Mohon tunggu...
Rizki Romadhon
Rizki Romadhon Mohon Tunggu... Mahasiswa - Artikel Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Islam Negeri Raden Mas Said Surakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Siswa Muslim Menjadi Kaum Mayoritas di Sekolah Yayasan Katolik

7 September 2021   08:59 Diperbarui: 7 September 2021   09:13 473
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Indonesia merupakan Negara dengan berbagai keanekaragaman suku, agama,budaya yang tersebar di Indonesia. Indonesia memiliki dasar Negara yaitu Pacncasila. Nilai pancasila yang terkandung didalamnya setia warga Negara harus menjaga, menghormati dan menghargai walaupun berbeda suku, agama, ras dan budaya.

Memilih suatu agama atau keyakinan merupakan hak dasar kita sebagai manusia, begitu juga halnya sama dengan kita memilih tempat pendidikan.

Ketika saya duduk di bangku sekolah menengah Pertama saya bersekolah di salah satu sekolah yang dasar background sekolah beryayasan Katolik.

Selama tiga tahun saya menempuh pendidikan di sana di situ saya diajarkan bagaimana kita bersikap jujur, disiplin, kebersamaan, toleransi dan saling mengasihi antar sesama umat ciptaan Allah.

Sekolah yang dasar baground yayasan Katolik tidak menutup kemungkinan hanya siswa Kristiani yang dapat menempuh pendidikan di sana. Hal tersebut tidak dapat dipungkiri dan terbukti bahwa kaum muslim menjadi siswa mayoritas di sekolah dimana saya menempuh pendidikan.

Di sekolah beryayasan Katolik, di mana siswanya mayoritas beragama Islam kita menjalankan pendidikan tidak jauh berbeda dengan sekolah umum lainnya.

Dan tidak membuat kami para muslim disana untuk tidak menjalankan ibadah kami sehari- hari.sebagai contoh saat adzan terdengar bahwa kaum muslim diperbolehkan izin untuk melaksanakan sholat di masjid ataupun tempat yang sudah dimasjid ataupun tempat yang sudah disediakan oleh sekolah.

Di sana kami diajarkan bagaimana kita hidup berdampingan dengan suatu perbedaan tanpa menjatuhkan golongan, ras, suku ataupun agama satu dengan yang lainnya. Sebagi contoh Memperingati hari besar keagamaan islam atau agama katolik dan kristen menjadi agenda acara tahunan di sekolah saya, seperti acara buka bersama, halah bi halah, perayaan paskah, natal,dll.

sekolah di sana kita sebagai kaum Muslim tidak tidak dituntut untuk mempelajari agama Katolik maupun Kristen, melainkan kami dituntut untuk memperkuat agama yang kita anut dan juga dituntut untuk mengamalkan ajaran agama masing-masing di manapun dan kapanpun kita berada.

Kami di sekolah sebagai siswa hidup berdampingan seperti saudara karena kebersamaan kita yang kuat dengan toleransi dan rasa saling menghargai menjadi pedoman kita yang harus kita jaga.

Dengan begitu kita sebagai siswa bisa saling memahami dan mengerti satu dengan yang lain. Dan tentu kita menjadi tahu bagaimana ajaran agama lain untuk beribadah, sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan kita tentang agama lain atau sudut pandang lain mengenai agama. Selain itu kami juga kadang saling menginagtakan satu sama saling mengatkan satu sama lain jika kami lupa belum melalukan ibadah, jadi kami serasa bagai keluarga tanpa melihat baground kita masing-masing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun