Kenyataan hanya butuh Waktu untuk membahasakan wujud aslinya.
Ia mesti melalui liku berupa prasangka, bias, duga, dan curiga.
Juga gelombang apriori, sangsi, dengki, dan benci.
Dari yang sudah-sudah, liku dan gelombang kepahitan itu akan menepi oleh waktu.
Tanpa digiring, dan dengan sendirinya.
Dan selama belum tiba waktunya, lapang dadaku ini untukmu.
Untuk kalian semua, dan semoga senantiasa.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!