Kabar duka itu terdengar kemarin pagi. Pada 29 September 2025 malam penulis terkenal yang ku kagumi itu tiada. 10 tahun lalu aku mengikuti kegiatan menulisnya. Pipiet Senja atau sekarang mungkin aku ingin memanggilnya Umik.. karena usia nya seperti usia orangtuaku. Pipiet Senja atau yang lebih dikenal dengan sapaan akrab Manini, aktif menulis buku sedari remaja.Â
Pipiet Senja sudah menerbitkan lebih dari 200 karya dari buku berisi cerpen, cerita anak, puisi dan lainnya. Beliau juga aktif dalam forum kepenulisan sejak dulu, yakni Forum Lingkar Pena (FLP) organisasi yang keanggotaannya suka menulis, dan kerap mambuat agenda menulis bersama dan memiliki cabang FLP di berbagai daerah, termasuk FLP Lampung yang keanggotaannya juga aku ikuti.
Salah satu hal yang makin membuat kagum.. ia adalah Thalasemia Survivor. Thalasemia adalah penyakit kelainan darah genetik yang diturunkan dari orang tua, menyebabkan tubuh memproduksi hemoglobin yang kurang atau tidak normal sehingga sel darah merah tidak berfungsi optimal untuk mengangkut oksigen, dan dapat menyebabkan anemia kronis. Pipiet Senja bisa bertahan dan berhasil menganggap penyakit Thalasemianya sebagai teman. Bahkan ia sudah menganggap transfusi darah beberapa minggu sekali menjadi rekreasi yang membuat dia lebih merenung dan memiliki waktu yang luang untuk menulis apapun.
Manini sapaan akrabnya, memiliki 2 orang anak. Hal ini sangat jarang terjadi bagi penyandang Thalasemia. Dan aku yakin kala mengandung hingga melahirkan perjuangan ibu hamil memiliki Thalasemia itu luar biasa. Karena ia betul-betul beresiko hidup dan mati janin atau ibu. Karena Thalasemia kerap kekurangan HB (Haemoglobin) sedangkan ibu yang mengandung membutuhkan Hb ekstra untuk dirinya dan sirkulasi sari makanan (nutrisi) sampai ke janin. Jangan kan itu, organ lain pun turut kerja keras seperti jantung, ginjal dan lainnya kala seorang ibu sedang mengandung. Saat itu tahun 2015, Pipiet Senja juga berkisah bahwa saat itu limpa nya sudah diangkat, karena sudah tak kuat menerina terpaan transfusi darah rutinnya.
Masih ingat jelas dalam ingatanku tahun 2015 lalu kala Manini mengisi kelas menulis yang aku hadiri. Pipiet Senja, pemilik nama asli Etti Hadiwati Arief ini pernah berpesan.. jika ingin menjadi penulis.. Menulis saja, tulis, tulis, dan posting. Jangan pendam tulisan mu dalam laptop. Karena tulisan mu akan berproses, dan akan menemukan jalannya.
Teringat pula saat mengikuti kelas menulis via Zoom yang moderatornya Asma Nadia, dan Pipiet Senja menjadi narasumber.. beliau cerita bajwa dulu saat usianya 19 tahun kala mengirim tulisan ke suatu penerbit.. ia mengancam penerbit supaya mau menerbitkan tulisannya.. "Kata dokter saya hidup tinggal beberapa tahun lagi Pak, kalau tulisan saya tidak terbit nanti bapak saya gentayangi lho.." Ujar Manini berkelakar, sambil tersenyum. Akhirnya tulisan itu terbit disusul karya-karyanya yang lain. Walau di awali dengan cerita yang 'mengancam' namun karya selanjutnya bisa terus tayang, itu artinya tulisan Manini tidak sembarangan. Tulisan yang bagus dan mengandung hikmah.
Manini selalu percaya apapun yang dituliskan akan dipertanggungjawabkan di akhirat kelak. Maka ia memilih jika pun menulis sebisa mungkin mengandung nilai-nilai keislaman. Manini singkatan dari Mama dan Nini ini memiliki 2 orang anak dan meninggalkan 5 orang cucu. Wafat pada usia 68 tahun. Saat kelas menulis Manini pernah berujar menulis menghindari dirinya dari kepikunan. Selama hidup Pipiet Senja memang tak selalu bisa melakukan pekerjaan lain. Pernah jadi petugas asuransi katanya, pernah pula coba jadi kasir minimarket saat muda. Namun tidak cocok karena badannya yang sering lemas akibat sakitnya. Â Jika menulis hidupnya terasa bewarna. Melalui menulis Pipiet Senja sering diundang mengisi kelas menulis di berbagai negara.
Inilah jika menulis datang dari hati. Maka apapun yang ia pikirkan selalu bisa Pipiet Senja tuliskan. Ia hanya menulis dan mengalir saja.. Pipiet Senja jadi sosok menginspirasiku dalam dunia kepenulisan. Keteguhan, ketegaran dan ketekunannya dapat dijadikan teladan bagi kita semua, semua orang yang menyukai menulis.
Dear Manini, selamat jalan.. semoga Husnul Khotimah. Karya-karya Pipiet Senja akan menjadi abadi. Buku-bukunya masih bisa di jumpai pada toko buku. Tulisannya masih beredar di dunia maya. Maka karyanya akan abadi, dan namanya aku selalu terkenang.Â