Mohon tunggu...
Rifki Feriandi
Rifki Feriandi Mohon Tunggu... Relawan - Open minded, easy going,

telat daki.... telat jalan-jalan.... tapi enjoy the life sajah...

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Davos, Bali dan Tumor Batak itu

21 September 2021   15:27 Diperbarui: 21 September 2021   15:39 827
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menarik bukan?

Bukan menarik sih. Lebih tepatnya mah amazing pisan. Sebuah bentang alam, gunung dan danau yang begitu kaya dengan latar belakang sejarah, yang nota bene mengubah bumi, mengubah peradaban dunia. Dan itu ternyata ada di Indonesia. Dan itu, most definitely, adalah HARTA KEKAYAAN yang tidak dimiliki oleh bangsa lain, kecuali Indonesia.

Tapi ya, harta kekayaan unik dan satu-satunya itu tidak akan berarti kalau tidak "dijual". "Dijual" bukan dalam arti harfiah, tetapi dipromosikan untuk kebaikan dan kemaslahatan bangsa, negara dan warganya. Selama ini, harta kekayaan itu dibiarkan terpendam. Akan terus terpendam jika kita tidak menyadarinya. Makanya kita bangun untuk mengolahnya. Untuk dijadikan apa? Di sinilah muncul satu kota di benak. Davos. Iya, "biar kayak Davos gitu".

Meniru Davos. Bolehkah?

Davos adalah sebuah kota kecil di pegunungan Alpen di Swis, yang populer dengan resort ski dan terkenal sebagai tuan rumah World Economic Forum. Nama Davos begitu terkenal karena menjadi tempat konferensi lembagai dunia itu yang dihadiri pemimpin-pemimpin dunia. Keterkenalan yang kemudian membuat orang-orang di seluruh dunia tahu dan mencari tahu. Berujung Davos menjadi lebih populer sebagai tujuan wisata.

Hotel tempat meeting Davos | foto: Phaidon.com
Hotel tempat meeting Davos | foto: Phaidon.com

Dan itulah yang muncul di benak penulis. Toba bisa dijadikan semacam Davos. Sebagai tempat untuk forum meeting tingkat dunia. Meeting, incentive, convention dan exhibition. Skala dunia. Sehingga suatu saat orang-orang di dunia bisa nyeletuk:  MICE DI Indonesia Saja.

Tapi Davos kan beda dengan Toba? Davos mah indah, gunung Kawasan Alpen, dengan salju putih dan resort-resort menawan. Sementara itu, Toba. Apa yang dibanggakan?

Deuh, kalo ada yang bertanya gini pengen rasanya nampol. Justru itu, karena berbeda dengan Davos itulah, Indonesia bisa menjual daya tarik Toba.  Apanya yang menarik jika Toba sama dengan Davos. Kita, negara dengan julukan Wonderful Indonesia, itu memiliki banyak hal yang dijual. Dan jangan berpikir bahwa para wisatawan itu selalu mengejar suasana indah bersalju seperti di Davos. Itu mah kita saja, sebagai wisatawan dari daerah tropis. Coba tanyakan kepada wisatawan dari negara sub-tropis. Inggris misalnya. Mereka pasti mencari tempat wisata yang penuh dengan sinar mentari.  Yang hangat dan sehat. Itu ada di Indonesia. Juga di Toba. Coba tanyakan kepada wisatawan dari negara panas bergurun. Negara Timur Tengah atau Australia misalnya. Mereka pasti mencari tempat wisata yang hijau, segar penuh pepohonan, sungai jernih yang berkelok, gemericik air dan gemuruh air terjun. Itu ada di Indonesia. Juga di Toba.

Sunset di Toba | foto: kemenparenkraf.go.id - Shutterstock/franshendrik Tambunan
Sunset di Toba | foto: kemenparenkraf.go.id - Shutterstock/franshendrik Tambunan

Jadi, bukan hal yang muluk-muluk untuk meniru Davos itu. Toba memiliki semua itu. Kalau Davos katanya lebih seru dijangkau dari bandara terdekat dengan kereta api, Toba malah memiliki bandara yang dekat dengan lokasi. Menurut teman yang pernah ke sana, dari pesawat saja kita sudah bisa melihat keindahan Toba yang luar biasa. Ditambah perjalanan dengan mobil atau bis ke tempat tujuan, pemandangannya asli menawan. Terbayang jika kemudian Toba mengembangkan moda transportasi ramah wisatawan, semisal open double decker, bus tingkat yang terbuka. Sangat menarik bukan. Apalagi jika ditambah dengan kendaraan yang dipakai adalah yang ramah lingkungan. Sudah deh, jempol.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun