Mohon tunggu...
Rifqi Rohganda
Rifqi Rohganda Mohon Tunggu... Graduate Nusantara Business Institute Majoring In Communication Science of Broadcasting Study Program

Author's hobby • As a nation rich in culture and tradition I believe that cultural literacy plays an important role in strengthening national identity.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kepercayaan Yang Tidak Bisa Kita Buktikan Dalam Pola Albert Einstein

17 September 2025   11:42 Diperbarui: 17 September 2025   15:40 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam metode pola yang tak terbayangkan ini menjelaskan bagaimana segala sesuatu atau saling berhubungan bagaimana seharusnya tindakan kita dan apa yang harus dan tidak boleh kita lakukan. Namun apakah pola-pola itu mencegah kita melihat segala sesuatu sebagaimana adanya?

Pada abad ke-18 Adam Smith mengingatkan kita akan bahagia apabila kita dihanyutkan oleh sistem yang abstrak. Dua abad kemudian Albert Einstein menerima Nobel karena menyadari pola-pola dan sistem yang logis pada hakikatnya adalah persoalan keyakinan. Sejahrawan sains dan fileur Thomas Kuhn berhujah biasanya sains hanya berfungsi meneguhkan pola-polanya dan bereaksi masa bodoh apabila sebagaimana yang sering terjadi pola-pola itu tidak sejalan dengan realitas. Boleh jadi bukan wawasan ini yang membuatnya menerima Nobel, namun justru itulah yang membuatnya mendapat gelar profesor dari sebuah Universitas Elite.

Tidak jarang kita berkeyakinan kuat terhadap pola-pola yang kita anggap berstatus realitas, contoh tepatnya adalah bukti ontologis tentang eksistensi Tuhan, yang dieksplorasi Kant dalam falsafahnya, ia berpendapat jika kita sanggup membayangkan wujud sempurna Tuhan dia pasti ada. Penerimaan pola sebagai realitas juga bisa ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, contohnya jika kita diberi tahu umat manusia itu serakah dan egoistis pola perilaku ini mungkin saja terinternalisasi dan ditiiru (tanpa disadari).

Yang Diketahui Orang Tentang Kita

Kita tidak bisa benar-benar mengenal kepribadian kita secara utuh, namun kita bisa menyadari bagaian kepribadian mana yang kita tempatkan kepada dunia. Jendela Johari ("Johari" berasal dari singkatan nama pertama penemuannya yaitu Joseph Luft dan Harry Ingham) mereka ialah salah satu pola yang paling menarik untuk menggambarkan interaksi manusia. Sebuah jendela berkisi empat mewakili empat jenis kesadaran personal.

  • Kuadran ini menggambarkan karakteristik dan pengalaman yang kita sadari sebagai bagian dari diri kita dan sesuatu yang ingin kita sampaikan kepada orang lain.
  • Kuadran "tersembunyi" ini menggambarkan hal-hal yang kita ketahui tentang diri kita, tetapi tidak ingin kita tampakkan kepada orang lain. Ukurannya berkurang seiring semakin tingginya jalinan kepercayaan yang kita bangun dengan orang lain.
  • Ada hal-hal yang tidak kita ketahui tentang diri kita, tetapi dilihat jelas oleh orang lain. Dan ada hal-hal yang kita anggap menggambarkan diri kita dengan jelas, tetapi diterjemahkan secara berbeda-beda oleh orang lain. Dalam kuadran ini tanggapan bisa mencerahkan tetapi juga menyakitkan.
  • Ada aspek dalam diri kita yang tersembunyi dari kita maupun orang lain. Dengan kata lain, kita lebih komplek dan multifaset ketimbang yang kita kira. Dari waktu ke waktu, sesuatu yang misterius muncul ke permukaan dari alam bawah sadar kita misalnya dalam mimpi.

Pilihlah kata-kata sifat (ceria, tidak bisa diandalkan, dll) yang menurut kita mewakili diri kita dengan baik. Kemudian mintalah kepada orang lain (teman maupun kolega) untuk memilih kata sifat yang mewakili diri kita sendiri. Masukanlah kata sifat itu ke dalam ksi jendela yang sesuai. Cobalah latihan ini bersama pasangan kamu, adakah hal-hal tentang pasangan yang kita harap tidak pernah kamu ketahui? Dan kepribadian kita manakah yang kamu harap tidak diketahui oleh pasangan kamu?

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun