Mohon tunggu...
Rini Wulandari
Rini Wulandari Mohon Tunggu... belajar, mengajar, menulis

Guru SMAN 5 Banda Aceh http://gurusiswadankita.blogspot.com/ penulis buku kolaborasi 100 tahun Cut Nyak Dhien, Bunga Rampai Bencana Tsunami, Dari Serambi Mekkah Ke Serambi Kopi (3), Guru Hebat Prestasi Siswa Meningkat.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Satu Atap, Dua Dompet, Pilih Hybrid Saja Untuk Jalan Tengah?

9 Juli 2025   23:49 Diperbarui: 12 Juli 2025   21:32 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
keuangan pasangan-bank sinarmas

Model Gabung Penuh; Dan pasangan yang menganggap bahwa memiliki pasangan adalah sebuah pilihan ideal, mereka akan memilih, Model Gabung Penuh. Semua penghasilan digabung dalam rekening bersama, satu atau kedua pihak mengelola kas keluarga secara bersama-sama.

Jadi pengelolaan seluruh pendapatan digabung dan dikelola sebagai satu kas keluarga, biasanya dengan salah satu pihak bertindak sebagai manajer keuangan rumah tangga. Dan jamaknya, sadar atau tidak sadar model inilah yang banyak dianut oleh banyak pasangan.

Studi Journal of Economic Psychology (2020) di Tilburg University Research Portal menunjukkan bahwa model "syncratic atau joint" (rekening dan pengambilan keputusan bersama) berkaitan dengan lebih sedikit masalah keuangan dibandingkan jika pasangan memilih gaya dominasi salah satu pihak atau gaya otonom

Hal positif lainnya yang ditunjukkan jika pasangan yang menggabungkan keuangan adalah, mereka memiliki komunikasi lebih intens, yang berkontribusi pada kepuasan hubungan yang lebih tinggi. Pilihan tersebut membuka peluang keterbukaan dan kolaborasi dalam pengambilan keputusan, jadi cocok untuk pasangan yang siap berinvestasi dalam dialog rutin dan komitmen bersama.

Setiap model memiliki kelebihan dan kekurangan, tergantung karakter pasangan, latar belakang keluarga, dan kebutuhan rumah tangga masing-masing. Tidak ada rumus tunggal yang berlaku universal. Yang lebih penting adalah adanya kesepahaman bersama, bukan dominasi salah satu pihak.

Tak ada yang mutlak paling benar. Yang penting adalah keterbukaan dan kesepakatan. Jangan sampai ada yang merasa terbebani, merasa tidak dihargai, atau bahkan merasa dikontrol.

pasangan membicarakan keuangan-berita Adira Finance
pasangan membicarakan keuangan-berita Adira Finance

Menyoal Peran Tradisional

Sebenarnya persoalan ini muncul karena kita masih berpatokan pada paradigma lama. Dalam budaya yang kita kenal, konstruksi peran pasangan itu, suami sebagai pencari nafkah utama, istri sebagai pengelola rumah tangga. 

Tapi di kekinian zaman, dinamika peran sosial dan ekonomi sudah lama bergeser. Coba saja kita lihat, semakin banyak perempuan yang juga menjalankan peran sebagai pencari nafkah utama, bahkan ada yang menjadi tulang punggung keluarga.

Jadi berbicara soal keuangan rumah tangga tidak bisa lagi hanya bersandar pada paradigma lama yang terkesan sepihak. Dahulu, pembagian peran domestik dan ekonomi cenderung kaku. Sekarang makin dibutuhkan ruang dialog yang paling tidak setara dan lebih terbuka karena berbagai pertimbangan perubahan peran pasangan, agar tidak muncul kesenjangan peran maupun persepsi yang bisa menimbulkan ketegangan.

Salah satu kesalahpahaman umum dalam rumah tangga adalah menganggap keterbukaan keuangan sebagai ancaman terhadap privasi. Tidak sedikit pasangan yang merasa tabu membicarakan jumlah gaji, cicilan, utang, atau bahkan kebiasaan belanja mereka sendiri. 

Berpikir bahwa cinta cukup untuk menyelesaikan semua masalah -- termasuk soal finansial. Padahal, kejujuran dan transparansi justru menjadi pondasi penting dalam membangun kepercayaan.

Menyembunyikan penghasilan atau pengeluaran justru membuka pintu konflik. Di titik inilah, komunikasi menjadi kunci. Ketika satu pihak tidak merasa aman untuk terbuka, maka relasi yang seharusnya dilandasi cinta, bisa berubah menjadi ajang saling mengontrol.

mengatur keuangan bersama-mommies daily
mengatur keuangan bersama-mommies daily

Solusi Logis dan Tidak Mengada-ada

Bagaimana sebaiknya para pasangan mengambil sikap ketika harus memutuskan berbagi peran dan juga berbagi dompet?. Pasangan semestinya harus mulai mempertimbangkan masalah ini sebelum menikah. Meskipun sebenarnya hal itu tidak mudah, karena bisa menimbulkan kesalahpahaman. Tapi paling tidak membicarakan model keuangan seperti apa yang akan mereka jalani? Apa prinsip utama dalam mengatur uang bersama? Apakah penghasilan akan digabung, dibagi, atau ada sistem tersendiri?

Atau memilih tetap transparansi terhadap pasangan, tapi tanpa harus kehilangan privasi. Masing-masing pasangan tetap bisa punya dana pribadi selama kebutuhan bersama tidak diabaikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun