Mohon tunggu...
Gregorius Aditya
Gregorius Aditya Mohon Tunggu... Konsultan - Brand Agency Owner

Seorang pebisnis di bidang konsultan bisnis dan pemilik studio Branding bernama Vajramaya Studio di Surabaya serta Mahasiswa S2 jurusan Technomarketing Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS). Saat ini aktif mengembangkan beberapa IP untuk bidang animasi dan fashion. Penghobi traveling dan fotografi Landscape

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Artikel Utama

Menilik Visi "Kota Kreatif" sebagai Perkawinan Industri Kreatif dan Pariwisata

30 Maret 2024   06:00 Diperbarui: 31 Maret 2024   21:18 432
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Kota kreatif dan pariwisata. (Sumber: Thinkstock via kompas.com) 

Salah satu fokus negara dalam pembangunan ekonomi kreatif adalah bagaimana setiap kota di Indonesia diarahkan pada Konsep Kota Kreatif

Konsep ini diutarakan Presiden Joko Widodo dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Kepala Daerah dan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) se-Indonesia Tahun 2023, di Sentul International Convention Centre (SICC), Sentul, Jawa Barat, 17 Januari 2023. 

Secara mendasar, konsep yang telah dikenal di dunia sejak tahun 1995 dalam buku “The Creative City” oleh Charles Landry dan Franco Bianchini ini memiliki inti dimana kota didorong untuk mampu menghasilkan pendapatan sendiri berdasarkan kreativitas yang dimiliki kota tersebut dan tidak  hanya bergantung  bantuan ekonomi dari pusat. 

Ilustrasi tentang kota kreatif. Sumber: gulfnews.com
Ilustrasi tentang kota kreatif. Sumber: gulfnews.com

Adanya konsep kota kreatif ini mengisyaratkan adanya tata kelola dan penguatan rantai pasok industri yang kuat pada sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. 

UNESCO sendiri memiliki banyak daftar tentang kota kreatif di seluruh dunia, seperti Lyon (Perancis) yang terkenal di dunia karena budaya makanannya yang kaya, koki inovatif, dan kompetisi Bocuse d'Or yang bergengsi, Kanazawa (Jepang) yang terkenal karena budaya geisha yang indah, produksi porselen, dan pengerjaan gold leaf yang cermat, hingga Salvador (Brazil) yang terkenal dengan musiknya khususnya capoeira dan samba. 

Saat ini, dapat dikatakan kreativitas merupakan magnet yang kuat, menarik wisatawan untuk mencari pengalaman yang unik. Namun terdapat satu pertanyaan menggelitik, apakah industri kreatif dan pariwisata harus selalu saling terkait?

Meskipun tidak saling terkait, bidang kreatif seperti film, fashion, atau animasi dapat menjadi landasan daya tarik wisata suatu kota seperti yang telah dijelaskan di atas. 

Kita dapat membayangkan adanya sebuah kota yang terkenal dengan studio animasinya - hingga pada akhirnya kota ini berubah menjadi tempat yang wajib dikunjungi bagi para penggemar animasi. 

Adanya keterkaitan ini tentunya dapat mendorong ekonomi lokal dengan menyediakan tema menarik yang sesuai dengan khalayak tertentu di sebuah kawasan atau kota dengan basis sinergi dunia kreatif dan pariwisata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun