Mohon tunggu...
Rinsan Tobing
Rinsan Tobing Mohon Tunggu... Konsultan - Seorang pekerja yang biasa saja dan menyadari bahwa menulis harus menjadi kebiasaan.

Seorang pekerja yang biasa saja dan menyadari bahwa menulis harus menjadi kebiasaan.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Ingin Lanjut Menulis, Jagalah Kesehatan

24 April 2017   14:34 Diperbarui: 24 April 2017   23:00 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semua elemen dan hal terkait menulis di atas masih ditambah dengan mood dan situasi yang harus mendukung. Di dunia media sosial sendiri, seorang penulis pastinya berharap tulisannya dilihat banyak orang. Di Like, di share dan dipromosikan. Sensasi mendapatkan jumlah Like, Share dan view yang banyak memberikan energi pendorong untuk menulis lagi.

Dunia Menulis Dunia Kreatif

Dunia tulis menulis masuk dalam dunia kreatif. Dunia yang tidak dibatasi oleh tempat dan alat yang kompleks. Keberadaan smartphone, tablet dan phablet, dan juga komputer jinjing, memungkinkan mobilitas sehingga berprosesnya dapat dilakukan di beragam tempat.

Dalam prosesnya, seorang penulis cenderung lebih banyak berfikir. Hal yang dipikirkan adalah elemen-elemen yang disebutkan di atas. Dengan demikian, untuk dapat menulis, sesuai dengan peribahana Mensana in Corpore Sano tadi, haruslah diperlukan kejernihan berfikir yang dihasilkan oleh kesehatan yang baik.

Dunia kreatif sendiri adalah dunia yang penuh dengan stress. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa dunia kreatif memiliki tingkat stress lebih tinggi dibandingkan jenis pekerjaan lain. Di samping karena proses berfikir yang terus menerus, berdasarkan penelitian dari Prof. Scott Schieman, seperti dikutip dari laman sciencedaily, juga bahwa pekerja kreatif cenderung bekerja melebihi jam kerja normal. Proses kreatif ini tidak berhenti ketika jam kerja normal sudah selesai.

Penelitian ini juga mengungkapkan bahwa para pekerja kretif melakukan pekerjaan yang berlebihan, muatan pekerjaan yang juga berlebihan dan menerima serta mengurus komunikasi terkait pekerjaan lewat media sosial dan gawainya di luar jam kerja normal.


Jika stres ini tidak disikapi, maka bisa berujung kepada kematian. Penelitian lain yang mendukung hasil riset Schieman ini juga menunjukkan tingkat kematian yang lebih tinggi pada pekerja kreatif.

Olahraga dan Pikiran Sehat

Mencermati profil para penulis serius di Kompasiana, didapati fakta bahwa menulis bukanlah pekerjaan utamanya. Menulis bukan bread winning work alias sumber nafkah.  Dengan demikian, penulis harus menambah ‘beban’ di luar beban yang dimunculkan oleh pekerjaan sehari-hari, baik sebagai pekerja kantoran, konsultan, pengusaha, ibu rumah tangga, mahasiswa dan masih banyak ragam lainnya.

Pikiran sebagai sumber utama harus tetap disehatkan agar tetap berproduksi dalam bentuk artikel-artikel yang tidak sekedarnya sesuai dengan tema-tema yang disukai dan gaya menulisnya. Penulis sendiri mengalami ‘stress’ tersebut, dimana ada keinginan untuk terus berproduksi hingga modalitas ini bisa dimanfaatkan di masa pensiun. Meskipun pekerjaan yang dilakukan saat ini memang tidak mengenal masa pensiun.

Tetapi kemudahan dunia tulis-menulis ini akan sangat membantu tetap ‘produktif’ untuk tubuh yang sudah lanjut. Daoed Joesoef, seorang penulis opini di Kompas, bahkan sudah menjelang 90 tahun, tetapi masih rajin menulis. Dengan segala pengalaman, pengetahuan, eskposur dan data yang ada dibenaknya, proses tulis menulis tetap berlanjut, pastinya didukung oleh pikiran yang jernih dan tubuh yang sehat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun