Mohon tunggu...
Kharisma
Kharisma Mohon Tunggu... Mahasiswa - student islamic philosophy

Catatan refleksi 📝

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Belenggu

28 Oktober 2021   12:50 Diperbarui: 7 April 2024   17:53 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terlahir sebagai perempuan bukanlah pilihan, tak ada kesepakatan, akan tetapi ini adalah ketentuan takdir yang tak bisa diingkari.

Begitulah tubuhku terlahir sebagai perempuan, terlempar ke dalam desa.

Aku tumbuh sebagaimana gadis desa pada umumnya,
Aku terpenjara sebagaimana gadis desa pada umumnya,
Aku dididik sebagaimana gadis desa pada umumnya, dan
Kebebasanku direbut sebagaimana gadis desa pada umumnya.

Aku dipenjara oleh tubuhku sendiri yang dibangun dalam perspektif, lalu di dasarkan pada opini-opini agama, atau juga kedalam alasan-alasan moral.


Tentulah sebagai gadis yang hendak menjaga kesucian dari dosa akan manggut. Bertahun-tahun lamanya berada dalam buaian semacam ini, hidup dalam asuhan tanpa kebebasan.

Namun ini aku mulai berpikir, bukankah agama menghendaki seorang muslim untuk berilmu? Bukankah seseorang akan lebih kotor bila membiarkan dirinya dalam kebodohan? Dengan alasan apakah kita akan mengatakan bahwa bertahan menjadi orang bodoh akan lebih bermoral ketimbang melawan untuk belajar?

Kutanyakan ini pada alam semesta, atau juga kepada TUHAN yang terus diam-diam mengintipku dari balik tabir, jawab lah!!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun