Mohon tunggu...
Rijo Tobing
Rijo Tobing Mohon Tunggu... Novelis - Novelis

Penulis buku kumpulan cerpen "Randomness Inside My Head" (2016), novel "Bond" (2018), dan kumpulan cerpen "The Cringe Stories" (2020) dalam bahasa Inggris. rijotobing.wordpress.com. setengah dari @podcast.thechosisters on Instagram.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Sekali Menulis Dua Ribu Kata, Bagaimana Bisa?

23 Oktober 2020   22:41 Diperbarui: 23 Oktober 2020   22:51 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pembagian ide menjadi paragraf-paragraf atau poin-poin saya lakukan berdasarkan naluri. Begitu satu ide dalam satu paragraf selesai, saya pindah ke paragraf berikutnya. Jika ada beberapa hal yang saya ingin sampaikan, saya bagi ke dalam poin-poin. Pokoknya tulis dulu apa adanya, kombinasikan hasil dari mengolah otak dan hati.

Dalam tiga hari tersebut saya mencatat, dalam 30 menit saya bisa menulis 900 sampai 1.000 kata. Jika saya memiliki waktu lebih untuk menyunting, maka saya akan meluangkan 15 menit (1 part) saja.

Jika saya belum selesai memaparkan ide dan saya masih punya waktu luang, saya akan mencatat berapa kata yang saya bisa tulis dalam 30 menit, terus menulis, dan di akhir mencatat berapa total waktu untuk menyelesaikan tulisan itu beserta total jumlah kata.

Itu yang saya lakukan selama 20 hari pada bulan September dan pada akhir bulan saya mencatat total 40 ribuan kata untuk tulisan fiksi dan nonfiksi.

Satu catatan penting dari challenge yang saya kerjakan adalah 30 menit merupakan waktu yang paling efektif dan efisien untuk menulis 900-1.000 kata. Lebih dari itu, kecepatan saya akan menurun menjadi sekitar 1.500-1.600 kata per 60 menit, atau hanya 2.500-2.700 kata per 120 menit.

Apa pasal? Lewat dari 30 menit saya akan sangat tergoda untuk menyunting tulisan saya di tengah-tengah menulis. Alih-alih menyelesaikan tulisan, saya malah sibuk memperbaiki pemilihan kata dan struktur kalimat di sana-sini, sehingga menit demi menit terbuang begitu saja.

Butuh tekad yang kuat untuk menulis dulu, menyunting kemudian (sesuai dengan alokasi waktu yang sudah disediakan, tidak lebih dan tidak kurang).

3. Berlatih dengan disiplin dan konsisten sesuai dengan kerangka

Latihan saya selama 20 hari pada bulan September tak jarang keluar dari kerangka yang saya tetapkan sebelumnya. Awalnya saya bertekad, saya hanya memiliki 30-60 menit dalam sehari untuk menulis. Namun keasyikan menulis, perasaan "tanggung nih, tinggal dikit lagi", membuat saya sering melanggar aturan yang saya buat sendiri.

Tak jarang 60 menit itu merenggang menjadi 120 menit, apalagi untuk tulisan fiksi. Memang pada bulan lalu saya mulai menulis 3 bab pertama untuk sebuah novel baru, dan rasanya sayang jika tulisan dihentikan di tengah-tengah hanya karena alarm HP berbunyi.

Betul, saya bisa mendapat lebih dari 2.000 kata dalam kurun waktu tersebut, tapi bukan itu yang menjadi komitmen saya di awal, 'kan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun