Mohon tunggu...
Rinta Wulandari
Rinta Wulandari Mohon Tunggu... A Nurse

Wanita Muslim. Menulis untuk Menyenangkan Hati, Melegakan Fikiran. Purna Nusantara Sehat team Batch 2 dan Nusantara Sehat Individu VII Kemenkes RI. ## Perawat di RS milik Kementerian Kesehatan RI 2019-sekarang. email: rinta.write@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Menghadapi Kendala Bahasa dalam Pelayanan terhadap Pasien

14 Oktober 2025   18:16 Diperbarui: 14 Oktober 2025   22:11 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi by Canva AI/Diolah Penulis

"What? Kals? Kalsi?" tanya ibu.

Tiba-tiba ibu mengetik di google terjemahan. Bahasa Indonesia ke bahasa Arab. Melihat hal itu aku makin geleng-geleng, waah wah... 

Tapi setelah melihat maknanya pakai bahasa Arab si ibu jadi paham maksud dari dokter. "oh ya, kalsium menumpuk ya?" tutur si pasien.

"Sudah berapa lama ibu di Indonesia?"

"Saya sudah 15 tahun di Indonsia, ikut suami bekerja di sini. Tapi saya ada juga kerjanya di sini...," ucapnya perlahan dengan aksen Inggris sekaligus Arab.

"Ibu asal mana toh?" tanya dokter.

"Saya asal Maroko...."

Untunglah kali ini cukup tertangani lagi kendala bahasa ini. Terima kasih pada teknologi, google translate, AI, dll karena mempermudah komunikasi kami dengan pasien yang memiliki bahasa tertentu.

Berada di Indonesia yang memiliki bahasa persatuan: Bahasa Indonesia. Negara kita yang berpulau-pulau, banyak suku dan budaya. Bahasa Indonesia menjadikan ciri tersendiri, bahwa itulah bahasa utama negara kita. Namun tentu bahasa daerah juga tidak boleh ditinggalkan, karena bahasa daerah merupakan bahasa kecil kita. Bahasa ibu kandung kita; daerah tempat kita lahir. 

Ilustrasi by Canva AI/Diolah Penulis
Ilustrasi by Canva AI/Diolah Penulis

Maka manusia memang memiliki kemampuan untuk bisa memahami banyak bahasa. Bahasa yang selalu digunakan, selalu dipakai, selalu diperdengarkan lama kelamaan menjadi bahasa yang kita pahami.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun