Andai rindu bisa jadi kertas,
Aku sudah menulis ribuan puisi.
Tentang matamu yang selalu jadi halaman pertama,
Dan suaramu yang menutup setiap bait dengan titik sunyi.
Rindu ini tak pernah habis ditulis,
Setiap malam melahirkan satu sajak baru.
Setiap ingatan menetes jadi tinta biru,
Mewarnai kertas hati yang tak kunjung kering.
Aku menulis bukan untuk dibaca,
Tapi untuk bertahan.
Sebab setiap kata yang kutulis tentangmu,
Adalah cara paling tenang untuk tidak runtuh.
Andai rindu bisa jadi kertas,
Mungkin dunia sudah penuh dengan namamu.
Tapi aku tak akan berhenti menulis.
Karena selama aku masih merindukanmu,
Aku masih punya alasan,
Untuk tetap hidup dengan semangat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI