Mohon tunggu...
Rini Wulandari
Rini Wulandari Mohon Tunggu... belajar, mengajar, menulis

Guru SMAN 5 Banda Aceh http://gurusiswadankita.blogspot.com/ penulis buku kolaborasi 100 tahun Cut Nyak Dhien, Bunga Rampai Bencana Tsunami, Dari Serambi Mekkah Ke Serambi Kopi (3), Guru Hebat Prestasi Siswa Meningkat.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Skor Kosong-Kosong, Jaga Hati dan Kata Usai Maaf Terucap

1 April 2025   09:07 Diperbarui: 1 April 2025   09:07 443
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
memaafkan diri sendiri-jawa pos

saling memaafkan-popbela.com
saling memaafkan-popbela.com

Karena keihklasan memaafkan orang lain juga berkaitan dengan bentuk kita memaafkan diri sendiri yang bisa dilihat dari beberapa sudut pandang.

Pertama; Bersih Hati dan Diri. Sesuai makna Idul Fitri, memaafkan menjadi simbol pembersihan diri setelah menjalani sebulan penuh berpuasa. Puasa Ramadhan bukan hanya menahan lapar dan haus, tetapi juga menahan diri dari perbuatan buruk, perkataan kasar, dan emosi yang tidak terkontrol. Setelah bulan Ramadhan, kita diharapkan untuk kembali dalam keadaan bersih, dengan hati yang ringan. 

Memaafkan diri sendiri adalah bagian dari proses pembersihan ini—mengakui kesalahan yang telah dilakukan dan menerima bahwa kita adalah manusia yang tidak sempurna. Dengan memaafkan diri, kita memberi kesempatan bagi hati dan pikiran untuk menjadi lebih tenang dan damai, yang tentunya sejalan dengan makna Idul Fitri itu sendiri.

Kedua; Bangun Damai Batin. Memaafkan diri sendiri adalah salah satu cara untuk menciptakan kedamaian batin. Dalam tradisi ketimuran, ketika seseorang memohon maaf kepada orang lain, ada keyakinan bahwa itu adalah langkah untuk memulihkan hubungan yang mungkin terganggu. 

Tetapi memaafkan diri sendiri juga penting agar kita dapat hidup dalam kedamaian dengan diri sendiri. Jika seseorang tidak bisa memaafkan kesalahan atau dosa-dosanya sendiri, rasa bersalah dan penyesalan yang mendalam bisa membebani hati dan pikiran, menghalangi seseorang untuk berkembang atau menjadi pribadi yang lebih baik. Dengan memaafkan diri, kita memberi ruang untuk tumbuh dan memperbaiki diri.

Ketiga; Relasi dengan Tuhan. Allah mengajarkan tentang pentingnya memohon ampunan dan bertaubat atas dosa-dosa yang telah dilakukan. Allah Maha Pengampun, dan Dia memberikan kesempatan bagi umat-Nya untuk memperbaiki diri. 

Memaafkan diri sendiri juga berarti menerima bahwa kita telah berusaha untuk bertaubat, memperbaiki kesalahan. Tradisi Idul Fitri mengajarkan kita untuk menyambut hari kemenangan ini dengan rasa syukur dan kesadaran akan pentingnya hubungan yang baik dengan Tuhan, karena kita menyadari bahwa setiap manusia pasti memiliki kesalahan, tetapi selalu ada kesempatan untuk memulai kembali dengan niat yang tulus.

saling memaafkan-jawa pos
saling memaafkan-jawa pos

Keempat; Kurangi Beban Emosional. Beban emosional akibat perasaan bersalah atau penyesalan bisa menjadi penghalang bagi kebahagiaan seseorang. Memaafkan diri sendiri membantu membuat hati lebih ringan ketika kita bisa mengatasi rasa bersalah atau penyesalan yang mungkin masih ada di dalam diri.

Kelima; Proses Pembaruan Diri. Memaafkan diri sendiri adalah proses pembaruan diri. Seperti halnya kita memaafkan orang lain, memaafkan diri sendiri adalah cara untuk menghapus “skor kesalahan” yang menumpuk dan memulai lembaran baru. Tradisi ini mengajarkan pentingnya pertumbuhan pribadi.

Keenam; Tanggung Jawab Terhadap Diri Sendiri. Selain memohon maaf kepada sesama, kita juga diajarkan untuk introspeksi dan memperbaiki hubungan kita dengan diri sendiri. Mengakui kekurangan diri dan menerima bahwa kita layak mendapatkan kesempatan kedua adalah bagian dari proses ini. Tanpa memaafkan diri, kita sulit untuk bergerak maju dan mengatasi kesulitan yang ada dalam kehidupan.

Memaafkan diri sendiri sama tidak mudahnya dengan memaafkan orang lain. Bedanya karena konteksnya berkaitan dengan personal sehingga sering tidak terlihat dampaknya secara langsung dan kita abaikan. Dan momentum Idul Fitri bisa menjadi "alasan" kita untuk membaut skor kosong-kosong, bahkan dengan diri sendiri. Agar hidup bisa terasa lebih nikmat dijalani.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun