Mohon tunggu...
Rimayanti Z
Rimayanti Z Mohon Tunggu... widyaiswara - Praktisi Pendidikan

Pengajar walau bukan guru

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sarung untuk Abak

24 Mei 2020   11:34 Diperbarui: 27 Mei 2020   09:22 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Lebaran ini aku berencana pulang. Menemui dua manusia terkasih itu serta dua adikku. Dua sarung lumayan bagus sudah kubelikan untuk Abak dan Amak. Kubayangkan senangnya mereka memakai sarung itu pada saat shalat idul fitri.

Namun tuhan berkehendak lain. Situasi pandemi virus yang mematikan saat ini membuatku terpaksa mengurungkan niatku untuk pulang. Kupandang tiket yang telah kubeli jauh-jauh hari. 

Baru saja aku telpon beliau menggunakan telpon genggam adikku. Memberitahukan pembatalan kepulanganku. Kudengar suara optimis dari sana. Sembari mengabarkan kalau mereka dikampung baik-baik saja. Abak bahkan mengatakan tidak usah ketika kuberi tahu sudah mengirimi beliau belanja untuk lebaran.

"Tidak usah kirimi Abak, yang penting Zainal punya uang, hidup dirantau susah", kata beliau.

Aku berusaha meyakinkan Abak kalau itu memang sudah kuniatkan untuk mereka. Kapan lagi aku bisa menyenangkan mereka berdua. Jika Abak selalu menahan semua hempasan ombak dan terpaan angin untukku, mengapa aku harus mengadukan kesulitan yang kualami pada Abak. Ini belum seberapa. Belum sekeras derunya badai yang pernah membalikkan biduk Abak. Belum seganas kelilingan hiu yang membuat Abak tidak bergerak lebih kurang 2 jam ditengah lautan. sendiri, dan tidak pernah kami ketahui dari mulutnya. Teman-temannya sesama pelautlah yang kemudian bercerita. 

Kupandangi uang kertas dua puluh ribuan yang menggeletak di atas lemari plastik kamar kontrakanku. Itu adalah sisa uangku yang terakhir setelah semua pesangon kukirimkan ke kampung. 

Ya, habis lebaran aku tidak lagi bekerja. Perusahaan tempat aku mengabdi setahun ini mengalami kebangkrutan, aku dan semua karyawan lainnya di PHK. Abak tidak perlu tahu hal ini. Seperti yang beliau nasihatkan dulu, aku hanya akan mengadukan hal ini pada Allah, bukan pada Abak.

Dikejauhan sayup terdengar suara takbir. Kupandangi dua kain sarung yang masih terpasang mereknya. Seharusnya kain ini sudah melilit pinggang Abak dan Amakku.  Haruskah sarung ini kutukarkan dengan uang untuk menjadi penyambung hidupku besok?

(Bengkulu, Mei 2020)

1)Saluang Api = ruas bambu kecil menyerupai pipa yang digunakan untuk meniup api agar menyala

2)Abak = Panggilan pada ayah dalam Bahasa Minang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun