Mohon tunggu...
Rinto F. Simorangkir
Rinto F. Simorangkir Mohon Tunggu... Guru - Seorang Pendidik dan lagi Ambil S2 di Kota Yogya dan berharap bisa sampai S3, suami dan ayah bagi ketiga anak saya (Ziel, Nuel, Briel), suka baca buku, menulis, traveling dan berbagi cerita dan tulisan

Belajar lewat menulis dan berbagi lewat tulisan..Berharao bisa menginspirasi dan memberikan dampak

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Solusi Kreatif Pertanian dari Ardath & 2 Jendral Indonesia, Inovasi, Kreatif dan Bayar Harga

22 Mei 2019   19:59 Diperbarui: 22 Mei 2019   20:05 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dua sosok jendral Polisi ini ternyata pernah sama-sama memegang Kabareskrim Polri Indonesia. Yakni Bapak Susno Duadji dan Bapak Budi Waseso atau Buwas, yang sekarang menjadi Kepala Bulog Indonesia. Meskipun mereka seorang Jendral tapi kecintaanya terhadap kemajuan pertanian Indonesia jangan diragukan.

screenshot IG beliau
screenshot IG beliau
Bapak Susno, usai menanggalkan jabatannya di kepolisian, beliau ternyata kini sedang berkonsentrasi meningkatkan pertanian di Sumatera Selatan, tepatnya di Pagar Alam. Kesederhanaan beliau menunjukkan bahwa hidup seorang petani itu bisa makmur asal dikelola dengan baik dan benar.

Melihat beliau mencangkul bahkan memetik kopi serta mengajarkan beberapa trik apa yang telah dikerjakannya, sungguh memberikan inspirasi yang baik bagi banyak anak-anak muda. Bayangkan seorang jendral tapi tidak segan memegang cangkul dan kembali bertani. Beliau mungkin berpikir Indonesia adalah negara agraria, seharusnya Indonesia bisa menunjukkan swa sembada di bidang pertanian.

Tapi yang tak kalah terinspirasi lagi dari sosok Bapak Buwas. Seperti yang saya kemukakan di awal, bagaimana perannya di Bulog dan membawa Bulog ke suatu sistem yang bisa meningkatkan derajat ekonomi para petani. Dimana bulog bukan hanya sebagai gudangnya stok pangan di Indonesia, tapi bagaimana mere branding bulog menjadi sentral penghasil produk-produk pertanian yang unggul dan inovatif.

Bapak Buwas Konferensi Pers tentang kopi jendral (merdeka.com)
Bapak Buwas Konferensi Pers tentang kopi jendral (merdeka.com)
Seperti salah satu kisahnya bagaimana dia menghadapi dilema para petani ganja di Aceh sewaktu akan mengakhiri jabatannya di BNN waktu lalu. Dimana ganja adalah produk yang paling laku untuk dijual, tidak serta merta hanya bisa melarang mereka untuk tidak menanam ganja, tanpa ada solusi.

Akhirnya beliau menyarankan para petani tersebut menanam kopi. Para petani tersebut setuju dan menanam. Tapi setelah panen, mereka datangi lagi Pak Buwas, bagaimana hasil kopi kami? Beliau-pun dengan sedikit geleng-geleng kepala, memutuskan membeli semua hasil kopi para petani tersebut. Bapak Buwas-pun bingung, kopinya mau diapain ada ratusan kuintal?

Jika menggunakan cara-cara biasa untuk memasarkan kopinya, tentu tidak akan laku. Sebab masing-masing kafe ataupun penggiat kopi sudah punya jalur kopi  masing-masing. Akhirnya Satu ketika ketemu dengan sosok jago kopi dari Italia yang kebetulan datang ke Indonesia. Dia menyarankan untuk mengola kopi tersebut dengan idenya.

Pak Buwas di Detik.com
Pak Buwas di Detik.com
Setelah produk dan kemasan kopinya jadi, kebetulan ada lomba kopi tingkat Internasional, kopi Jendral milik Buwas adalah kopi nomor dua paling enak di seluruh dunia. Dan akhirnya kopi beliau-pun dicari-cari bahkan dipesan oleh orang-orang luar.

Bekatul jadi produk dedak penuh gizi (dokpri)
Bekatul jadi produk dedak penuh gizi (dokpri)
Inovasi berikutnya, selama beliau di Bulog, bagaimana ia mengemas beras-beras hasil produksi para petani kita, dikelola dengan sistem canggih dan modern, menghasilkan banyak varian dan produk beras kelas premium maupun super premium. Bahkan varian beras lokalpun dibranded seperti Beras Suntang, Anak Dara, yang berasal dari petani Minang.

Kemudian dedak beras oleh Buwas dijadikan bukan panganan untuk hewan, tapi dikonsumsi oleh manusia, yakni Bekatul. Sebab menurut hasil penelitian, justru dedak beras tersebut lebih mengandung banyak vitamin dibandingkan beras itu sendiri. Dan jika diuji dan membandingkan meminum satu cangkir bekatul dengan sepiring nasi, jauh lebih tahan lama laparnya saat mengkonsumsi bekatul.

produk premium Bulog (dokpri)
produk premium Bulog (dokpri)
Dan masih banyak lagi produk-produk pertanian yang oleh Bapak Buwas dijadikan menjadi kualitas premium. Yang artinya, jika harga pasaran beras 1 kg nya berkisar Rp. 10 ribuan, oleh Bulog yang menjadikannya kualitas premium, maka harga pembelian bulog dari petani-pun bukan lagi berkisar Rp.10 ribuan, melainkan membeli dengan harga yang lebih tinggi lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun