Mohon tunggu...
Rinrin Novi Ristianti
Rinrin Novi Ristianti Mohon Tunggu... Administrasi - Aku adalah aku

Pencinta ketinggian, pengagum senja, pencandu literasi penikmat secangkir kopi🏞️🌇📖☕

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Senja Terakhir Bersamamu

30 Desember 2019   03:08 Diperbarui: 30 Desember 2019   03:19 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pic by @marrpatis_ph

"Ra, lu udah siap  semua peralatannya kan??". Pesan whatsppap yang muncul di layar gawaiku. Aku mengabikan begitu saja. Gawaiku berbunyi lagi dan sekarang aku dapat panggilan dari sahabatku, Faris yang akan mengajakku naik gunung.

"hallo, Ris".

"Lu kenapa  gak bales chat gw sih, klau gitu lu gak usah ikut aja! Kebiasaan banget sih liat chat whatapp di notif aja kalu gak pernah bales!". Teriaknya dari sebrang sana.

"Sorry bro, gw  lagi packing lagian lu  sih nanya  hal sama dari beberpa minggu  lalu. Bosen gw balesnya juga."

"Gw khawatir aja kan  lu pendaki  pemula".

"Santai ada lu Ris, gw  percaya  sama lu. Lu bisa jaga gw. Kan lu  sahabat terbaik yang pernah gw miliki".


"Hahaha  bisa aja si Dara Ijem  bikin gw  terbang. Udah packing lu tidur ya,  jangan gadang. Besok kita berangkat pagi".

"Siap boskuuu". Kami  mengakhiri obrolan kita, setelahnya aku beranjak ke tempat tidurku dan aku sangat tak sabar esok hari akan seperti apa.

Keesokan paginya aku datang lebih awal di titik kumpul  yang telah kita setujui. Beberapa kawan sudah datang tinggal satu  orang yang belum datang, Faris si manusia ngaret se abad. Sesampainya di titik kumpul dia bukan minta maaf  karena keterlambatannya malah mentertawakan pakaianku yang katanya aneh untuk ke gunung.

"Ra gw kan udah bilang persiapin semua hal! Lu  kok pakai baju  itu". Aku cemberut saat dia mengtakan itu. Tapi setelah ku pikir ini aneh aku pakai jaket tebal saat akan pergi ke Garut padahal cuaca tak dingin, aku pakai jaket  karena tasku penuh. Bukan penuh lebih tepatnya kau tak bisa packing padahal aku sudah melihat tutorial packing di Youtube. Ditambah aku pakai sepatu olahraga biasa, celana jeans layaknya akan pergi ke mall.

"Ra, jangan cemberut. Maafin ya".  Aku tersenyum lagi aku, karena aku tak bisa marah begitu  lama pada sahabatku yang satu ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun