Mohon tunggu...
Roro Asyu
Roro Asyu Mohon Tunggu... Freelancer - #IndonesiaLebihLemu

suka makan, suka nulis, suka baca, tidak suka sandal basah www.rinatrilestari.wordpress.com www.wongedansby.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mbethik

15 Agustus 2014   17:00 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:29 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Jenenge arek cilik, Pak," omonge Wiji pas kate budal turu.

"Iyo, makane diajari sing bener. Koen ojo mbengak-mbengok ae, ngunu iku ditiru anakmu."

"Lha kok malih aku sing salah. Lha mosok aku sing ngajari nguncali mercon iku mau. Wong aku lagi umbah-umbah..." omonge Wiji ora trimo.

"Yo gak ngajari dolenan mercone tapi ojo nesu-nesu ae. Sopo ngerti anakmu stress krungu koen nesu-nesu trus malih ngunu iku."

"Yo, aku maneh. Sesuk tak meneng ae. Ancen kae anakku dewe, nurun aku kabeh wis."

"Nesu, ngunu ae nesu."


"Embuh," omonge Wiji karo merem.

"Pijeti."

"Gah! Males."

"Yo wes, sesuk yo males kerjo. Turu ae enak."

"Yo gak popo, cek anakmu mangan boto."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun