Mohon tunggu...
Rifki Feriandi
Rifki Feriandi Mohon Tunggu... Relawan - Open minded, easy going,

telat daki.... telat jalan-jalan.... tapi enjoy the life sajah...

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Davos, Bali dan Tumor Batak itu

21 September 2021   15:27 Diperbarui: 21 September 2021   15:39 827
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai seseorang yang telat jalan-jalan dan telat mendaki gunung, ada dua gunung yang masih belum sempat didaki dan masih sangat ingin didaki. Dua-duanya kurang lebih punya sejarah yang sama. Tambora dan Toba.  Gunung Tambora sangat menarik mengingat perjalanan pendakiannya katanya cukup panjang. Sementara Toba, murni karena sejarahnya.  Letusan terdahsyat di bumi selama ini. Dari sebuah permukaan bumi, yang konon bernama Tumor Batak.

Hah? Tumor? Bercanda kau.

Suwer. Saya juga kaget bacanya. Jarang sekali mendengar daerah Toba dahulunya bernama Tumor Batak. Tumor gitu loh, kesannya menghina atau gimana gitu. Tapi, ya kita harus open minded, berpikiran terbuka. Kita lihat saja referensinya yuk.

Tumor Batak itu

Ilustrasi letusan toba | foto: intisari
Ilustrasi letusan toba | foto: intisari

Sebuah referensi saya baca. Dari tulisan pakar geologi dan aktivis Geotrek Indonesia. Awang H. Satyana, Ridwan Hutagalung dan Ummy Latifah. Dari makalah yang disampaikan di HAGI (Himpunan Ahli Geofisika Indonesia) - IAGI  (Ikatan Ahli Geologi Indonesia) Joint Convention Medan 2013. Dengan judul "Supererupsi Toba 74.000 Tahun yang Lalu: Katastrofi Geologi dan Kepunahan Massa". Di sana disebutkan bahwa "Gunungapi dan Danau Toba terjadi di puncak suatu kulminasi geologi di Sumatra Utara yang disebutnya Kulminasi Batak atau Tumor Batak, yaitu suatu dataran tinggi menonjol sendiri di Sumatra Utara berukuran 150 x 275 km". Bayangkan luasan Tumor Batak itu (41,250km2) itu ya gak jauh dengan luasan Negara Belanda (41,850km2).  Dan 74 ribu tahun lalu, Tumor Batak itu meletus dahsyat. Sangat dahsyat sehingga disebut letusan megakolosal, dan mencapai indeks ledakan di atas maksimum. Ledakan itu memuntahkan material 2800km3 ke ketinggian 40km. Menutupi area seluas 4juta km2. Mengurangi transmisi sinar matahari hingga tersisa 0.001-10%. Menyebabkan 6-10 tahun zaman es diikuti 1000 tahun periode dingin. Dan membunuh 90% manusia saat itu. Katastrofe. Yang seperti artinya: malatepataka besar yang datang secara tiba-tiba. Atau perubahan cepat dan mendadak pada permukaan bumi.

Perbandingan erupsi magma | foto: usgs.gov
Perbandingan erupsi magma | foto: usgs.gov

Dahsyat.

"Erupsi Toba merupakan letusan gunungapi terbesar di dunia paling tidak dalam 28 juta tahun terakhir".

Untuk gambaran kuat ledakannya, bayangkan saja satu bon atom Hiroshima dikali 21 juta. Iya, setara 21 juta bom atom Hiroshima atau setara 0.42 juta megaton TNT. Dan yang menarik, ledakan mega kolosalnya telah berhasil membuat kaldera super besar, seluas 100km x 30 km , dengan tinggi tebing yang curam mengelilingi, berketinggian 400-1200m. Selain itu, di tengah danau pun muncul sebuah pulau yang kemudian disebut Samosir. Padahal, menurut makalah tersebut, Pulau Samosir bukanlah pulau yang baru muncul, melainkan runtuhan dari Puncak Toba yang kemudian "terangkat kembali akibat aktivitas tekntonik dan magmatic setelah letusan Toba".

Proses munculnya Samosir | foto: makalah Awang H Satyana
Proses munculnya Samosir | foto: makalah Awang H Satyana

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun