Mohon tunggu...
Rizki Muhammad Iqbal
Rizki Muhammad Iqbal Mohon Tunggu... Penulis - Suka makan ikan tongkol

Hari ini adalah besok pada hari kemarin

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Menerka Batasan

4 April 2020   01:13 Diperbarui: 4 April 2020   01:52 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di dalam perjalanan, terkadang aku terduduk di pemberhentian. Memandang jauh ucapanmu yang menjadi kemelut dalam pikiranku.

Dalam kenyataan, aku menyerap kehampaan di tiap lamunanku yang membisu; menaruh harap pada garis pandang yang menyatu bersama nyanyian petang, saat orang-orang terlepas dari kehidupan mesin dan sibuk merangkai kepulangan.

Saat aku dihadapkan kehilangan, aku tak berharap sesuatu apapun; dari kita, yang tak tahu sampai di mana panjang perjalanan kita. Aku tak tahu sampai ambang mana aku harus percaya, bahwa ujung yang kita tuju pasti memiliki batasnya.

Dan kita berharap, tentang suatu waktu yang mungkin akan berlalu.

Jika kita masih berdiri bersama, akankah kau bersedia menanggung ikatan pada kemuraman yang menyenangkan?

Jika kita terpisah di persimpangan, akankah kau merayakan kematian pada ujung doa yang pernah menaruh harapan dalam diam?

Semoga kita terus berjalan dan tak pernah menanyakan akhir dari perjalanan ini, karena kita cukup tahu: kau tentu akan memiliki kehidupan yang tak satu pun ingatanku tahu.

Setelah kita lelah bertanya-tanya, biarkan aku menaruh pesan yang kubawakan untukmu:
Menjelang akhir, ijinkan aku menaruh lentera terang yang bersinar dalam muara kepergianmu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun