Mohon tunggu...
Risma Achmad
Risma Achmad Mohon Tunggu... Freelancer

Guru ekonomi yang jatuh cinta pada sastra. Buku adalah candu saya, dan menulis adalah cara saya memaknai dunia. Melalui tulisan, saya berbagi perspektif, merajut pengalaman, dan merayakan keajaiban kata-kata. Penulis dua buku antologi cerpen: "Di Balik Sebuah Kehilangan" dan "Warna-Warni Cerita di Sore Hari". Menulis bukan untuk menjadi sempurna, tapi untuk tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kopi Terakhir, Saksi Cinta yang Tak Pernah Padam

14 Oktober 2025   11:39 Diperbarui: 14 Oktober 2025   11:39 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dan ketika Pak Mat mencicipi kopi itu, untuk pertama kalinya dalam sebelas tahun, dia tersenyum. "Rasanya hampir sama," katanya dengan mata berkaca-kaca. "Hampir seperti kopi Mama."

Tidak persis sama, memang. Tapi aku tahu, rahasia kopi bukan terletak pada kesamaan rasa, tapi pada cinta yang dimasukkan ke dalam setiap tetesan.

***

Aku adalah cangkir yang telah menyaksikan tiga generasi cinta. Cinta Ibu yang rela menderita dalam diam demi kebahagiaan keluarga. Cinta Sari yang belajar melanjutkan warisan ibu meski hatinya masih terluka.

Dan suatu hari nanti, aku akan menyaksikan cinta generasi selanjutnya, ketika anak-anak Sari belajar menyeduh kopi dengan cinta yang sama.

Karena itulah rahasia sesungguhnya dari kopi terakhir Ibu. Bukan bahwa itu benar-benar terakhir, tapi bahwa cinta yang dimasukkan Ibu ke dalam kopi itu akan terus berlanjut, diwariskan dari tangan ke tangan, dari hati ke hati, dari generasi ke generasi.

Cinta seorang ibu memang seperti aroma kopi, menyebar ke seluruh ruangan, menghangatkan jiwa, dan tidak pernah benar-benar hilang meski cangkirnya sudah kosong.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun