Mohon tunggu...
Rini DST
Rini DST Mohon Tunggu... Ibu Rumah Tangga - Seorang ibu, bahkan nini, yang masih ingin menulis.

Pernah menulis di halaman Muda, harian Kompas.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Wanita dan Tanaman Hias 2021

14 Januari 2021   18:03 Diperbarui: 14 Januari 2021   18:05 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wanita dan Tanaman hias 2021. Desain oleh Rini DSR, menggynakan Canva. Gambar diambil dari Pixabay.

Wanita berakar di surga.

Dibawah telapak kaki seorang bunda.

Tanaman hias berakar di bumi.

Di haribaan Ibu Pertiwi.

*****

Wanita tumbuh.

Jiwa dan hati penuh imajinasi.

Tanaman hias tumbuh.

Daun dan bunga penuh aroma kaya warna-warni.

*****

Wanita menjadi cukup umur.

Bagaikan dataran siap dicangkul.

Tanaman hias dewasa.

Menjadi hiburan dan teman para wanita.

*****

Wanita pada masa pandemi covid-19.

Selalu taat dengan protokol kesehatan.

Tanaman hias masa pandemi covid-19.

Yang dedaunan banyak peminat.

*****

Wanita bersedih.

Tanaman hias menghibur

Tanaman hias bersedih.

Wanita merawat menjadi subur.

*****

Wanita menangis.

Ada bagian kehidupan tersakiti.

Tanaman hias menangis.

Mangapa harga mahal jadi ajang pilih kasih?

*****

Mengapa surga hanya di telapak kaki ibu?

Karena wanita sering dikoyak ketidakpastian.

Mengapa tanaman hias diserbu?

Karena menjanjikan seratus ribu per daun.

*****

Wanita menggerutu dalam hati.

Menjerit dalam dada.

Tanaman sebenarnya enggan jadi komoditi.

Tubuh dipenggal untuk barang dagang.

*****

Aku ingin bersama tanaman hias.

Yang banyak tertanam di surga.

Aku ingin bersama wanita.

Yang memelihara tanaman dari surga.

*****

Wahai wanita, apa sajakah tanaman surga?

Pisang, Bidara, Anggur, Zaitun dan Tin. 

Wahai tanaman penghias surga,  yang manakah mau beranak pinak di bumi?

Kami berlima, peliharalah,  jangan dicuri, dan jangan lakukan jual beli.

*****

Bumi Matkita,

Bandung, 14/01/2021.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun