Mohon tunggu...
Muhammad Rizky Fajar Utomo
Muhammad Rizky Fajar Utomo Mohon Tunggu... Lainnya - Personal Blogger

part-time dreamer, full-time achiever | demen cerita lewat tulisan | email: zawritethustra@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Nietzsche, Mati yang Hidup

29 Januari 2020   09:27 Diperbarui: 30 Januari 2020   13:06 882
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tapi bukankah dengan demikian, kita ditantang untuk terus mencari dan memperbarui diri kita yang dengan demikian justru menjadi rigoritas yang ketat karena tidak hanya menyangkut diri kita melainkan juga menyangkut sudut pandang kita? Namun itulah konsekuensi kita jika ingin terjun langsung ke dalam filsafat a la Nietzsche.

Tulisan ini merupakan suatu bentuk selebrasi dan apresiasi terhadap salah satu filsuf yang mampu mengubah cara pandangku terhadap hal-hal yang ada di depanku, ditulis dalam rangka memeringati kematian Nietzsche serta kurang lebih berisi gagasan filosofis Nietzsche yang aku rujuk dari beberapa literatur serta sumber, yang mungkin juga akan memunculkan diskusi di antara pembaca dan penulis, tentu saja ini bermanfaat untuk memperluas kedua belah pihak. 

Tulisan ini kurang-lebih/sedikit-banyaknya terbatas pada Ubermensch, Kehendak Berkuasa, Tuhan Telah Mati dan tentunya masih sangat jauh dari kedalaman tiga gagasan tersebut. Di akhir, nampaknya tulisan ini tidak akan memuat semua gagasan Nietzsche karena tidak akan cukup beberapa lembar dan waktu saja untuk menulis Nietzsche. 

Tentu saja tulisan ini juga jauh dari kata sempurna dan kritik serta saran dari para pembaca yang budiman sekalian sangat dibutuhkan. Jika ada sesuatu yang ingin dibicarakan, pembaca dapat melakukan diskusi melalui nomor WhatsApp penulis, yang tentu saja hal ini juga akan membantu penulis dalam memperluas pandangannya serta berbagi sudut pandang. 

Bagi penulis, Nietzsche merupakan sosok filsuf yang ultim. Harapan penulis adalah semoga tulisan ini dapat menjadi pengantar menuju pintu memasuki pemikiran Nietzsche. Sekian dan terima kasih sudah membaca.

SUMBER:


Gaya Filsafat Nietzsche, A. Setyo Wibowo, Yogyakarta: Kanisius, 2017

Para Pembunuh Tuhan, A. Setyo Wibowo, dkk., Yogyakarta: Kanisius, 2015

Thus Spoke Zarathustra, Friedrich Wilhelmn Nietzsche, USA: Penguin  Books, 1966

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun