Apa yang terjadi di Sibolangit dan Berastagi mungkin juga terjadi pada para petani yang ada di beberapa daerah di Indonesia lainnya juga yakni mengalami kelesuan. Hal ini justru menjadi tantangan besar bagi Pemerintah di dalam meningkatkan kesejahteraan para petani kita.
Jika melihat trand-nya memang jumlah para petani menyusut, hal itu ditunjukkan oleh Data BPS. Yakni jumlah pekerja di sektor pertanian di tahun 2018 berkisar 35,7 juta orang atau 28,79 persen. Padahal di tahun 2017 jumlahnya 35,9 juta atau 29,68 persen. Terjadi penurunan sebesar 0,89 persen.
Meskipun jumlah petani menurun tapi pada kenyataannya banyak anak-anak muda di Indonesia justru berminat di bidang pertanian. Â Hal itu dibuktikan dengan banyaknya para calon mahasiswa yang mengambil jurusan pertanian setiap tahunnya yang meningkat sangat tajam.
Kembali kepada kondisi pertanian di Sibolngit, diriku memang belum bisa berbuat banyak. Sebab masih belajar dan mencoba menggali dan menggali lagi potensi-potensi apa yang di sana. Tapi langkah pertama yang bisa dilakukan adalah terpikir untuk mengembangkan sistem hidroponik di tanah Karo Simalem ini. Sebab meskipun rata-rata penduduk disini punya lahan-lahan yang luas dan subur, Â sistem hidroponik akan mampu mendongkrak perekonomian di sini.
Mulai belajar bahkan sudah memesan paket kecil hidroponik dari Aplikasi Pak Tani. Menongkrongi youtube ataupun instagram dari orang-orang yang sudah sukses menjalaninya. Dan akhirnya ketemu dengan  sosok pemuda ini.Yang jika kusearch lebih lanjut, ternyata dia adalah mantan mahasiswa pertanian juga.
Pernah mengalami kegagalan dan akhirnya bisa menemukan solusi terhadap kegagalannya tersebut. Yakni serangan lalat daun membuat sayur-sayurannya kuning dan akarnya kecoklatan.
Ketemu 2 Sosok Jendral 'Petani' dan Inspirasinya