Mohon tunggu...
Ripan
Ripan Mohon Tunggu... Mahasiswa di Universitas Pendidikan Indonesia

Menulis adalah caraku mencari benang merah menuju jati diriku—tempat aku bisa pulang tanpa ragu, tanpa topeng. Di balik setiap kata, ada jejak pencarian, perlawanan, ketenangan, dan ruang sunyi yang memulangkan aku pada siapa sebenarnya aku. 📖✍️

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sempurna

26 Maret 2025   00:38 Diperbarui: 25 Maret 2025   23:54 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hari-hari yang sempurna bersama sang istri (Dibuat oleh Dreamina AI)

Raka Aryasatya membuka matanya. Cahaya matahari pagi menembus jendela kamar, menciptakan garis-garis keemasan di lantai kayu. Di sampingnya, Livia Maheswari tersenyum lembut, membelai rambutnya sebelum berbisik, "Selamat pagi, Sayang. Sarapan sudah siap."

Hari ini terasa seperti hari-hari sebelumnya. Hangat, damai, dan sempurna.

Ia turun ke ruang makan, di mana meja telah tertata rapi dengan roti panggang yang masih mengepulkan uap, telur setengah matang, dan secangkir kopi hitam dengan sedikit gula, favoritnya sejak dulu. Aroma kopi menyebar di udara, membuat Raka tersenyum samar.

Livia duduk di depannya, mengenakan gaun putih yang sama seperti kemarin, rambutnya disanggul dengan rapi. Ia menyodorkan cangkir kopi ke arahnya. "Aku yakin kopinya pas kali ini."

Raka mengambil cangkir itu, meniup permukaannya sebelum menyeruput. Ia menghela napas lega. "Seperti biasa, ini sempurna. Tidak terlalu pahit, tidak terlalu manis."

Livia tertawa pelan, matanya berbinar. "Tentu saja. Aku istrimu. Aku tahu persis bagaimana kamu menyukai kopimu."

Raka menatapnya sejenak, lalu mencium tangannya. "Kamu selalu tahu apa yang aku butuhkan."

Livia membalas genggaman tangannya dengan erat, senyum tak pernah lepas dari wajahnya.

Hari berjalan seperti biasa. Raka pergi bekerja setelah mencium kening Livia dan melangkah keluar rumah. Jalanan yang dilaluinya terasa familiar, seperti sudah ia lihat ratusan kali sebelumnya. Setiap sudut, setiap mobil yang melintas, bahkan wajah orang-orang di sekelilingnya terasa seperti kepingan dari hari yang sama.

Saat pulang, ia mendapati Livia telah menunggunya di meja makan. Seperti biasa, makan malam sudah disiapkan dengan sempurna. Mereka berbicara tentang hal-hal kecil—cuaca, film yang ingin mereka tonton, rencana akhir pekan. Percakapan mereka mengalir, tetapi Raka mulai menyadari sesuatu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun