SDM belum dilatih sebagai agen perubahan, ketika zaman berganti, meliputi budaya kerja dan visi-misi yang harusnya ikut berganti, masih banyak yang belum bisa beradaptasi secara cepat.Â
SOP yang belum diperbarui yang menghasilkan pelayanan tetap lambat,
Budaya kerja "birokrat" yang belum mendukung citra baru seiring laju bonus demografi Indonesia yang diisi oleh kaum-kaum muda, maka publik justru semakin skeptis. Rebranding hanya dianggap "lip service".
Kurangnya Narasi Positif yang Konsisten
Teori Spiral of Silence (Noelle-Neumann, 1974) menjelaskan bahwa orang cenderung diam jika pandangannya berbeda dari opini dominan. Maka, pasien yang sebenarnya puas dengan layanan RS pemerintah sering enggan bersuara, karena cerita negatif lebih dominan di media sosial dan ruang obrolan.
Minimnya Komunikasi Publik Terstruktur
Banyak RS pemerintah masih bergantung pada komunikasi satu arah walau saat ini sudah terdapat perubahan signifikan dimulai dari tampilan warna dan fitur disabilitas. Website dan media sosial layak jendela yang dilihat masyrakat, sebanyak apapun konten foto-video, namun tetap harus ada nilai-nilai komunikasi dua arah yang konsisten seperti testimoni pasien baik positif dan negatif di ragam platform. Padahal menurut Teori Two-Step Flow (Katz & Lazarsfeld, 1955), pesan efektif disampaikan melalui opinion leader---bisa dari pasien publik figur, dokter senior, atau bahkan tokoh lokal. Sayangnya, pendekatan ini jarang dimaksimalkan.
Jika hal ini diterapkan, sebenarnya dapat meningkatkan kemajuan dari segi ketertinggalan. Beberapa rumah sakit milik pemda dki Jakarta hingga di tahap puskesmas sudah menerapkan layanan "mediasi" terhadap pasien yang memiliki pengalaman buruk selama pengobatan. Secara langsung melaporkan perkembangan aduan secara struktural dan konsisten dalam 1 hari. Pasien puas, kepuasan terhadap layanan meningkat. Tak heran beberapa rumah sakit milik pemda dki jakarta memiliki rating yang baik dibandingkan rumah sakit tipe A non pemda. Rebranding yang dibuat pemda dki bisa dikatakan lebih optimal.Â
Mengapa RS Plat Merah Tidak Bisa Secepat RS Swasta dalam Rebranding?
Mari bandingkan dengan salah satu rumah sakit yang berhasil rebranding, RS swasta seperti Awal Bros menjadi RS Mandaya bisa menjadi studi kasus yang relevan. Mereka berhasil rebranding karena memiliki: