Mohon tunggu...
𝐀𝐑𝐘𝐀 𝐁𝐔𝐌𝐈
𝐀𝐑𝐘𝐀 𝐁𝐔𝐌𝐈 Mohon Tunggu... Seniman - 𝐁𝐔𝐌𝐈 𝐂𝐈𝐍𝐓𝐀, 𝐒𝐀𝐒𝐓𝐑𝐀, 𝐏𝐔𝐈𝐒𝐈

𝐉𝐀𝐆𝐀 𝐓𝐀𝐍𝐀𝐇 𝐉𝐀𝐆𝐀 𝐀𝐈𝐑 𝐉𝐀𝐆𝐀 𝐁𝐔𝐌𝐈

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Menerka Isi Celana

2 Maret 2024   04:00 Diperbarui: 2 Maret 2024   06:00 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Apa yang kautangkap dari turunnya hujan kemarin kar,
dingin senja yang membungkam
atau cita-cita yang kusam
surat dari rumah belum juga sampai di tanah merah.

Bangsa kita ini sudah ningrat kar
jadi untuk apa lagi mencari jatidiri
semua masih melarat.
Tutup saja pintu kulkas, matikan pendingin ac di Mahameru. Kita tidak butuh surga!

Dunia sudah dewasa, semua bebas saling ciuman. Sambil tangannya menerka-nerka isi celana. Kau tahu apa jawabnya;
" Siapa agama: presiden, raja, pemuka!"
Romo sudah menunggu sepi di dalam rumah,
menanti malaikat buatkan secangkir kopi.
Selir-selir telah kembali pulang
ke barisan ayat-ayat.

Masa kecil sungguh seni yang lucu kar,
akhirnya marhaen ajarkan kita untuk berdikari.
Keluarlah kar! lepaskan semua isi dalam jarikmu. Kau keliru dengan rok di bawah lutut.
Tidak apa-apa kar, tuhan sudah berdemokrasi sekarang. Turunkan jarikmu; kita sudah berbudidaya tanpa perlu ditatar tafsir.

Aku ini pelacur. Sankret yang telanjang di suara para pelancong
jangan ragu kar sebab cinta itu bermata-mata.
Isi celana selalu menjadi cerita turun-temurun,
hanya itu juga isi ransel biru yang tertinggal di alam bawah sadar kita kar.

CINTA CINTA CINTA

BUMI CINTA
MARET 2024

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun