Mohon tunggu...
Dino  Rimantho
Dino Rimantho Mohon Tunggu... Dosen - Pemerhati lingkungan

Penikmat kopi yang simple dan ingin berbagi pengetahuan di bidang lingkungan hidup

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Limbah Makanan, Antara Kebutuhan dan Dampak yang Ditimbulkan

16 Maret 2021   11:15 Diperbarui: 16 Maret 2021   18:12 894
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi food waste atau limbah makanan.| Sumber: Shutterstock/EchelonIMG via Kompas.com

Era globalisasi memberikan warna tersendiri pada munculnya limbah makanan. Dengan adanya konektivitas antar wilayah di dunia membuat rantai pasokan bisa menjadi lebih panjang dan hampir dapat dipastikan makanan tersedia di mana-mana, misalnya apel amerika di Indonesia, mangga Indonesia ada di Australia sepanjang tahun. 

Panjangnya rantai pasokan makanan mulai dari pertanian sampai hadir di atas meja makan akan mengalami penurunan jumlah atau hilang dalam setiap tahapan perpindahan.

Secara umum, sisa makanan dan kehilangan makanan merupakan pengertian yang biasanya digunakan oleh khalayak umum yang memiliki perbedaan arti. Pada terminologi sisa makanan lebih mengarah pada produk-produk makanan yang dikonsumsi tetapi dibuang oleh konsumen, produsen serta distributor (agen).

Sebuah laporan yang dikeluarkan oleh badan Organisasi Pangan Dunia (FAO) menyampaikan bahwa hampir tidak ada perbedaan tentang volume limbah makanan yang dihasilkan antara negara industri maju maupun negara berkembang, di mana jumlah limbah yang dihasilkan berkisar antara 630 juta ton hingga 670 ton. 

Lebih lanjut, organisasi tersebut juga melaporkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan tentang bagaimana dan kerugian yang ditimbulkan oleh limbah makanan tersebut. 

Pada negara-negara berkembang, terjadinya kerugian lebih sering terjadi pada masa-masa awal proses pemanenan, di mana sekitar 83 persen makanan hilang pada proses produksi, penanganan, penyimpanan, dan pemrosesan. Hanya sebagian kecil yang hilang ketika berada di konsumen.

Terdapat pertanyaan yang cukup menarik untuk menjadi catatan terkait dengan hilangnya makanan saat proses produksi di pertanian. 

Beberapa hal yang diduga sebagai penyebab antara lain, kondisi iklim yang tidak menentu pada masing-masing wilayah, keterbatasan teknologi mulai saat proses penanaman hingga proses panen, serta belum adanya pemenuhan terhadap standar dari hasil produk pertanian. 

Selain itu, makanan juga mengalami kehilangan setelah pasca panen seperti proses handling, penyimpanan, dan proses transfer ke wilayah lainnya.

Pada permasalahan makanan yang menjadi limbah sering terjadi akibat tingginya jumlah volume makanan yang dimiliki pada negara-negara maju. Selain itu, terdapat faktror kebiasaan konsumen yang juga memberikan kontribusi penting terjadinya pemborosan makanan dalam aliran rantai pasok makanan.

Beberapa hal yang menjadi penyebab terjadinya limbah makanan antara lain, adanya konsep "all you can eat" pada beberapa restauran dan penawaran makanan "beli satu dapat satu". Hal ini berpotensi memengaruhi konsumen membeli lebih banyak makanan dibanding dengan kemampuan yang mereka makan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun