukan gaya kepemimpinan yang akan dipakai.

Berdasarkan informasi yang diperoleh Kepala MTs Al-Junaidiyah Hutanamale, Puncak Sorik Marapi, Mandailing Natal dalam kepemimpinannya bersifat terbuka. Hal ini sesuai dengan pernyataan salah satu narasumber yang memandang gaya kepemimpinan kepala MTs Al-Junaidiyah Hutanamale, Puncak Sorik Marapi, Mandailing Natal dari anggaran atau dana keuangan sekolah. Keterbukaan atau transparansi memang suatu hal yang harus diutamakan oleh setiap pemimpin, hal ini bertujuan untuk menghindari salah paham antara pemimpin dan bawahan.

Selain mengupayakan unsur keterbukaan, seorang pemimpin atau kepala sekolah harus pandai berinovasi demi perkembangan lembaga yang dipimpinnya. Berdasarkan pernyataan narasumber, kepala MTs Al-Junaidiyah Hutanamale, Puncak Sorik Marapi, Mandailing Natal dalam kepemimpinannya selalu mengusahakan pembaruan untuk hal-hal yang berkaitan dengan kinerja, kemudian selalu berusaha agar dapat memberikan contoh atau dapat menjadi tauladan yang baik bagi para guru.

Secara naluriah seorang pemimpin memanglah contoh atau panutan bagi bawahannya dan kepala MTs Al-Junaidiyah Hutanamale, Puncak Sorik Marapi, Mandailing Natal sudah melakukan hal tersebut. Berdasarkan hasil kuesioner kepala MTs Al-Junaidiyah Hutanamale, Puncak Sorik Marapi, Mandailing Natal juga dalam menentukan kebijakan selalu memberikan kesempatan kepada para guru memberikan saran atau masukan, dan memiliki peran dalam menyatukan, mengarahkan, mengkoordinir, serta menggerakkan anggotanya

3.Kinerja Kepala Sekolah

Kinerja yang baik adalah kinerja yang dapat membawa lembaga atau sekolah ke arah yang lebih baik. Kinerja yang disusun diharapkan dapat membawa perubahan terhadap sekolah. Berdasarkan informasi yang diperoleh kepala MTs Al-Junaidiyah Hutanamale, Puncak Sorik Marapi, Mandailing Natal memberikan dampak positif terhadap perkembangan sekolah. Salah satu dampak positif yang dimaksud adalah sekolah tidak tertinggal akan informasi, letak sekolah yang cukup jauh dari pusat kabupaten tentunya membuat MTs Al-Junaidiyah Hutanamale, Puncak Sorik Marapi, Mandailing Natal tidak jarang ketinggalan informasi. Namun dengan sikap tanggap kepala sekolah, maka hal tersebut tidak lagi terjadi.

Selain itu, pada masa pandemi Covid 19 kepala MTs Al-Junaidiyah Hutanamale, Puncak Sorik Marapi, Mandailing Natal mengupayakan kegiatan belajar mengajar agar berjalan dengan sebaik mungkin. Salah satu kebijakannya adalah melengkapi fasilitas sekolah terkait pelaksanaan protokol kesehatan, membagikan masker kepada warga sekolah, dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan sistem bergantian, yaitu 3x dalam seminggu. Kemudian dalam pendanaan untuk setiap kinerja sekolah dikelola dengan cukup baik, jelas, dan tidak dibuat-buat.

Dalam hal kinerja kepala MTs Al-Junaidiyah Hutanamale, Puncak Sorik Marapi, Mandailing Natal guru menilai sudah cukup memenuhi harapan berbagai pihak, dalam penggunaan teknologi informasi untuk kegiatan sekolah juga disediakan, dapat merancang dan mengelola kegiatan sekolah dengan sebaik mungkin

PENUTUP

A.Simpulan

Kepala sekolah MTs Al-Junaidiyah Hutanamale, Puncak Sorik Marapi, Mandailing Natal sudah menjalan tugas pokok dan fungsi dengan baik. Dalam kepemimpinan Kepala Sekolah ini bersifat terbuka, dan selalu berusaha agar dapat memberikan contoh atau dapat menjadi tauladan yang baik bagi para guru. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan kepala MTs Al-Junaidiyah Hutanamale, Puncak Sorik Marapi, Mandailing Natal adalah gaya kepemimpinan transformasional, dan karismatik dengan menjunjung asas transparansi.

Kepala MTs Al-Junaidiyah Hutanamale, Puncak Sorik Marapi, Mandailing Natal memberikan dampak positif terhadap perkembangan sekolah. Salah satu dampak positif yang dimaksud adalah sekolah tidak tertinggal akan informasi, melengkapi fasilitas sekolah terkait pelaksanaan protokol kesehatan, membagikan masker kepada warga sekolah, dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan sistem bergantian, yaitu 3x dalam seminggu. Oleh karena itu, guru menilai sudah cukup memenuhi harapan berbagai pihak, dalam penggunaan teknologi informasi untuk kegiatan sekolah juga disediakan, dapat merancang dan mengelola kegiatan sekolah dengan sebaik mungkin.

B.Saran

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya kepala sekolah juga harus memperhatikan lingkungan sekolah, dan kondisi fisik bangunan sekolah. Karena berdasarkan hasil pengamatan peneliti, bangunan sekolah membutuhkan renovasi. Gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh kepala MTs Al-Junaidiyah Hutanamale, Puncak Sorik Marapi, Mandailing Natal sudah tepat, namun berdasarkan harapan para guru baru pada pertanyaan terbuka maka kepala sekolah harus meningkatkan kekompakkan antar guru.

DAFTAR PUSTAKA

Aghniya, H. (2017). Kinerja Kepala Sekolah dan Kinerja Mengajar Guru Dalam Peningkatan Mutu Sekolah Dasar Negeri. Jurnal Administrasi Pendidikan UPI, 24(1), 25-35.

Akdon. (2009). Strategic Management. Bandung. Alfabeta

Andriani, S., Kesumawati, N., & Kristiawan, M. (2018). The Influence of Transformational Leadership and Work Motivation on Teachers' Performance. International Journal of Scientific & Technology Research, 7(7), 19-29.

Angraini, Desi. (2018). Hubungan Antara Persepsi Guru Tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah dengan Semangat Kerja Guru di SMPN 2 Gebang Kab.Langkat. (Skripsi, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, 2018).

Arifin, H. M., & Pendidikan, K. S. (2000). Cet. IV. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Cet. Ke-12. Jakarta. Rineka Cipta.

Ashby, M. (2001). Oxford Student's Dictionary of English. OUP.

Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2016-2020). Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Luar Jaringan (offline).

Burhan, B. (2003). Analisis Data Penelitian Kualitatif: Pemahaman Filosofis dan Metodologis ke Arah Penguasaan Model Aplikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Danim, Sudarwan. (2002). Inovasi Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia

Daryanto, E., & Siregar, A. N. (2017). Implementasi Kebijakan Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru di SMA Negeri 3 Medan. Educandu, 10(1), 24-38.

Daryanto, H.M. (2005). Administrasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Daryanto. (2001). Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Edison, Emron. (2016). Manajemen Sumber Daya Manusia: Strategi dan Perubahan dalam Rangka Meningkatkan Kinerja Pegawai dan Organisasi. Bandung: Alfabeta

Giantoro, H. M., Haryadi, H., & Purnomo, R. (2019). Pengaruh Kompetensi Guru, Kepemimpinan Kepala Sekolah Menurut Persepsi Guru dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru SMK Negeri di Kabupaten Purbalingga. Jurnal Ekonomi, Bisnis, dan Akuntansi, 21(2).

Haris, Abdul. (2013). Kepemimpinan Pendidikan. Surabaya: Government of Indonesia (GOI) and Islamic Development Bank (IDB).

Haris, H. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: Salemba Humanika.

Hermanto, H., Marini, A., & Sumantri, M. S. (2021). Studi Kebijakan Kepala Sekolah Dalam Pembelajaran Daring Bagi Siswa Sekolah Dasar di Era New Normal Pada Masa Pandemik Covid-19. Jurnal Basicedu, 5(3), 1502-1508.

Irmayani, H., Wardiah, D., & Kristiawan, M. (2018). The Strategy of SD Pusri in Improving Educational Quality. International Journal of Scientific & Technology Research, 7(7), 113-121.

John W, Santrock, dan Rodriguez, Ileana. (2005). Student Study Guide to Accompany Psychology Essentials 2 Updated Edition. New York: Mcgraw Hill.

Kaspullah, K., Putra, P., & Imelda, I. (2020). Pengaruh Persepsi Guru Terhadap Kepemimpinan Kepala Madrasah, Motivasi Kerja dan Kompetensi Guru Terhadap Kinerja Guru Di Madrasah Tsanawiyah Negeri Se-Kabupaten Sambas. IAIS Sambas, 11(1).

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, (2017). Panduan Kerja Kepala Sekolah 2017. Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Lexy, J. M. (2002). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda Karya.

Malayu, H., & Hasibuan, H. (2012). Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara.

Moleong, L.J. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda Karya.

Mondy, R. W. Premeaux. (1995). Management: Concepts, Practices and Skills. New Jersey: Prentice Hall.

Mulyadi, M. (2010). Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Mengembangkan Budaya Mutu. Malag: UIN-Maliki Press.

Mulyati, M. (2019). Perspektif Baru Kepemimpinan Kepala Sekolah Menuju Sekolah Unggulan di Era Milenial. Jurnal Faktor UNINDRA, 6(2), 147-158.

Nai, H., & Wijayanti, W. (2018). Pelaksanaan Tugas dan Fungsi Kepala Sekolah Pendidikan Menengah Negeri. Jurnal Akuntabilitas Manajemen Pendidikan, 6(2), 183-192.

Nurranto, H., Hapsari, F., & Muzdalifah, M. (2018). Persepsi Guru Atas Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Kesejahteraan sebagai prediktor Kinerja Guru. JABE (Journal of Applied Business and Economic), 4(3), 220-235.

Nurranto, H., Hapsari, F., & Muzdalifah, M. (2018). Persepsi Guru Atas Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Kesejahteraan Sebagai Prediktor Kinerja Guru. JABE (Journal of Applied Business and Economic), 4(3), 220-235.

Oteng, Sutisna. (1985). Administrasi Pendidikan. Bandung: Angkasa

Pendidikan, P. M., & Nomor, K. R. I. (6). Tahun 2019 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 28 Tahun 2010, Tentang Penugasan Guru Sebagai Kepala Sekolah/Madrasah. Jakarta

Pidarta, M. (1995). Peranan Kepala Sekolah Pada Pendidikan Dasar. Grasindo.

Polapa, I. (2018). Hubungan antara Budaya Organisasi dan Persepsi Guru Tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah dengan Motivasi Berprestasi Guru. Jurnal Pendidikan Glasser, 2(1).

Purwanto, M. Ngalim. (1991). Administrasi Pendidikan. Jakarta. Mutiara Sumber Widya

Purwanto, Ngalim. 2010. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya

Purwanto, Nurtanio Agus. (2019). Kepemimpinan Pendidikan (Kepala Sekolah sebagai Manajer dan Leader). Yogyakarta: Interlude

Rakhmat, Jalaluddin. (2011). Psikologi Komunikasi. Bandung. Remaja Rosdakarya

Riduwan. 2012. Metode & Teknik Menyusun Proposal Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Robbins, S. P., & Coulter, M. (2010). Manajemen, Edisi Terjemahan. Jakarta: Prehaltindo.

Rusdiana, A., & Jahari, J. (2020). Kepemimpinan Pendidikan Islam. Bandung: Yayasan Darul Hikmah

Said, A. (2018). Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Melestarikan Budaya Mutu Sekolah. EVALUASI: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 2(1), 257-273.

Saleh, A., & Nisa, Y. F. (2006). Psikologi dan Industri. Jakarta: UIN

Sedarmayanti, H. (2011). Membangun dan Mengembangkan Kepemimpinan serta Meningkatkan Kinerja untuk Meraih Keberhasilan. Bandung: Refika Aditama.

Setiadi. (2016). Manajemen dan Kepemimpinan dalam Keperawatan. Yogyakarta: Indomedia Pustaka.

Shaleh, A. R. (2008). Psikologi: Suatu pengantar dalam perspektif Islam. Jakarta: Prenada Media.

Sinn, Ahmad Ibrahim Abu. (2006). Manajemen Syariah Sebuah Kajian Historis dan Kontemporer. Jakarta: Grafindo Persada.

Siyoto, S., & Sodik, M. A. (2015). Dasar Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Literasi Media Publishing.

Slameto. (2015). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Suderadjat, H. (2005). Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. Bandung: Cipta Cekas Grafika.

Sudijono, A. (1996). Pengantar Evaluasi Pendidikan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Suhardiman, B. (2012). Studi Pengembangan Kepala Sekolah: Konsep dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta.

Sukidin, B. (2002). Metode Penelitian Kualitatif Perspektif Mikro. Surabaya: Insan Cendekia.

Sumidjo, W. (1999). Kepemimpinan Kepala Sekolah: Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sumidjo, W. (2007). Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Syafaruddin, S., Wijaya, C., & Mesiono, M. (2015). Manajemen Organisasi Pendidikan: Perspektif Sains Dalam Islam. Medan: Perdana Publishing.

Syahrum, S. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Citapustaka Media.

Syarwani, Ahmad. (2016). Kepemimpinan Kepala Sekolah: Salah Satu Penentu Keberhasilan Sekolah. Yogyakarta: Depublish

Wahyudi, D. R. (2009). Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Organisasi Pembelajar (Learning Organization). Bandung: Alfabeta.

Wening, M. H., & Santosa, A. B. (2020). Strategi kepemimpinan kepala sekolah dalam menghadapi era digital 4.0. JMKSP (Jurnal Manajemen, Kepemimpinan, dan Supervisi Pendidikan), 5(1), 56-64.

Wibowo. (2011). Manajemen Kinerja. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Yukl, Gary. (2001). Kepemimpinan Dalam Organisasi, edisi kelima. Jakarta: Dahara Prize

Yuristia, A. (2018). Pendidikan sebagai Transformasi Kebudayaan. Ijtimaiyah: Jurnal Ilmu Sosial dan Budaya, 2 (1).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun