Mohon tunggu...
Rini Wulandari
Rini Wulandari Mohon Tunggu... Guru - belajar, mengajar, menulis

Guru SMAN 5 Banda Aceh http://gurusiswadankita.blogspot.com/ penulis buku kolaborasi 100 tahun Cut Nyak Dhien, Bunga Rampai Bencana Tsunami, Dari Serambi Mekkah Ke Serambi Kopi (3), Guru Hebat Prestasi Siswa Meningkat

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Menjadi Muslim Produktif dengan Ramadhan, Apa Bisa?

12 Maret 2024   23:20 Diperbarui: 12 Maret 2024   23:53 555
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi seorang muslimah berinteraksi dan bekerja sumber gambar pergiumroh.com

Kata Sharif H. Banna, director Awakening Publications, jika ada masa dimana setiap orang perlu bangkit menghadapi tantangan saat ini yang begitu kompleks, titik awalnya mestilah harus menjalani kehidupan ini dengan produktif.

Tapi produktif dan produktifitas seperti apa?, apakah yang kering dengan makna?. Ketika manusia hanya dianggap sebagai mahluk biologis dan fisik, konsep yang dipilihnya "siapa kuat ia yang menang" untuk mendorong kemajuan dan inovasi, maka tidak heran jika produktifitas yang lahir dan kita pahami menjadi kering.

Intinya hanya "memaksimalkan potensi manusia untuk bisa meraih target dan mendapatkan hasil yang diinginkan dari sebuah tindakan." Kata Sharif, kita kehilangan "identitas" kita yang paling esensi yaitu " jati diri".

Lalu bisakah keimanan kita mengembalikan keseimbangan itu, agar kehidupan kita tidak monokrom tapi lebih berwarna?. Bagaimana jika Ramadhan kita jadikan momentum  untuk mencapai target produktifitas potensi kita?.

Karena orang hidup seperti menikmati sebuah perjalanan, maka harus ada nilai-nilai yang bisa  memberi warnanya. Nilai-nilai itu ada yang berasal dari Tuhan yang menjadi bagian dari keyakinan kita. Waduh kok berat ya analisisnya.

Begini agar hidup kita lebih penuh, berkontribusi dan produktif tergantung pada bagaimana cara kita berpikir dan bertindak. Maksudnya?. 

Intinya jangan  pernah menyerah pada sesuatu, tapi jalani, optimalkan usaha dulu baru kita berpasrah diri. Kurang lebih intinya ya, jadi pribadi yang produktif dulu, sebelum mengibarkan bendera putih tanda menyerah.

Produktifitas Kala Ramadhan?

Lho, tidur selama berpuasa saja berpahala, jadi buat apa susah, toh itu juga bagian dari kontribusi. Atau ada yang bilang, "susah bisa produktif waktu puasa, energi nggak mendukung". Jika begitu rugi dong berpuasa jika justru membuat kita menjadi tidak produktif.

Menurut motivator Muhammed Faris, biar kita produktif, setidaknya kita harus punya tiga unsur; fokus, energi dan waktu.

Jika punya fokus dan waktu tapi tak punya energi juga bakalan gampang menyerah. Tapi jika punya banyak waktu dan energi tapi tidak fokus, konsentrasi kita akan terus-terusan terganggu dan tak bisa optimal mencapai hasil.

Tapi jika kita punya energi dan fokus tapi tidak punya waktu juga akan sama saja tidak bisa produktif. Maka produktifitas adalah gabungan dari ketiganya secara seimbang.

Dengan memahami tiga hal tersebut, paling tidak kita jadi bisa memahami mengapa pada satu situasi atau kondisi kita bisa tak produktif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun