Mohon tunggu...
Rina Susanti
Rina Susanti Mohon Tunggu... Penulis - Mama dua anak yang suka nulis, ngeblog dan motret. Nyambi jualan kopi dan jualan anggrek/tanaman hias. Bisa intip blog saya di www.rinasusanti.com

Mama dua anak, penulis lepas dan blogger. www.rinasusanti.com

Selanjutnya

Tutup

Book Artikel Utama

Rempah, Cita Rasa yang Melayarkan Ribuan Kapal

8 Januari 2023   13:40 Diperbarui: 8 Januari 2023   19:20 901
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rempah tidak hanya untuk memanjakan lidah ada mitos dan kepercayaan yang rasanya tidak masuk akal untuk ukuran jaman sekarang. Seperti misalnya aroma rempah yang disandingkan dengan aroma surgawi.

Buku Sejarah Rempah yang ditulis Jack Turner ini bergaya narasi santai, satire dan apa adanya sehingga untuk beberapa hal mengenai mitos rempah itu terasa jenaka sekaligus  mencengangkan.

Buku ini terdiri dari 7 Bab dan menceritakan dengan detail sejarah rempah dengan referensi cukup lengkap, dari naskah/manuskrip, buku, surat kuno, selain kunjungan penulis pada tempat-tempat yang memiliki sejarah yang berkaitan dengan rempah, salah satu tempat yang dikunjungi penulis adalah Kepulauan Maluku.

Cita rasa yang melayarkan ribuan kapal 

Tidak banyak yang mengetahui bahwa sebenarnya tujuan utama pelayaran Columbus adalah untuk mencari sumber rempah di Timur Jauh. Pada masa itu harga rempah di daratan Eropa sangat mahal karena melalui  rantai perdagangan yang cukup panjang. 

Rempah dibawa pedagang Arab dan India dari Timur Jauh, begitu sebutan orang Eropa untuk kawasan Asia penghasil rempah. Peradaban kaum muslim pada masa itu maju, sehingga para pedagang Arab bisa menjelajah hingga sampai benua Asia (terbukti dengan masuknya agama Islam di beberapa pesisir Indonesia pada abad   , yang dimulai dari perdagangan).

Pasca perang salib dan Spanyol dikuasai raja Ferdinand dan ratu Isabella, mendorong para penjelajah Eropa untuk menemukan sumber rempah dengan disponsori kerajaan. Terjadi persaingan antara Portugis dan Spanyol dalam mensponsori keberangkatan pada penjelajah. Kesuksesan Vasco Da Gama yang melayarkan kapalnya melewati Samudera Hindia, menginspirasi para penjelajah lain mengikuti jejaknya, diantaranya Columbus.

Sayangnya Columbus tidak pernah sampai ke Hindia, secara tidak sengaja menemukan benua Amerika dan mengira cabai adalah sejenis rempah. Columbus membawa pohon cabai, orang Indian, beberapa kulit kayu yang dikira kayu manis, batuan dan emas, sebagai bukti 'kesuksesannya' telah menemukan sumber rempah.

Buku-buku sejarah umumnya hanya mencatat beberapa kapal besar dan beberapa penjelalah yang sukses mengarungi   samudra, faktanya ribuan kapal dilayarkan dengan cerita perjalanan yang tragis. Bagaimana kapal dan para awaknya terlunta-lunta di lautan selama berbulan-bulan, kena penyakit hingga kematian demi rempah-rempah. Sampai segitunya ya? Itu juga yang ada dibenak saya saat membaca bagian awal buku ini.

Ya kalau sekedar rasa memang keterlaluan ya hahaha tapi ternyata bukan sekedar rasa, ada mitos, dan kepercayaan. Kalau udah bicara soal kepercayaan logis tidak logis tidak lagi jadi ukuran.

Pada bab 1 yang diberi judul Para Pencari Rempah, ulasan bagaimana para penjelajah mengarungi lautan dengan bekal pengetahuan seadanya tentang rempah, peta perjalanan dan kondisi wilayah yang dituju, bagi saya membaca bagian ini seperti membaca tulisan petualangan yang cukup mencengangkan. Pendek kata, modal nekat, nyali, ingin kaya  dan keingintahuan yang membuat penjelajah berani mengarungi bumi, luar biasa!

Biji Lada di Mumi Firaun

Salah satu misteri yang belum terpecahkan, dari mana biji lada yang ada dilubang hidung Mumi Firaun (raja Ramses II) karena lada tidak ditanam di daerah Mesir. Penelitian terhadap mumi menunjukkan jika rempah menjadi salah satu bahan yang digunakan untuk mengawetkan diantaranya  kayu manis, damar dan ketumbar. Isi perut mayat dibuang lalu dijejali aneka rempah agar mayat tidak busuk dan kulit mengering. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun