Mohon tunggu...
Rinrin Novi Ristianti
Rinrin Novi Ristianti Mohon Tunggu... Administrasi - Aku adalah aku

Pencinta ketinggian, pengagum senja, pencandu literasi penikmat secangkir kopi🏞️🌇📖☕

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Senja Terakhir Bersamamu

30 Desember 2019   03:08 Diperbarui: 30 Desember 2019   03:19 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pic by @marrpatis_ph

Perjalanan dari kotaku ke Garut sekitar 5 Jam, ada banyak kejadian yang terjadi saat menuju Garut dari mulai salah satu teman hampir ketinggalan hingga minibus yang mogok di tengah jalan tol. Yang ada diotakku sudah tak bersahabat lagi, banyak pikiran negative yang  mundar mandir. Tapi setelah beberapa jam melakukan perjalanan  akhirnya kami sampai. Setelah kami makan siang dan packing ulang kami menuju BC (Basecamp) yang jaraknya cukup jauh dari tempat kami  berada.

Di sepanjang perjalan menuju puncak banyak hal yang aku renungkan, tentang diriku dan tentag dia. Sebuah kesalahan ketika aku mendaki saat ini bukan karena ingin melihat keindahan yang Tuhan ciptakan, tapi untuk melepas beban dan rasa sakit kehilangan dia. Aku lelah saat mulai mendaki tapi aku benar-benar berkeinginan untuk menuju puncak. Aku ingin semua orang tau terutama dia bahwa aku bukan wanita manja yang ia pikirkan selam ini. Sebuah hadiah terbesar setelah aku mampu mencapai puncak. Rasa sakitku sirna setelah aku melihat indahnya kota Garut  dari ketinggian 2249 Mdpl. Semua rasa sedih, kecewa, marah, sakit dan menyesal melebur jadi satu menjadi sebuah haru kebahagian.

Setelah aku berhasil menaklukan egoku di salah satu atap di Garut, aku menjadi pribadi yang lebih positif aku seperti memiliki energi yang tak tahu datang darimana.  Gunung jadi tempat ternyamanku setelah itu. Dari gunung aku punya banyak temen, karena gunung aku menjadi pribadi yang humble dan karena gunung aku belajar ikhlas-melepasnya yang tak bisa bersamaku lagi.  

Setelah beberapa bulan hatiku sudah semakin membaik dan saatnya aku mendaki  lagi.  Bukan untuk melepaskan rasa sakit tapi untuk menikmati alam dan keindahan sang pencipta.  Kali ini aku mendaki  bersama Faris tentu saja, karena kata dia selama tiga kali mendaki  aku harus tetap bersamanya.  Kali ini aku memilihi Gunung Gede-Pangrango sebagia tempat melepas rindu. Kali ini pendakianku mulai tertata tak seperti pendakian pertama yang hancur karena persiapan dan sebagainya.

Perjalan dari basecamp Gunung Putri masih di bilang sangat lancar, walaupun seperti biasa  pendakian sempat tersendak karena Faris terlambat datang. Tapi semua berjalan lacar hingga alun-alun surya kencana.  Aku masih tersenyum saat itu  tapi setelah itu berubah jadi tangis, setelah seseorang yang tak ingin ku lihat lagi menyepaku.

"Ra....apa kabar?".  Suara yang menemaniku selama 4 tahun masih terdengar begitu jelas, aku bebalik dan melihatnya  tersenyum.

"Ra...lama ya gak ketemu. Aku rindu kamu". Kalimat itu dengan mudah meluncur dari bibirnya.

"Kabar baik, kamu gimana?".

"Sedikit sakit Ra, aku nyesel.  Bisa gak  sih kita bersama lagi. Aku banyak merenung  selama ini".

"Kayanya gak bisa, kita akhiri  aja secara resmi.Hahaha bukankah kita memang  sudah berakhir dari awal". Bodohnya mata tak bisa di ajak kompromi air mata meluncur begitu saja di pipiku.  

"Ra, aku bodoh dulu minta kita break".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun