"What? Kals? Kalsi?" tanya ibu.
Tiba-tiba ibu mengetik di google terjemahan. Bahasa Indonesia ke bahasa Arab. Melihat hal itu aku makin geleng-geleng, waah wah...Â
Tapi setelah melihat maknanya pakai bahasa Arab si ibu jadi paham maksud dari dokter. "oh ya, kalsium menumpuk ya?" tutur si pasien.
"Sudah berapa lama ibu di Indonesia?"
"Saya sudah 15 tahun di Indonsia, ikut suami bekerja di sini. Tapi saya ada juga kerjanya di sini...," ucapnya perlahan dengan aksen Inggris sekaligus Arab.
"Ibu asal mana toh?" tanya dokter.
"Saya asal Maroko...."
Untunglah kali ini cukup tertangani lagi kendala bahasa ini. Terima kasih pada teknologi, google translate, AI, dll karena mempermudah komunikasi kami dengan pasien yang memiliki bahasa tertentu.
Berada di Indonesia yang memiliki bahasa persatuan: Bahasa Indonesia. Negara kita yang berpulau-pulau, banyak suku dan budaya. Bahasa Indonesia menjadikan ciri tersendiri, bahwa itulah bahasa utama negara kita. Namun tentu bahasa daerah juga tidak boleh ditinggalkan, karena bahasa daerah merupakan bahasa kecil kita. Bahasa ibu kandung kita; daerah tempat kita lahir.Â
Maka manusia memang memiliki kemampuan untuk bisa memahami banyak bahasa. Bahasa yang selalu digunakan, selalu dipakai, selalu diperdengarkan lama kelamaan menjadi bahasa yang kita pahami.