Mohon tunggu...
Rini Wulandari
Rini Wulandari Mohon Tunggu... Guru - belajar, mengajar, menulis

Guru SMAN 5 Banda Aceh http://gurusiswadankita.blogspot.com/ penulis buku kolaborasi 100 tahun Cut Nyak Dhien, Bunga Rampai Bencana Tsunami, Dari Serambi Mekkah Ke Serambi Kopi (3), Guru Hebat Prestasi Siswa Meningkat

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Benarkah Banyak dari Kita Ternyata "Nimbies"?

9 Januari 2024   12:17 Diperbarui: 11 Januari 2024   17:12 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi orang membuang sampah dari mobil sumber gambar GRID oto.com

Namun seperti kata James Clear seorang pengarang buku best seller, kita butuh cara-cara praktis untuk membangun kebiasaan yang kuat, mengubah kebiasaan yang buruk, dan akhirnya mencapai hasil yang diinginkan dari kebiasaan yang kecil terlebih dahulu.

Misalnya tidak membuang sisa permen karet sembarangan, gunakan kertas pembungkusnya sebagai tempat membuangnya nanti, sehingga simpan dulu lembaran kertas pembungkus permen karet karena bisa bermanfaat kemudian.

Atau menyimpan sampah kecil bekas bungkus permen, snack di kantong atau tas sebelum menemukan tempat sampahnya.

Menyediakan wadah sampah kecil bertutup dikendaraan sebagai tempat pembuangan sampah sementara agar kendaraan tetap bersih.

Melalui kebiasaan kecil itu bisa menumbuhkan dan membangun mindset putera-puteri kita, karena contoh baik pada hal-hal kecil akan menjadi bagian dari "proses" membantuk pola pikir positif dalam pengelolaan sampah kita. 

Termasuk ketika mereka berhadapan dengan masalah-masalah besar yang lebih kompleks dalam kehidupan mereka. Termasuk masalah sosial, sebagai bagian dari bentuk "kepedulian".

Orang tua yang dianggap berhasil umumnya selain dimulai dari membangun sikap disiplin, tegas,  juga memberi contoh langsung yang baik. 

Bayangkan jika kita memarahi anak gara-gara main game online di gadget, sementara kita sebagai orang tua seharian ayik bermain game di depan anak-anak, tentu menjadi contoh yang membingungkan. 

Meskipun alasan kita bisa saja, "nanti kalau sudah besar,, nanti kalau sudah bisa cari uang sendiri baru boleh main sesukanya".

Anak yang cenderung berperilaku meniru menganggap perilaku orang tuanya sebagai standar yang bisa diikuti. 

Tanpa kesadaran yang dibangun sejak awal dan dari hal-hal kecil, bahkan denda atau hukuman tak membuat orang jera membuang sampah sembarangn.

The Sun, di Inggris melaporkan denda yang harus dibayar oleh pelanggar yang membuang sampah sembarangan sebesar 150 Poundsterling atau sekira Rp2,89 juta. Angka nominal tersebut naik hampir 50 persen dari aturan sebelumnya yang mengharuskan pelanggar membayar 80 Poundsterling atau Rp1,5 jutaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun