1.1 Pengertian E-Commerce
      E-commerce, atau perdagangan elektronik, adalah proses pembelian dan penjualan barang atau jasa melalui platform digital yang memanfaatkan teknologi internet, yang memungkinkan transaksi komersial dilakukan secara efisien dan cepat, serta mendukung interaksi antara penjual dan pembeli di seluruh dunia. Menurut Sengkey, G. T. dkk. (2022) Electronic commerce atau e-commerce adalah bagian dari ruang yang dikenal dengan e-business. Ini berarti e-commerce dipandang sebagai penerapan e-business, yang kaitannya dengan penjualan dan pembelian produk serta layanan yang mencakup pertukaran data selama proses transaksi.
      E-commerce adalah sistem perdagangan yang berbasis teknologi digital, di mana proses pembelian dan penjualan barang atau jasa dilakukan secara online. Melalui pemanfaatan jaringan internet, transaksi dapat dilakukan secara real-time dengan efisiensi tinggi, serta memungkinkan interaksi antara penjual dan pembeli tanpa batas geografis. Menurut Sengkey, G. T. dkk. (2022) Electronic commerce atau e-commerce adalah bagian dari ruang yang dikenal dengan e-business. Ini berarti e-commerce dipandang sebagai penerapan e-business, yang kaitannya dengan penjualan dan pembelian produk serta layanan yang mencakup pertukaran data selama proses transaksi.
      E-commerce menurut Harmayani et al. (2020) adalah penyebaran, penjualan, pemasaran, pembelian barang atau jasa dengan sarana elektronik seperti jaringan komputer, televisi, www, dan jaringan internet lainnya. Ecommerce juga melibatkan transfer dana elektronik, sistem manajemen inventori otomatis, pertukaran data elektronik dan sistem pengumpulan data otomatis. Bentuk perdagangan lainnya juga dapat dilakukan dalam skala global, terutama dengan menggunakan internet.
1.2 Jenis-jenis E-Commerce
      Racmat dan Anisah (2021) mengklasifikasikan e-commerce menjadi enam jenis model, yaitu:
- Business-to-Consumer (B2C) E-commerce dapat diartikan sebagai jenis perdagangan elektronik dimana ada sebuah perusahaan (business) yang melakukan penjualan langsung barangbarangnya kepada pembeli (consumer). Contoh perusahaan kelas dunia yang telah menerapkan B2C adalah Amazon.com e-commerce yang penjualnya adalah perusahaan, dan pembelinya adalah perorangan merupakan mekanisme toko online (electronic shopping mall), yaitu transaksi antara e-merchant dengan ecustomer Dan sifatnya terbuka untuk publik, sehingga setiap individu dapat mengaksesnya melalui suatu web server.
- Business to Business (B2B)Adalah sistem komunikasi bisnis online antar pelaku bisnis. E-commerce penjual dan pembelinya adalah organisasi/perusahaan pada umumnya transaksi dilakukan oleh para trading partners yang sudah saling kenal dengan format data yang telah disepakati bersama.
- Consumer-to-Consumer (C2C): E-commerce dimana seorang menjual produk atau jasa ke orang lain, Merupakan sistem komunikasi dan transaksi bisnis antar konsumen untuk memenuhi kebutuhan tertentu pada saat tertentu. Contoh yang telah menerapkan C2C adalah http://www.bidhere.com/, http://www.ebay.com/, http://www.munyie.com/.
- Mobile Commerce Mobile Commerce memungkinkan penggunaan E-Commerce tanpa kabel, seperti mengakses internet melalui handphone, PDA, dll. Pada dasarnya, M-Commerce ini merupakan gabungan dari e-commerce dan mobile computing. Karena itu, bisa dikatakan bahwa M-Commerce adalah E-Commerce yang berada dalam lingkungan nirkabel. Contoh : layanan mobile banking.
- Social e-commerce, merupakan e-commerce yang menggunakan jejaring sosial dan social media. Contohnya seperti facebook, instagram, youtube dll. Social e-commerce sering dihubngkan dengan mobile e-commerce karena semakin banyak pengguna jaringan sosial mengakses jaringan tersebut melalui perangkat mobile. Proses sosial e-commerce melibatkan penggunaan aplikasi mobile pengolahan pesan seperti Facebook Messenger, WhatsApp, BBM, dan lain-lain sebagai media berinteraksi antara penjual dengan konsumen.
- Local e-commerce,merupakan bentuk e-commerce yang berfokus untuk melibatkan konsumenberdasarkan lokasi geografis saat ini. Pedagang lokal menggunakan berbagai teknik pemasaran online untuk mendorong konsumen ke toko mereka. Local e-commerce adalah perpaduan dari m-commerce, social e-commerce, dan local e-commerce yang didorong oleh banyaknya minat terhadap layanan ondemand lokal seperti Uber, dan GOJEK.
1.3 Kelebihan dan Kekurangan E-Commerce
      Adapun Kelebihan dan kelemahan E-Commerce Menurut (Harmayani dkk., 2020) ada beberapa kelebihan yang dapat diperoleh dari menjalankan bisnis E-Commerce :
- Hemat waktu dalam transaksi, tidak perlu menunggu lama atau menonjol seperti halnya bisnis tradisional,
- Memungkinkan Anda untuk bertransaksi dengan perusahaan atau toko dari jarak jauh, bahkan diseluruh benua,
- Tidak perlu banyak persiapan dan investasi untuk membuka toko secara fisik,
- Ada begitu banyak pilihan yang tersedia, karena berkaitan dengan berbagai produk yang ditawarkan,
- Tidak ada batasan atau batasan waktu belanja pelanggan, sehingga orang dapat berbelanja kapan pun mereka mau,
- Dengan internet media komunikasi, setiap pebisnis dapat dengan mudah menjual satu sama lain melalui banyak platform nyaman yang tersedia,
- Berkenaan dengan produk digital, pembelian bisa instan dan tidak perlu menunggu lama untuk pengiriman,
- Tidak ada batasan ruang di sini, anda dapat menampilkan item online sebanyak yang Anda inginkan (tergantung pada lokasi spesifik), ini juga berarti lebih beragam dari pada toko fisik
      Terdapat beberapa kelemahan yang dapat diperoleh dari menjalankan bisnis E-Commerce :
- Ada permintaan mendesak dari pelanggan atau calon pelanggan bahwa semuanya harus berjalan dengan sangat cepat dan aman, sehingga layanan internet yang cepat dan aman sangat penting.
- Ada juga kebutuhan untuk perangkat (gadget) yang dapat memberikan  akses ke toko online itu sendiri, yang dapat diakses pengguna melalui smartphone atau laptop,
- Pengalaman berbelanja dengan E-Commerce bagi pelanggan terasa pribadi atau kurang emosional, bisa kurang menyenangkan dari pada transaksi langsung tatap muka.
- Dalam E-Commerce tidak ada peluang untuk menyentuh atau menguji produk sebelum transaksi selesai dan barang sudah di tangan.
- Ada potensi resiko berbahaya seperti penipuan kartu kredit atau pencurian data keamanan dunia maya,Untuk dapat menggunakan produk, pelanggan harus menunggu sampai barang tiba sehingga tidak ada penundaan dalam membeli toko fidik.
- Mungkin juga pihak-pihak yang bertransaksi dalam kebingungan karena perbedaan legalitas penjualan tergantung pada lokasi mereka.
2.1 Pengertian Flash Sale
      Dalam program flash sale, harga produk yang ditawarkan biasanya jauh lebih murah dari harga biasanya, oleh karena itu promosi ini banyak diminati konsumen. Flash sale yang merupakan diskon atau promosi, atau salah satu jenis promosi yang dipakai para pelaku bisnis untuk mempromosikan suatu produk dengan jumlah terbatas dan dalam waktu singkat (Arestrias & Wijanarko, 2021).
      Menurut (Darwipat, 2020) flash sale adalah strategi dalam bisnis online untuk menjual barang secara eksklusif dengan harga yang jauh lebih murah dari aslinya, dan tentunya dalam waktu yang sangat terbatas.
      Sedangkan menurut rismawati, rinovian rais (2020) flash sale merupakan salah satu cara promosi dengan memberikan penawaran seperti potongan harga dengan jangka waktu yang singkat dan barang terbatas untuk dapat menarik konsumen melakukan pembelian.
2.2 Tujuan Flash Sale
      Flash sale bertujuan untuk menciptakan urgensi pembelian pada konsumen, sehingga mendorong mereka untuk segera melakukan transaksi. Strategi ini tidak hanya efektif dalam meningkatkan penjualan dalam waktu singkat, tetapi juga berguna untuk mengurangi stok barang dengan perputaran lambat, memperluas jangkauan promosi produk, dan memperoleh informasi konsumen potensial.
      menurut Otovianti & Herman (2021) menyatakan bahwa tujuan flash sale adalah untuk membuat konsumen tertarik dengan suatu produk dan membuat konsumen melakukan pembelian dengan cepat dan mudah.
      Menurut  (Sundjaja, Arisanto, & Fatimah, 2020). Tujuan utama dari flash sale pada dasarnya adalah untuk menjual produk dalam jumlah banyak dengan harga yang relatif murah.
      Sedangkan menurut (Hertanto, et al., 2020) tujuan dari flash sale adalah untuk meningkatkan transaksi di e-commerce, merangsang penjualan produk, meningkatkan kesadaran merek sehingga meningkatkan penjualan.
3.1 Pengertian Impulse Buying
      Menurut Pratminingsih et al., (2021), Pembelian Impulsif atau dikenal juga sebagai transaksi mendadak, merujuk pada situasi di mana konsumen memutuskan secara langsung untuk membeli suatu produk atau jasa.Fenomena ini terjadi baik saat seseorang mengunjungi gerai fisik maupun ketika menjelajahi platform perdagangan elektronik, tanpa adanya niat atau rencana sebelumnya untuk melakukan pembelian tersebut.
     Menurut Ramziya, et al., (2020) Pembelian impulsif adalah pembelian yang dilakukan tanpa pertimbangan rasional, cepat, dan tanpa perencanaan, dipicu oleh konflik pikiran dan dorongan emosional.
      Sedangkan menurut (Arifianti & Gunawan, 2020) impulse buying atau pembelian secara impulsif adalah ketika seseorang membeli barang atau jasa tanpa perencanaan atau pertimbangan yang matang sebelumnya, keputusan untuk membeli suatu barang atau jasa dilakukan secara tiba-tiba.
      Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan, pembelian implusif adalah perilaku konsumen yang memutusan untuk membeli barang atau jasa tanpa perencanaan sebelumnya. Adapun faktor emosional yang mendorong konsumen untuk melakukan transaksi tanpa mempertimbangkan kebutuhan.
3.2Tipe-tipe Impulse Buying
      Menurut Wangi dan Andarini (2021). menyebutkan beberapa tipe impulse buying sebagai berikut:
- Pure Impuse Buying Merupakan tipe disaat konsumen melakukan pembelian tanpa pertimbangan yang matang melainkan murni (pure) dengan konsumen benar-benar membeli suatu barang tanpa berpikir atau merencanakannya sebelumnya.
- Suggestion Impulse Merupakan tipe pembelian disaat konsumen tidak mempunyai pengetahuan sebelumnya tentang sebuah produk, mereka melihatnya untuk pertama kali namun merasakan kebutuhan akan produk tersebut akibat tersugesti oleh promo yang menarik.
- Reminder Impulse Buying Merupakan tipe pembelian disaat konsumen melakukan pembelian karena persediaan barang berkurang, hal ini sengaja dilakukan untuk menimbun barang yang ada namun hampir habis dengan memanfaatkan promosi yang sedang menawarkan harga murah .
- Planned Impulse Buying Merupakan tipe pembelian disaat konsumen hanya akan melakukan pembelian saat terdapat promo cashback danflash sale pada produk yang dibutuhkannya, jadi mereka telah berecana untuk melakukan pembelian sebelumnya dengan mengharapka promo tersebut.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI