Mohon tunggu...
Rinta Wulandari
Rinta Wulandari Mohon Tunggu... A Nurse

Wanita Muslim. Menulis untuk Menyenangkan Hati, Melegakan Fikiran. Purna Nusantara Sehat team Batch 2 dan Nusantara Sehat Individu VII Kemenkes RI. ## Perawat di RS milik Kementerian Kesehatan RI 2019-sekarang. email: rinta.write@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Mengamati Berbagai Cara Orang Lain Mendampingi Pengobatan Keluarganya

9 Oktober 2025   16:20 Diperbarui: 10 Oktober 2025   04:15 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi-- Mendampingi keluarga di rumah sakit. (Kiwis/Getty Images via Kompas.com)

Beberapa bulan ini aku menjadi pemerhati pasien dan keluarga, tapi bukan.. bukan tugasku memperhatikan pasien ya. Aku hanya ingin saja memperhatikan, kemudian ku tulis di Kompasiana. Karena aku bertugas jadi perawat dibelakang meja dokter. Hal ini membuat aku mendengar dan melihat bagaimana pasien dan keluarganya.

Ternyata semua memiliki cara berbeda dalam mendampingi orangtua yang sedang sakit atau ketika pasangannya yang sedang kontrol berobat jalan di Rumah Sakit tempatku bertugas.

Dok. Pribadi. By canva ai
Dok. Pribadi. By canva ai

1. Cuek, Duduk di Kursi Belakang Poli Sambil Main Gawai

Masuk ruangan periksa dokter, pasien duduk di depan dokter. Dokter bertanya tentang keluhan pasien hari ini. Keluarga pasien (suaminya) duduk di kursi ruangan yang ada di belakang sambil bermain dengan gawainya, fokus sendiri.

2. Istri yang Membocorkan Kebiasaan Buruk Suami

"Pak, masih merokok? Rokok bikin nyeri sendi ya Pak.."

"Oh iya, Sus.. Suami saya merokoknya gak putut. Habis makan merokok, malam merokok..." jawab istri pasien. Membuat pasien menundukkan kepala dan senyum-senyum.

Dok. Pribadi. By canva Ai
Dok. Pribadi. By canva Ai

3. Gengsi Mendampingi Ibu

Anak laki-laki biasanya tidak selalu bisa menunjukkan rasa sayangnya. Mereka punya cara sendiri. Hal ini terlihat saat seorang ibu yang dilakukan tindakan suntik nyeri. Sang anak yang mendampingi berdiri disampingnya. 

Lalu pasien merasa nyeri akibat injeksi, tangan pasien ingin memegang tangan anaknya. namun anaknya melipat tanngannya kebelakang punggung, sampai aku menegur si anak.. "Mas itu ibunya minta dipegangin tangannya.." baru si anak pegang tangan ibunya.

4. Semua Dijelaskan Suami

Suatu ketika pernah menerima pasien di poli. Si ibu tidak berkata apa-apa. Tapi suaminya lah yang bercerita tentang keluhan pasien. Membuat dokter meminta langsung supaya yang bercerita pasiennya saja.

5. Istri yang Kuat

Dok. Pribadi. By Canva Ai
Dok. Pribadi. By Canva Ai

Seorang bapak tampak pakai kursi roda. Kaki dan tangan kanan lemah karena serangan stroke yang lalu. Masih belum kuat untuk berdiri dan jalan. Ketika pasien akan diperiksa dan perlu dibaringkan ke tempat tidur, seorang ibu dengan kekuatan yang ada mampu memindahkan suaminya dengan kekuatan tangan dan kakinya dengan teknik memindahkan yang ia kuasai. "Ibu kuat sekali", tuturku. 

"Iya Sus, sudah terbiasa. Di rumah juga seperti ini.." Semoga ibu sehat terus ya, bisa terus dampingi dan bantu bapak, ucapku dalam hati.

6. Ditemani 3 Anak Perempuan

Seorang ibu berobat jalan. Masuk ke ruang dokter, pasien berada di kuris roda sedangkan dibelakangnya ada 3 wanita yang mendampingi. Saat ditanya 3 perempuan itu adalah anak-anak pasien. "Kebetulan sedang pada libur kuliah, dan ada yang sedang cuti kerja Sus, jadi semua mendampingi mamanya kontrol.." jawab ibu tersenyum sumringah. 

Dok. Pribadi. By canva Ai
Dok. Pribadi. By canva Ai

7. Didampingi oleh Adik-Adik

Berbeda dari poin yang di atas. Kali ini seorang pasien perempuan yang usianya suda cukup berumur. Tampak didorong oleh seorang lelaki yang juga sudah berumur. TIga orang lelaki yang sudah tua pula. Semua mendampingi dengan sigap. Walau para pendamping pasien ini sudah beruban, namun mereka masih tegap dan sigap membantu pasien naik turun dari tempat tidur. 

Ternyata tiga orang pria ini mengantar kakak mereka. Ya, kakak perempuan satu-satunya. Mengantar kontrol berobat, keluarga yang kompak sekali. Senang melihat keluarga kompak hingga kakak-adik sama-sama mulai beruban. 

8. Seolah Peduli Namun Tampak Cuek

Seorang pasien terbaring di tempat tidur beroda. Masuk ke ruang periksa di poli rawat jalan. Kedua kaki pasien tampak kaku. Setiap digerakkan terasa sakit. Istri pasien mendampingi pasien. 

Pasien bicara pada dokter menanyakan apa yang harus ia lakukan untuk perawatan pasien saat dirumah. Tampak sangat perhatian pada pasien, namun saat keluar ruangan sang istri tampak terlalu memerdulikan suaminya. 

9. Suami Perhatian yang Disabilitas

Aku sempat salah terka. Ketika yang masuk pertama kali adalah seorang pria tua berpeci dan berkacamata. Masuk dengan alat bantu jalan di kedua tangannya. Persis seperti orang yang habis patah kakinya jika habis kecelakaaan. Namun saat ditanya, "Pasiennya Bapak?", "Bukan, istri saya.."

Ya, si bapak mendampingi istrinya yang berobat ke Poli Rawat Jalan. Saat melihat banyaknya pasien yang datang ke poli sendirian untuk kontrol, kali ini aku melihat bahwa disabilitas pada fisik tidak menghalangi kecintaan mendampingi istri berobat.

Tiap orang memiliki cara sendiri dalam mendampingi keluarga yang sakit dan kontrol berobat. Namun kesediaan keluarga menemani sudah bisa diacungi jempol, walau berbagai sikap yang mereka berikan. 

Ada yang sangat kooperatif, memperhatikan, atau cuek. Yang penting kesediaan anggota keluarga menyempatkan waktunya untuk mengantar pasien sakit ada. Karena tidak sedikit pasien yang kontrol selalu datang sendirian.

Jika usia nya masih tergolong muda atau setengah baya itu tak jadi masalah. Karena edukasi apapun pasti dipahami. Namun jika pasien yang berobat jalan ini usianya sudah lansia, bahkan berjalan saja lumayan susah. 

Hal ini bisa menghambat penerimaan informasi yang diberikan oleh dokter terkait pemantauan kesehatan pasien. Karena kendala para lansia yangs sering kali lupa. Belum lagi risiko jatuh kala pasien lansia berjalan sendiri.

Dok. Pribadi. By canva Ai
Dok. Pribadi. By canva Ai

Terkait pasien lansia yang selalu kontrol sendiri, aku jadi teringat saat itu ada seorang ibu lansia yang kontrol ke dokter sendiri dan bercerita. Saat ditanya apakah hari ini ditemani keluarga? 

"Saya datang sendiri, Sus. Anak saya ada 5. Dari dulu membesarkan mereka berjuang sekali sendirian.. karena Ayahnya sudah tiada. Tapi giliran saya sudah setua ini..." sambil wajah sedihnya muncul. 

"Saya seperti sebatang kara.. apa-apa kerjakan sendirian juga.., anak-anak sudah sibuk dengan keluarganya masing-masing. Makanya kalau habis sholat, setelah mengaji saya berdoa.. Jika Allah mau panggil.. saya siap," ucap si ibu pelan.

Tentu saja kami mendengar hal itu lalu menenangkan si ibu supaya tak berpikiran seperti itu. Karena semua orang sudah berjalan ditakdirnya masing-masing. Namun kami pun tidak menyela perkataan sang ibu, membiarkan ibu berkeluh kesah, supaya beban pikirannya berkurang.

Dok. Pribadi by canva Ai
Dok. Pribadi by canva Ai

Jadi pasien yang harus kontrol rutin rawat jalan 1 bulan 1 kali itu bukan hal yang mudah. Walau sepertinya tidak terlalu sering, namun sebelum rutinitas ini dilakukan ada banyak hal yang dilakukan pasien, seperti konsumsi terapi obat dan melakukan kegiatan sesuai arahan dokter (misal olahraga dan makan sayur-sayuran) karena tiap bulan saat kontrol ke dokter, hal ini yang akan ditanyakan oleh dokter untuk mengetahui perkembangan pengobatan dan kesehatan pasien.

Dear Kompasianer, pernahkah menjadi pasien yang kontrol rutin ke poli rawat jalan rumah sakit? Atau saat ini selalu mendampingi keluarga yang berobat jalan ke Rumah Sakit? Semoga sehat selalu ya, semoga segala usaha kita untuk keluarga dan untuk kesehatan selalu diberkahi. Aamiin. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun